Ruang Lingkup Penelitian Kebaharuan Novelty

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada estimasi kondisi resiliensi dengan formulasi indeks resiliensi ekologi-sosial eko-sosio terumbu karang secara spasial-dinamis dengan penggunaan beberapa tools analisis dan aplikasi system dalam mewujudkan penilaian resiliensi terumbu karang secara cepat. Penelitian ini juga menghasilkan sebuah tools sederhana system pengambilan keputusan Decision Suport SystemDSS yang diberi nama Model Resiliensi Eko-sosio Coral Reef Management MORESIO-CRM. Gambaran ruang linngkup penelitian dituangkan dalam bentuk bagan alir rancangan penelitian pada gambar berikut; Gambar 2. Ruang lingkup penelitian resiliensi eko-sosio terumbu karang

1.6. Kebaharuan Novelty

Secara umum, kebaharuan penelitian ini adalah digunakannya konsep sistem resiliensi ekologi-sosial untuk mengelola ekosistem terumbu karang di Teluk Kotania yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia, sehingga dapat dihasilkan model-model pengelolaan terumbu karang yang bisa di aplikasikan oleh berbagai pihak. Pada umumnya pengelolaan terumbu karang didasarkan hanya semata pada kerentanan dan daya dukung saja, namun tidak melihat daya resiliensi ekosistem terumbu karang dalam menyerap berbagai gangguan dan tekanan, sehingga ekosistem bisa beradaptasi seraya memulihkan dirinya dari tekanan dan gangguan lingkungan. Secara khusus, kebaharuan dari penelitian ini adalah : a Formula indeks resiliensi ekologi-sosial terumbu karang yang terdapat dalam penelitian ini merupakan rumus yang baru dikembangkan dalam menilai resiliensi ekologi-sosial terumbu karang. b Penggunaan formula Indeks Resiliensi Ekologi-Sosial Coral Reef Management IRES dalam memprediksi laju resiliensi secara spasial- dinamik belum pernah dilakukan sebelumnya. c Formula indeks resiliensi hasil modifikasi yang dikembangkan dari persamaan Ostrom 1990 merupakan rumus penilaian resiliensi yang baru yang memiliki karakteristik ambang batas resiliensi yang berbeda dari rumus awalnya. d Pemberian bobot dan skoring terhadap parameter-parameter yang dijadikan indikator resiliensi ekologi-sosial terumbu karang yang digunakan di dalam indeks juga belum pernah dilakukan oleh para peneliti lain. e Rancangan software MORESIO-CRM dengan menggunakan formula IRES dalam menilai laju resiliensi eko-sosio terumbu karang secara spasial-dinamik, merupakan temuan baru yang dapat digunakan sebagai sistem pengambilan keputusan dalam penilaian resiliensi terumbu karang secara cepat, akurat dan mudah. Di luar Teluk Kotania, kajian-kajian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dan telah dilakukan di Indonesia dan mancanegara antara lainnya adalah : 1. Walker et al 2002 telah mengkaji tentang managemen resiliensi sosial- ekologi sistem, sebuah hipotesis pendekatan partisipatif Participatory Approach. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat empat tahap dalam melakukan analisis resiliensi sistem sosial-ekologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memprediksi sistem resiliensi sosial-ekologi pada masa depan. 2. Perrings 1998 telah mengkaji dinamika resiliensi dalam sistem ekonomi- lingkungan. Hasil kajian ini menunjukan bahwa penggunaan kolaborasi antara konsep ekologi dan konsep ekonomi dalam penerapan konsep resiliensi dapat digunakan untuk mengukur tingkat resiliensi yang kaitannya dengan keadaan yang terjadi di alam . Kajian ini mengadopsi konsep dari Pimm 1984 dan Holling 1973 untuk mengukur resiliensi sosial-ekologi dari waktu yang digunakan dan faktor penyebabnya serta besarnya gangguan yang diserap sebuah sistem beserta penyebabnya. 3. Clanahan et al 2002 telah mengkaji status ekologi dalam menilai resiliensi terumbu karang. Hasil kajian ini merekomendasikan beberapa variabel ekologi yang dapat digunakan sebagai indikator resiliensi ekosistem terumbu karang seperti keanekaragaman jenis, keystone species dan redundancy, predator, konektivitas, dan degradasi ekosistem. 4. Nystrom and Folke 2001. Telah mengkaji tentang resiliensi spasial terumbu karang. Kajian terfokus pada interaksi antara resiliensi ekosistem terumbu karang dengan gangguan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Hasil kajian merokemendasikan faktor resiliensi spasial dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti memori ekologi warisan biologis, mobile link spesies, dan dukungan daerah, fungsi keanekaragaman ekosistem terumbu karang sebagai seascapes pemandangan laut dan manajemen pengelolaan. 5. Hughes et al 2007. Telah mengkaji peranan ikan herbivor terhadap resiliensi terumbu karang. Kajian terfokus peran serta ikan-ikan herbivore, tahap pergeseran, dan daya resiliensi terumbu karang terhadap perubahan iklim. 6. Bachtiar I 2011. Melakukan penelitian tentang resiliensi terumbu karang. Kajian terfokus pada pengembangan indeks resiliensi terumbu karang yang dimodifikasi dari indeks resiliensi komunitas tanah dari Orwin dan Wardle 2004. Sedangkan beberapa kajian yang telah dilakukan di Teluk Kotania yang terkait dengan penelitian ini adalah : 1 Sangaji 2003. Telah mengkaji zonasi ekosistem terumbu karang di Teluk Kotania berdasarkan indeks kepekaan lingkungan dengan pendekatan Cell Based Modelling CBM citra satelit dan SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kelas arahan zonasi pengelolaan ekosistem terumbu karang, kajian ini menggunakan faktor biofisik sebagai indikator penentuan zonasi. Kelas kesesuain zonasi juga ditentukan oleh aktifitas masyarakat dan jarak ekosistem terumbu karang dengan perkampungan pesisir. Semakin jauh jarak maka kelas zonasi ekosistem terumbu karang semakin baik dan tingkat aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan ekosistem terumbu karang semakin kecil. 2. Siahanenia 1994. Telah mengkaji penyebaran dan sifat-sifat terumbu karang di Teluk Kotania. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebaran terumbu karang umumnya memiliki presentase lebih besar pada pulau-pulau kecil dibandingkan dengan di pesisir Teluk Kotania. Dan umumnya sifat sebaran terumbu karang dipengaruhi oleh kondisi karakteristik perairan dan aktifitas masyarakat di sekitar ekosistem terumbu karang. 3. I Nyoman Sutarna dan O.K. Sumadiharga 1985. Telah melakukan kajian keanekaragaman jenis dan kondisi karang batu di Teluk Kotania, Seram Barat. 4. S. Wouthuyzen dan D. Sahetapy 1993. Melakukan kajian tentang ekosistem terumbu karang di Kotania Seram barat. 5. D. Sahetapy 1993. Melakukan kajian tentang struktur komunitas karang di Teluk Kotania, Seram Barat. 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Resiliensi Eko-Sosio Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil