Sejarah Perayaan Natal PENGERTIAN SEJARAH DAN TRADISI PERAYAAN NATAL

24 Menurut Matius 2:1, 10, 11 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orangorang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka kedalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya. Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintah tahun 37 SM-4 M 749 Romawi, ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur. Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Quran telah memberikan jawaban tentang kelahiran Nabi Isa atau yang Umat Kristiani sebut dengan Yesus. 11 Hal tersebut dijelaskan dalam suarat Q.S. Maryam 19: 23-25 ا انفاًيسْنم اًيْسن تْنك ا ه لْبق تم ينتْيل اي ْتلاق ةلْ نلا عْ ج لإ ضا مْلا اهءاجأف ْنم اه لأ ا تْحت اًيرس كتْحت كب لعج ْدق ينزْحت ا ٤٢ كْيلع ْطقاست ةلْ نلا عْ جب كْيلإ زه اًينج اًبط ٤٢ ميرم 23-25 : 19 Artinya : Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia Maryam bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: Janganlah kamu bersedih had, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu untuk minum. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.Q.S. Maryam 19: 23-25 11 Ahmed Deedat, Al Masih dalam Al Quran, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 49 25 Jadi menurut Al Quran Nabi Isa yang Umat Kristiani sebut sebagai Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah Masehi. Dimana kepastian terhadap kelahiran Yesus akan mempengaruhi waktu dari perayaan Natal. 12 Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya. Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-l sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme. 13 Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adatbudaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday sun = matahari; day=hari yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember. 14 12 Ahmed Deedat, Mengungkap tentang Bibel versi Islam dan Kristen, h. 95. 13 Irena Handono, Perayaan Natal 25 Agustus Antara Dogma dan Toleransi, h.78. 14 Joesoef Souyb, Isa Al Masih Sudah Mati, Kajian Kritis Sekitar Nabi Isa As. Berdasarkan Dalil Naqli, Aqli. dan Historis, h. 54. 26 Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme perpaduan agama-budaya penyembahan berhala, dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God Dewa Matahari dengan kelahiran Son of God Anak Tuhan = Yesus. Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu Sunday = hari matahari dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari. 15 Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Klemens dari Aleksandria mengejek orang-orang yang berusaha menghitung dan menentukan hari kelahiran Yesus. Dalam abad-abad pertama, hidup kerohanian anggota-anggota jemaat lebih diarahkan kepada kebangkitan Yesus. 16 Natal tidak mendapat perhatian. Perayaan hari ulang tahun umumnya – terutama oleh Origenes – dianggap sebagai suatu kebiasaan kafir: orang orang seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari ulang tahun mereka. Orang Kristen tidak berbuat demikian: orang Kristen merayakan hari kematiannya sebagai hari ulang tahunnya. 15 W.Herbert Amstrong dan Masyhud, Misteri Natal Sebuah Kritik dari Tokoh Kristen Internasional, h. 67. 16 W.Herbert Amstrong dan Masyhud, Misteri Natal Sebuah Kritik dari Tokoh Kristen Internasional, h. 75. 27 Perayaan kedua pesta ini berlangsung pada tanggal 5 Januari malam menjelang tanggal 6 Januari dengan suatu tata ibadah yang indah, yang terdiri dari Pembacaan Alkitab dan puji pujian. Ephraim dari Syria menganggap Epifania sebagai pesta yan g paling indah. Ia katakan: “Malam perayaan Epifania ialah malam yang membawa damai sejahtera dalam dunia. Siapakah yang mau tidur pada malam, ketika seluruh dunia sedang berjaga jaga?” Pada malam perayaan Epifania, semua gedung gereja dihiasi dengan karangan bunga. Pesta ini khususnya dirayakan dengan gembira di gua Betlehem, tempat Yesus dilahirkan. 17 Perayaan Natal di Timur Tengah baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria Mesir. Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. 18 Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap dewa matahari: Solar Invicti Surya tak Terkalahkan, dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab lihat Maleakhi 4:2; Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10. 19 17 Ahmed Deedat, Mengungkap tentang Bibel versi Islam dan Kristen, Surabaya: Pustaka DaI, 1993, h. 90. 18 W.Herbert Amstrong dan Masyhud, Misteri Natal Sebuah Kritik dari Tokoh Kristen Internasional, h. 33. 19 Irena Handono, Perayaan Natal 25 Agustus Antara Dogma dan Toleransi, h.89. 28 Ada pendapat yang berkata bahwa tanggal 25 Desember bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus. Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya di padang rumput. Lukas 2:8. Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya dipadang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi. Para pendukung tanggal kelahiran bulan Desember berpendapat meski musim dingin, domba-domba tetap tinggal di kandangnya dipadang rumput dan tetap dijaga oleh gembala, dan meski tidak ada rumput, padang rumput tetaplah disebut padang rumput. Ada juga pendapat yang berkata bahwa perayaan Natal bersumber dari tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin winter solstice yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. 20 Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, atas dorongan dari kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama. Namun pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja di Roma menyatakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember. 20 Irena Handono, Perayaan Natal 25 Agustus Antara Dogma dan Toleransi, h.93. 29 Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal karena dianggap berasal dari tradisi kafir Romawi, yaitu aliran Gereja Yesus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Baptis Hari Ketujuh, Perserikatan Gereja Tuhan, kaum Yahudi Mesianik, dan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia. Saksi-Saksi Yehuwa juga tidak merayakan Natal. 21

C. Tradisi Perayaan Natal

a. Pohon Natal Pohon natal di gereja atau di rumah-rumah mungkin berhubungan dengan tradisi Mesir, atau Ibrani kuno. Ada pula yang menghubungkannya dengan pohon khusus di taman Eden. 22 Tetapi dalam kehidupan pra-Kristen Eropa memang ada tradisi menghias pohon dan menempatkannya dalam rumah pada perayaan tertentu. Tradisi “Pohon Terang” modern berkembang dari Jerman pada abad ke- 18. b. Sinterklas Dalam perayaan Natal terdapat tradisi Sinterklaas, yang berasal dari Belanda. Tradisi yang dirayakan pada tanggal 6 Desember ini, sekarang dikenal dengan Santa Claus atau Sint Nikolas, seorang tokoh legenda, yang mengunjungi rumah anak-anak pada malam dengan kereta salju terbang ditarik beberapa ekor rusa kutub membagi-bagi hadiah. Santo Nikolas yang sebenarnya 21 W.Herbert Amstrong dan Masyhud, Misteri Natal Sebuah Kritik dari Tokoh Kristen Internasional, h. 40. 22 W.Herbert Amstrong dan Masyhud, Misteri Natal Sebuah Kritik dari Tokoh Kristen Internasional, h. 48. 30 berasal dari kota Myra dan diyakini hidup pada abad ke-4 Masehi. 23 Dia terkenal karena kebaikannya memberi hadiah kepada orang miskin. Di Eropa lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan Jerman dia digambarkan sebagai seorang uskup yang berjanggut dengan jubah keuskupan resmi, tetapi kemudian gambaran ini menjalar ke seluruh dunia dengan penambahan sejumlah atribut, seperti topi dan sebagainya. Ada pengamat agama yang menyatakan Sinterklas justru merupakan simbol-simbol sekuler dalam Kristen yang memang tidak ada Referensinya Alkitab, dan dikomersialkan sedemikian rupa sehingga simbol Sinterklas diusahakan lebih populer daripada hal-hal yang berkaitan langsung dengan Natal yang sesungguhnya, misalnya gambar bayi Yesus, dalam setiap perayaan Natal. c. Malam Natal Pada awalnya malam Natal adalah hari raya keagamaan Umat Katholik, hari tersebut ditetapkan sebagai hari libur resmi. Gereja-gereja mengadakan perayaan pada malam itu. Mereka mengadakan prosesi keagamaan di gua Natal replika dari kandang domba tempat Yesus Mesias Kristus lahir, yang telah dihiasi dengan dengan patung-patung tokoh Yesus, Mariam, Yusuf, para gembala sambil menyanyikan lagu-lagu Natal. 24 Di Eropa, konon ada tradisi tersendiri dalam perayaan Natal, di mana orang- orang dewasa minum eggnog, semacam susu telur madu, yaitu campuran krim, 23 Ahmed Deedat, Mengungkap tentang Bibel versi Islam dan Kristen, Surabaya: Pustaka DaI, 1993, h. 98. 24 Irena Handono, Perayaan Natal 25 Agustus Antara Dogma dan Toleransi, Jakarta: Bima Rodheta, 2004,Cet. IV, h.34. 31 susu, gula, telur kocok dan brandy semacam minuman beralkohol atau rum. Konon, pada malam Natal, Santa Claus menaiki kereta salju penuh hadiah, ditarik oleh delapan ekor rusa kutub. Santa Claus lalu terbang menembus awan untuk mengantarkan hadiah-hadiah itu kepada anak-anak di seluruh dunia. Untuk mempersiapkan kunjungan Santa, anak-anak mendengarkan orangtuanya membacakan The Night Before Christmas Malam Sebelum Natal sebelum tidur pada Malam Natal. 25 Puisi tersebut dikarang oleh Clement Moore pada tahun 1832. Konon, para anak-anak menggantungkan stoking atau kaus kaki besar di atas perapian. Santa turun dari cerobong asap dan meninggalkan permen dan hadiah-hadiah dalam kaus kaki itu untuk anak-anak. Kini, tradisi itu tetap diteruskan, namun kaus kakinya digantikan oleh tas kain merah berbentuk kaus kaki. d. Hadiah Natal Dalam sejarah Perayaan Natal Bahkan sebelum Yesus dilahirkan, ada kebiasaan tukar hadiah atau kado saat upacara Romawi, Saturnalia. Pada hari raya perpindahan musim kuno ini, orang-orang yang menukarkan hadiah percaya bahwa kebaikan mereka akan membuat mereka beruntung pada tahun mendatang. Selama abad kekristenan mula-mula, orang yang baru memeluk agama Kristen masih sering merayakan tradisi dan perayaan Romawi ini. Mereka masih membeli dan menukarkan kado saat Saturnalia. Pada abad ke-4, saat tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai hari peringatan kelahiran Yesus, perayaan Saturnalia mulai redup. Karena tanggal resmi Natal jatuh pada periode yang sama dengan perayaan 25 Irena Handono, Perayaan Natal 25 Agustus Antara Dogma dan Toleransi, h.35.