Analisis Isi Fatwa ANALISA PERBANDINGAN FATWA
58
Numan bin Basyir] berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda-sambil ia mengisyaratkan dengan dua jari
tangannya ke arah dua telinganya-: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, di antara yang halal dan yang haram ada
perkara-perkara syubhat yang kebanyakan manusia tidak mengetahui, apakah ia termasuk halal ataukah haram. Maka barangsiapa
meninggalkan syubhat, berarti dia telah menjaga kehormatan dan agamanya. Dan barangsiapa terjerumus di dalamnya maka dikawatirkan
ia akan terjerumus dalam perkara haram. Siapa yang mengembala di sekitar daerah terlarang, maka dikawatirkan ia akan terjerumus di
dalamnya. Sesungguhnya setiap raja itu memiliki daerah terlarang, dan daerah terlarang Allah adalah hal-hal yang terlah diharamkan-Nya.
HR. Ahmad No.17645.
Dalam fatwanya, MUI juga melihat bahwa perayaan Natal Bersama disalahartikan oleh sebagian umat Islam dan “disangka sama dengan perayaan
Maulid Nabi Muhammad Saw”. Karena salah pengertian itu, ada sebagian umat Islam ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal. Padahal, ,
perayaan Natal bagi umat Kristen adalah ibadah. Bahkan perayaan tersebut merupakan ajaran yang bathil dalam meyakini bahwa Nabi Isa adalah sebagai
tuhan yang dalam hal ini MUI berdalil:
4
QS. Maryam [19]: 30-32
اًي۹ن ينلعجݔ ۶اتْ݃لا يناتآ هڰللا ْܑ۹ع يڲنإ ݄اق ٠٣
ܔا۹م ينلعجݔ تْنك ام نْيأ اك
اًيح تْمد ام ۺاكڰܗلاݔ ۺالڰصلاب يناصْݔأݔ ٠
اܔاڰ۹ج ينْلعْجي ْملݔ يتܑلاوب اًربݔ اًيقش
٠
ميرم 30-32 : 19
Artinya: “Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al
Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan
Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup. Dan Dia memerintahkan aku berbakti kepada
4
W.Herbert Amstrong dan Masyhud, Misteri Natal Sebuah Kritik dari Tokoh Kristen Internasional, Surabaya: Pustaka Dai, 1994, h.29.
59
ibumu Maryam dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”
QS. Al-Maidah 5 : 75
هڱمأݔ لسڱرلا هلْ۹ق ْنم ْتلخ ْܑق ݄وسܔ اڰلإ ميْرم نْبا حيسْلا ام الكْأي اناك ۻقيڲܑص
و݃فْۭي ݗڰنأ ْرظْنا ڰمث ۼاي۩ْلا مݓل نڲي۹ن فْيك ْرظْنا ݈اعڰطلا
۵܌ئ݆ۤلا 75 : 5
Artinya: “Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rosul yang
sesungguhnya telah lahir sebelumnya beberapa Rosul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan
sebagai manusia. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka ahli Kitab tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian
perhatikanlah bagaimana mereka berpaling dari memperhatikan ayat-
ayat Kami itu.” Q.S Al Baqarah 2: 285
ه۹تكݔ هت݃ئالمݔ هڰللاب نمآ ٌلك ونمْْۭلاݔ هڲبܔ ْنم هْيلإ ݄ܗْنأ اب ݄وسڰرلا نمآ انْعطأݔ انْعس اولاقݔ هلسܔ ْنم ܑحأ نْيب ܼڲرܻن ال هلسܔݔ
كْيلإݔ انڰبܔ كنارْܻغ ريصْلا
۵رق۴لا
285
: 2
Artinya: “Rasul Muhammad telah beriman kepada Al-Qur’ân yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya dan Rasul-Nya. Mereka mengatakan: Kami tidak membeda- bedakan antara seseorang pun dengan yang lain dari Rasul-rasulnya
dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami taat. Mereka berdoa Ampunilah Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali.” Ayat di atas merupakan petunjuk bahwa ummat Islam harus mengakui
kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas:
5
2. Fatwa Ulama Lembaga Fatwa Mesir
5
Mohammad Aly Ash Shabuny, Pengantar Study Al- Qur’an, Bandung: PT.Alma’arif,
1996, h. 46.
60
Fatwa yang dikeluarkan oleh Ulama Lembaga Fatwa Mesir berbeda dengan model fatwa yang dikeluarkan dengan MUI, karena fatwa yang dikeluarkan oleh
Lembaga Fatwa Mesir merupakan fatwa yang dikeluarkan oleh seorang mufti atas pertanyaan dari seorang Mustafti Peminta Fatwa terkait dengan Perayaan Natal.
6
Sehingga tentunya model fatwa juga dilatar belakangi oleh situasi individual seorang muslim. Dimana hampir semua pertanyaan masyarakat muslim yang
diajukan terkait dengan perayaan natal diperbolehkan oleh Ulama Lembaga Fatwa Mesir. Dimana salah satu dalil yang digunakan oleh Lembaga Fatwa Mesir
adalah: Q.S Al-Baqarah 2: 83:
ݗبْرقْلا ݘܒݔ اناسْحإ نْيܑلاوْلابݔ هڰللا اڰلإ ݔܑ۹ْعت ال ليئارْسإ ينب ܼاثيم انْذخأ ْܒإݔ ݗماتيْلاݔ
ْمتْيڰلوت ڰمث ۺاكڰܗلا اوتآݔ ۺالڰصلا اويقأݔ انْسح ܘاڰنلل اولوقݔ نيكاسْلاݔ وضرْعم ْمتْنأݔ ْمْ݃نم اليلق اڰلإ
۵رق۴لا
83 : 2
Artinnya :”Dan ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu:
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak
memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu
selalu berpaling” Ayat di atas dalam
Tafsîr Ibnu Katsîr
pada hakikatnya menjelaskan bahwa perbuatan baik yang dialakukan oleh seorang Muslim juga harus dilakukan
kepada Non-Muslim dengan tanpa mencampuradukan urusan akidah, karena ikut
6
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam , Jakarta: Ichtiar Baru 2006, h.65
61
serta dalam perayaan Natal bukan serta merta menggabungkan antara akidah Agama Islam dengan akidah agama lainnya, dimana hal tersebut merupakan
bagian dari ajaran Agama Islam untuk berlaku adil dan baik kepada sesama.
7
Argument tafsir tersebut juga sama digunakan terhadap dalil yang digunakan Lembaga Fatwa Mesir yaitu:
Allah juga memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada orang lain, dengan firmanNYA:
Q.S An-Nahl 16: 90 :
هڰللا ڰإ رْ݃نْلاݔ ءاشْحْܻلا نع ݗݓْنيݔ ݗبْرقْلا ݘܒ ءاتيإݔ اسْحإْلاݔ ْܑ݄عْلاب رمْأي
ݔرڰكذت ْم݃ڰلعل ْم݃ظعي يْغ۹ْلاݔ
لح݊لا
90 : 16 Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”
Allah tidak melarang kita untuk menjaga hubungan baik dengan non- Muslim, bertukar hadiah atau atau perbuatan-perbuatan baik lainya.
8
Allah SWT berfirman:
QS. Mumtahanah 60: 8:
ْأ ْمكܔايد ْنم ْمكوجرْي ْملݔ نيڲܑلا يف ْمكولتاقي ْمل نيذڰلا نع هڰللا مكاݓْني ال هڰللا ڰإ ْمݓْيلإ اوطسْقتݔ ْمهݔڱر۹ت
نيطسْقْلا ڱبحي
۶݊حت݆݆لا 8: 60
Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan
7
Isma’il bin Umar bin Katsîr ad-Dimsyâqi Abu Fida, Tafsîr Ibnu Katsîr, Beirut Lebanon: Dar al-Fikr, 1401 H,Jilid IV, h. 341
8
Isma’il bin Umar bin Katsîr ad-Dimsyâqi Abu Fida, Tafsîr Ibnu Katsîr, h. 245
62
tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-oran
g yang berlaku adil”
3. Fatwa Ulama Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi
Keberadaan Arab Saudi sebagai Negara Agama Islam tentu sangat mempengaruhi eksistensi keberagaman agama di negara tersebut, tak terkecuali
terhadap perayaan hari raya agama selain Agama Islam.
9
Natal misalnya, di Arab Saudi perayaan Natal tidak hanya dilarang bagi pemeluk Agama Islam, namun
juga perayaan Natal diluar rumah bagi pemeluk agama Kristiani juga menjadi suatu hal yang dilarang di Negara yang dijuluki Tanah Haram tersebut.
Latar belakang Arab Saudi sebagai Negara Islam menjadi salah satu pemicu mengapa ulama di Arab Saudi mengharamkan perayaan Natal, namun demikian
ada beberapa hal lain yang melatar belakangi pengharaman perayaan Natal melalui fatwa Ulama Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi
yang ternyata tidak hanya mengharamkan bagi Muslim untuk merayakan Natal namun juga fatwa lembaga tersebut melarang umat Muslim mengucapkan
Selamat Natal kepada umat Kristiani dengan alasan bahwa mengucapkan selamat pada hari raya orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan dengan dalil:
QS. Az Zumar 39: 7:
الݔ ْم݃ل هضْري اݔرْ݃شت ْإݔ رْْܻ݃لا ݐدا۹عل ݗضْري الݔ ْمْ݃نع ٌينغ هڰللا ڰإف اݔرْܻ݃ت ْإ ܔܗت
ْܖݔ ۺܔܖاݔ ܔݔܑڱصلا ۼاذب ميلع هڰنإ ولْعت ْمتْنك اب ْم݃۳ڲ۹نيف ْم݃عجْرم ْم݃ڲبܔ ݗلإ ڰمث ݖرْخأ ܔ
رمܒلا
7: 39
9
Ajid Thohir, Perkembangan Islam di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,; 2002, Cet I, h.77
63
Artinya: “Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan iman mu
dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan
seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa
yang tersimpan dalam dada mu” Dalam
Tafsîr Ibnu Katsîr
ayat tersbut menggambarkan, ketika mengucapkan selamat kepada ajaran kafir berarti seseorang itu setuju dan ridho dengan syiar
kekufuran yang mereka perbuat.
10
Meskipun mungkin seseorang tidak ridho dengan kekufuran itu sendiri, namun tetap tidak diperbolehkan bagi seorang
muslim untuk ridho terhadap syiar kekufuran atau memberi ucapan selamat pada syiar kekafiran lainnya karena Allah Ta’ala sendiri tidaklah meridhoi hal
tersebut.
11
Allah Ta’ala juga berfirman: QS. Al Maidah 5: 3
ۻقنْنْلاݔ هب هڰللا رْيغل ڰلهأ امݔ ريܗْنْلا مْحلݔ ݈ڰܑلاݔ ۻتْيْلا مْ݃يلع ْتمڲرح ڰلإ ع۹ڰسلا لكأ امݔ ۻحيطڰنلاݔ ۻيڲدرتْلاݔ ۺܒوقْوْلاݔ
بصڱنلا ݗلع حبܒ امݔ ْمتْيڰكܒ ام ا الف ْم݃نيد ْنم اݔرܻك نيذڰلا س۳ي ْ݈ويْلا قْسف ْم݃لܒ ݈الْܖأْلاب اوسْقتْست ْأݔ
ݔ يتْعن ْمْ݃يلع تْْتأݔ ْم݃نيد ْم݃ل تْلْكأ ْ݈ويْلا ْوشْخاݔ ْمهْوشْت م݃ل تيضܔ
ميحܔ ܔوܻغ هڰللا ڰإف مْثإل فناجتم رْيغ ۻصْم يف ڰرطْضا نف انيد ݈الْسإْلا
۵܌ئ݆ۤلا
3: 5 Artinya:
“Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
10
Isma’il bin Umar bin Katsîr ad-Dimsyâqi Abu Fida, Tafsîr Ibnu Katsîr, h.91
11
Isma’il bin Umar bin Katsîr ad-Dimsyâqi Abu Fida, Tafsîr Ibnu Katsîr, h.106
64
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala. Dan diharamkan juga mengundi
nasib dengan anak panah, mengundi nasib dengan anak panah itu adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
mengalahkan agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” QS. Al Maidah 5: 2:
ܑئالقْلا الݔ ݘْܑݓْلا الݔ ݈ارحْلا رْݓڰشلا الݔ هڰللا رئاعش اوڱلحت ال اونمآ نيذڰلا اݓڱيأ اي ف وغتْ۹ي ݈ارحْلا تْي۹ْلا نيڲمآ الݔ
اݔداطْصاف ْمتْللح اܒإݔ اناوْضܔݔ ْمݓڲبܔ ْنم الْض ݗلع اونݔاعتݔ اݔܑتْعت ْأ ݈ارحْلا ܑجْسْلا نع ْمكݔڱܑص ْأ ْ݈وق ۩نش ْم݃ڰنمرْجي الݔ
ݔ اݔْܑعْلاݔ مْثإْلا ݗلع اونݔاعت الݔ ݖوْقڰتلاݔ ڲر۹ْلا ۶اقعْلا ܑيܑش هڰللا ڰإ هڰللا اوقڰتا
۵܌ئ݆ۤلا
2 : 5 Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar- syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan mengganggu binatang-binatang had-ya, dan binatang- binatang qalaa-id, dan jangan pula mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian mu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-
Nya” Dalam
Tafsîr ath-Thabari
berdasarkan kedua ayat di atas tidak boleh umat Muslim bekerjasama dengan orang-orang Nashrani dalam melaksanakan hari raya
mereka karena hari raya merupakan bagian dari peribadatan. Hal ini diharamkan
65
karena juga dapat membuat mereka semakin bangga dengan jumlah mereka yang banyak.
12
Di samping itu pula, hal ini termasuk bentuk tolong menolong dalam berbuat dosa.
13