6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian rancang bangun model pengelolaan terumbu karang berbasis resiliensi eko-sosio sistem di Teluk Kotania
adalah : 1.
Teridentifikasi parameter
resiliensi eko-sosio
terumbu karang
yang berhubungan dengan diversity kenekaragaman, skala, dan conectivity,
sangat memberikan andil dalam membedakan nilai dan kelas resiliensi eko- sosio terumbu karang di Teluk Kotania sehingga dapat dijadikan sebagai
indikator resiliensi eko-sosio di Teluk Kotania. Secara ekologi parameter indikator resiliensi adalah keanekaragaman karang, keanekaragaman ikan
karang, keanekaragaman ikan herbivor, dan jenis eksploitasi. Sedangkan secara sosial yaitu parameter keanekaragaman mata pencaharian, jenis mata
pencaharian dan tingkat ketergantungan terhadap ekosistem terumbu karang merupakan parameter yang dapat dijadikan indikator penilaian resiliensi.
2. Formula indeks resiliensi eko-sosio terumbu karang merupakan model yang mengintegrasikan indikator resiliensi ekologi dan resiliensi sosial terumbu
karang yang mampu mengestimasi dan memprediksi laju resiliensi eko-sosio terumbu karang serta dapat digunakan dalam penilaian resiliensi eko-sosio
terumbu karang secara cepat dan akurat. 3. Tingkat resiliensi eko-sosio terumbu karang saat ini memiliki 4 kategori kelas
yaitu high resilient, midle resilient, low resilient, dan very low resilient. Apabila tidak dilakukan pengelolaan maka pada tahun 2020 tingkat resiliensi
akan menurun menjadi 2 kelas dengan persentase low resilient 26.32 dan very low resilient 73.68 serta pada tahun 2025 seluruh stasiun penelitian di
Teluk Kotania menjadi very low resilient. 4. Nilai indeks resiliensi eko-sosio lebih besar dari 0.4 dapat dijadikan sebagai
tolok ukur kehidupan karang dan biota di sekitar ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik namun rentan terhadap tekanan lingkungan sosial,
sedangkan nilai indeks resiliensi lebih kecil dari 0.4 meskipun tekanan
lingkungan semakin menurun namun pada kondisi ini kemampuan pemulihan diri semakin kecil karena nilai resiliensi yang dimiliki tidak cukup untuk
memberikan kesempatan kepada terumbu karang memulihkan diri dan kembali ke kondisi semula, sehingga kondisi ini rentan terhadap hilangnya
daya resiliensi terumbu karang. Nilai resiliensi tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam penerapan strategi konservasi terumbu karang yang
berkelanjutan suistainable. 5. Strategi adaptasi partisipatif mampu memperlambat laju penurunan resiliensi
eko-sosio terumbu karang, sedangkan strategi adaptasi prospektif mampu memicu peningkatan indeks resiliensi eko-sosio terumbu karang dan
berpeluang besar menciptakan kondisi resiliensi yang lebih baik dan stabil dari kondisi semula.
6. Rancang bangun aplikasi sistem pengambilan keputusan decision support system MORESIO-CRM merupakan rancangan analisis sistem yang dapat
digunakan sebagai tools sederhana dalam penilaian kondisi resiliensi eko-sosio terumbu karang secara cepat, murah dan praktis. MORESIO-CRM memiliki
peluang untuk dikembangkan menjadi tools penilaian resiliensi eko-sosio terumbu karang secara mobile.
6.2. Saran