Adapun tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kemampuan peserta didik dalam newujudkan keperibadian sebagai muslim yang Taqwa, Tafaqohu Fiddin selaku
peribadi anggota Jam’iyah Prsatuan Islam PERSIS, dan anggota masyarakat sehingga mereka diharapkan:
Pertama. memiliki
kemampuan mengembangkan
diri yang
sejalan dengan
perkembanggan ilmu pengetahuan, tehknoliogi dan kesenian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, memiliki kemampuan mengembangkan diri dengan
pengkajian dan pengamalan al-Quran dan as-Sunnah, untuk memasukan dirinya sendiri, anggota keluarga, Jam’iyah, masyarakat, kedalam Islam secara Kaffah.
Kedua, untuk mencapai tujuan pendidikan menengah sebagai mana dimaksudkan dalam
poin pertama di atas yaitu penyalenggaraan pendidikan menenengah berpedoman kepada dasar dan fungsi pendidikan Persatuan Islam dengan memperhatikan tujuan Pendidikan
Nasional.
E. Ideologi dan Karakteristik
Asumsi utama yang menopang Idiologi Islam, Prisip-prinsip dasar Islam telah memberikan petunjuk atau tuntunan bagi pemikiran atau perilaku terpuji yang harus
diterapkan oleh semua Mu’min dalam kehidupan peribadi, keluaraga, kemasyarakatan, dan dalam seluruh pase kehidupan mereka, Islam lebih mengutamakan loyalitas pada kaum
muslimin katimbang kapada Nasionalisme terhadap Negara dan masyarakat Indonesia, dan Kelompok-kelompok yang mempertanyakan keabsahan ajaran-ajaran Islam harus dihadapi
sebagai orang-ornag sesat dan keliru, dan sebagai musuh sehingga mereka mengubah sikap- sikap mereka terhadap Islam.
54
Pesantren Persatuan Islam PPI 7 secara umum adalah mereka berpegang teguh terhadap: teradisi persatuan Islam yang srlalu mengembor-gemborkan gerakan pembaharuan
54 Howard M. Federspiel, Labirin Idiologi Muslim, Pencarian dan Pergulatan PERSIS di Era Kemunculan Negara Indonesia 1923-1957, cet 1 Jakarta: Serambi, 2004, hal. 235-238.
Islam dengan istilah Tajdid yang berpegang teguh terhadap dua sumbber utama ajaran Islam yaitu al-Quran dan Sunnah, Qanun Asasi dan Qanun Dakhili QAQD, dan ketentuan-
ketentuan Pimpinan Pusat PP PERSIS, dan pinpinan pesantren yang menjadikan sebuah ketetapah khusus untuk Pesantren Persatuan Islam PPI 7 Cempakaearna baik yang secara
tertulis seperti tercatat dalam tata tertib santri. Adapun persyaratan khusus untuk Siswai Pesantren adalah; umur 18 tahun, kesehatan
yang baik, kemampuan untuk membaca dan menilis Arab, pengetahuan mambaca al-Quran, bersumpah kalau akan menjadi guru mereka akan menjadi guru atau propagandis “Persatuan
Islam” dan akan berihtiar untuk mandirikan cabang-cabang Pesatuan Islam. Mereka juga harus menjaga disiplin yang ketat, dan wajib mengajarkan perintah-perintah agama, seperti
sembahyang, puasa, menjauhkan segala larangan-larangan agama; menjauhi segala macam isapan Rokok di dalam pesantren, bersih badan dan pakaian; menjaga kesopapan dan adab-
adaban Islam dan kesopanan adat yang tidak dilarang oleh agama, dan selamanya mesti menjaga Syiar Islam, tentang pakaian, kelakuan dan pergaulan.
F. Qanun Asasi dan Qanun Dakhili QAQD
Konsep utama Berjama’ah yang bagi anggota PERSIS adalah membentuk perilaku kolektif, yakni perilaku yang secara homogen mencirikan sebagai anggota PERSIS yang
memiliki perinsip yang sama dalam berperilaku. Persamaan tersebut dikuatkan oleh yang dinamakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Islam yaitu; Qanun
Asasi dan Qanun Dakhili QAQD, sehingga menurut penulis sendiri jika urat nadi bahkan yang menjadi kekuatan solideritas anggota PERSIS adalah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga tersebut. Sedangkan tolak ukur mereka dalam berperilaku adalah sesuai atau tidaknya dengan al-Quran dan as-Sunnah.
Dengan demikian sehingga semua nggota Persatuan Islam PERSIS secara kolektif berperilaku dengan berpegang teguh terhadap al-Quran dan as-Sunnah. Adapun dalil yang
yang di jadikan dalil oleh nggora PERSIS adalah sebuah hadits yang menegaskan, bahwa Rosilullah SAW. “Meninggalkan dua hal terpenting bagi umatnya, sehingga apabila
berpegang kepada keduanya akan selamat, sedangkan bila keluar dari kedua tersebut maka akan celaka.
”
55
yang dua hal tersebut adalah al-Quran dan al-Sunnah. Sedangkan dalam ke jama’ahan dan ke Jam’iyahan adalah merupakan sebuah bentuk
untuk berperilaku kelompok secara institusional, agar dalam mencapai sebuah tujuan organisasi mudah dikontrol dan diseragamkan. Bahkan perilaku yang dilembagakan tersebut
dalam bentuk organosasi atau Jam’iyah harus tetap megacu kepada al-Quran dan Sunnah. Tetapi untuk mengarahkannya dimana PERSIS ini sebagai jama’ah dan Jam’iyah membuat
Qanun Asasi dan Qanun Dakhili yang telah di sepakati bersama dalam muktamar, sehingga perilaku anggota PERSIS terkolektifkan sebagai indikator institusionalisasi perilaku yang
mengarahkan anggota ke sistem nilai yang telah melembaga. Persatuan Islam PERSIS adalah institusi komunitas muslim yang berdiri tegak dalam
menyerukan pembaharuan dalam pemahaman dan peraktek ritual keagamaan bahkan sisoal kemasyarakatan kaum muslimin. dan berpegang teguh kepada landasan utama dalam agama
Islam yaitu al-Quran dan al-Hadits. PERSIS dalam melakukan pergerakanya diIlhami oleh Firman Allah SWT, Q.S Al-Imron ayat 103 yaitu:
;;; - I J4:
GKLMN OP Q
R -
ST ;
UVWC2 Y
; :WZ+ [
\] -
LZ, 7 _
[ `Za Z+
bZ c4:
d e2f
g h i LZ,
i U
`Za2 M4 e2f Cl
m i
n `Za Z+
Yo7 : Cd
pq W C: n5 r
B Z+2
e2f Ns t
r ,
M +
g rh 9:
uQ LZ,2
l J
Z iZ,u
2 v c JLs2
Dx yG
Artinya. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada “Tali” agama Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
55
Ustadz Aman, Ketika Mengadakan Pengalian di Masjid Istiqomah 23 April 2009
menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” Q.S Al-Imron ayat 103.
Dan juga mereka selalu membacakan salah satu Hadits Rassul “Yadullahi Ma’al
Jamaa’ah” , dari kedua semboyan tersebut yang masing-masing bermakna pegangan dan
menjadikan titik tolak perjuangan Jam’iyah dan keharusan menjalankan kehidupan secara berjama’ah dan berimamah dalam Jami’iyah Persatuan Islam PERSIS
Ayat diatas yang menganjurkan berpegang teguh terhadap “Tali Agama Allah”, artinya jangan berpecah belah, yang dalam hal ini ajaran yang dapat menjamin kekutuhan persatuan
adalah al-Quran dan as-Sunnah, sedangkan pusat rujukan persatuan adalah kebenaran objektif, Perinsip utama bagi anggota PERSIS dalah berjama’ah yakni membentuk perilaku
kolektif, yang secara homogen mencirikan bahwa anggota PERSIS mempunyai perinsip yang sama dalam berperilaku. Kesamaan tersebut di kuatkan oleh Qanun Asasi Anggaran Dasar
dan Qanun Dakhili Anggaran Rumahtangga yang keduanya harus difahami dan dilakukan oleh semua anggota.
Sikap, perilaku, dan pemikiran Umat Islam jika tidak mengikuti al-Quran dan as- Sunnah, kerena mereka tidak mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan, sehingga
mereka malah mengikuti Iamam Madzhab dengan membuta, sehingga umat Islam terjerumus kedalam taklid, bid’ah, khutafat, dan syirik. Kedua hal tersebut diatas al-Qurqn dan as-
Sunnah oleh orang-orang PERSIS dianggap keduanya membawa perubahan dari kelakuan- kelakuan menyimpang dari ajaran agama Islam yang sesungguhnya artinya mengembalikan
segala sesuatu terhadap aturan-aturan yang terkandung dalam al-Quran dan al-Hadits.
G. Keanggotaan dan Kaderisasi