- Satuan Lahan 5 pengamatan 1, nilai pH tanahnya adalah 6,60. Reaksi
tanah ini tergolong netral. -
Satuan Lahan 6 pengamatan 8 dan pengamatan 9, nilai pH tanahnya adalah 5,40. Reaksi tanah ini tergolong masam kuat.
d. C-organik, -
Satuan Lahan 1 pengamatan 2, nilai C-organik adalah 1,08 menunjukkan nilai C-organik rendah.
- Satuan Lahan 2 pengamatan 3, nilai C-organik adalah 0,35
menunjukkan nilai C-organik sangat rendah. -
Satuan Lahan 2 pengamatan 4, nilai C-organik adalah 1,57 menunjukkan nilai C-organik rendah.
- Satuan Lahan 3 pengamatan 6, nilai C-organik adalah 0,73
menunjukkan nilai C-organik sangat rendah. -
Satuan Lahan 3 pengamatan 7, nilai C-organik adalah 1,17 menunjukkan nilai C-organik rendah.
- Satuan Lahan 4 pengamatan 5, nilai C-organik adalah 1,66
menunjukkan nilai C-organik rendah. -
Satuan Lahan 5 pengamatan 1, nilai C-organik adalah 1,04 menunjukkan nilai C-organik rendah.
- Satuan Lahan 6 pengamatan 8, nilai C-organik adalah 0,98
menunjukkan nilai C-organik sangat rendah. -
Satuan Lahan 6 pengamatan 8, nilai C-organik adalah 0,86 menunjukkan nilai C-organik sangat rendah.
5.2.7. Topografi, Penggunaan Lahan Utama, Jenis Teras dan Penyiapan Lahan
a. Topografi Topografi atau bentuk wilayah suatu area ditentukan oleh perbedaan
ketinggian dan besarnya lereng yang dominan. Penilaian topografi didasarkan pada satuan topografibentuk wilayah yang ditentukan oleh perbedaan ketinggian
dan lereng. Hasil pengamatan mengenai topografi, penggunaan lahan utama, jenis teras, penyiapan lahan pada tanah contoh disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Topografi, Penggunaan Lahan Utama, Jenis Teras dan Penyiapan Lahan
Nomor Pengamatan
Satuan Lahan
Topografi Penggunaan Lahan
Utama Jenis Teras
Penyiapan Lahan HA. 1
5 5
Kebun campuran Teras tanaman dan petakan
Tanpa batuan HA. 2
1 1
Lahan kering Teras tanaman
Tanpa batuan HA. 3
2 2
Semak belukar Teras tanaman
Tanpa batuan HA. 4
2 5
Semak belukar Teras tanaman dan petakan
Tanpa batuan HA. 5
4 13
Kebun campuran Teras tanaman
Tanpa batuan HA. 6
3 6
Kebun campuran Teras tanaman
Tanpa batuan HA. 7
3 3
Semak belukar Teras tanaman
Tanpa batuan HA. 8
6 10
Kebun campuran Teras tanaman
Berbatu HA. 9
6 8
Kebun campuran Teras tanaman
Berbatu Sumber: Hasil pengamatan
Berdasarkan Tabel 17 tersebut di atas, topografi wilayah penelitian dapat di bagi pada 4 kategori yaitu datar HA.2, HA.3 dan HA.7, berombak HA.1,
HA.4 dan HA.6, bergelombang HA.8 dan HA.9 dan berbukit HA.5. b. Penggunaan lahan utama.
Pola penggunaan lahan utama secara umum dipengaruhi oleh keadaan tanah dan ketersediaan air. Informasi mengenai penggunaan lahan utama
tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan penggunaan lahan pada saat dilakukan pengamatan. Berdasarkan pengamatan pada masing-
masing Satuan Lahan di wilayah penelitian, penggunaan lahan utama dikelompokkan sebagai berikut :
- Satuan Lahan 1 pengamatan HA.2, penggunaan lahan utama adalah
lahan kering.
- Satuan Lahan 2 pengamatan HA.3, penggunaan lahan utama adalah
semak belukar.
- Satuan Lahan 2 pengamatan HA.4 dan Satuan Lahan 3 HA.7,
penggunaan lahan utama adalah semak belukar.
- Satuan Lahan 4 pengamatan HA.5, Satuan Lahan 3 pengamatan
HA.7, Satuan Lahan 5 HA.1 dan Satuan Lahan 6 HA.8 dan
HA.9, penggunaan lahan utama adalah kebun campuran.
e. Jenis teras. Berdasarkan Tabel 17 tersebut di atas, teras tanaman di wilayah penelitian
dapat dibagi menjadi 2 kategori yakni Satuan Lahan dengan teras tanaman dan satuan dengan teras tanaman plus petakan.
f. Penyiapan lahan. Hasil pengamatan terhadap penyiapan lahan dalam wilayah penelitian
dapat di bagi pada 2 kategori yakni satuan lahan tidak berbatu dan satuan lahan berbatu.
Data karakteristik lahan disajikan pada Lampiran 6.
5.3. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Fisik Tanaman Kakao dan Tanaman Kelapa
Dari hasil deskripsi profil tanah dan hasil penilaian karakeristik lahan, dilakukan klasifikasi kesesuaian lahan fisik terhadap tanaman kakao dan tanaman
kelapa.
5.3.1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Fisik Tanaman Kakao
Penilaian klasifikasi lahan tanaman kakao dilakukan melalui tahap berikut :
a. Dengan mengacu pada penilaian karakteristik lahan masing-masing Satuan Lahan dan kriteria kesesuaian lahan tanaman kakao, ditetapkan
klasifikasi kesesuaian lahan tanaman kakao hasil lengkap disajikan
pada Lampiran 7.
Hasil klasifikasi kesesuaian lahan tanaman kakao tersebut menunjukkan bahwa :
- Satuan Lahan 1, memiliki klasifikasi kesesuaian lahan S2r dengan
kendala utama media perakaran, yaitu tekstur liat terlalu halus. -
Satuan Lahan 2, memiliki klasifikasi kesesuaian lahan S3rn dengan kendala media perakaran : kedalaman efektif tanah dangkal 52 Cm
dengan tekstur pasir berlempung dan retensi hara C-organik 0,35. -
Satuan Lahan 2, memiliki klasifikasi kesesuaian lahan S2rne dengan kendala utama media perakaran modifier tekstur sedang, retensi hara
nilai pH 5,75 dan bahaya erosi kondisi topografi bergelombang. -
Satuan Lahan 3, memiliki klasifikasi kesesuaian lahan S3rn dengan kendala utama media perakaran tekstur lempung berpasir, retensi
hara rendah nilai pH 4,80 dan C-organik 0,73.