Perkembangan Pendidikan di Pesantren Persatuan Islam No 7

2. Ustadzah Endah 3. Ustadzah Oyoh, alm dan 4. Santri-santeri dewasa yang tinggal Mukim di Asrama.

B. Perkembangan Pendidikan di Pesantren Persatuan Islam No 7

Setelah kurang lebih empat tahun tempat belajar-mengajar di Masjid Istiqomah, di mana pada waktu itu Masjid tersebut masih sangat sederhana yang hanya berlantaikan papan, kemudian Masjid Istiqomah bisa permanen seperti sekarang di bangun pada tahun 1980an. Namun sudah banyak siswa-siswi yang sudah lulus Tsanawiyyh dan Tajhijiah pada saat itu. Mereka hanya bisa melanjutkan pendidikannya di Pesanteren Persatuan Islam PERSIS pusat No 1 di Bandung karena mereka hanya mempunyai Ijajah khusus persatuan. Pendidikan Persatuan yang tadinya berada di Masjid Istqomah, selama empat tahun kemudian yang tepatnya pada tahun 1975 berpindah ke Jalan Cempakawarna 86 menempati sebidang tanah Wakaf seluas 40 bata yang di areal tersebut terdapat sebuah bangunan bekas Gudang Pabrik Tenun, kemudian tempat tersebut dibangun menjadi Madrasah tempat belajar-mengajar, yang sekarang bangunan tersebut digunakan sebagai Asrama Putri. Tanah tersebut sebagian wakaf dari anggota Persatuan yaitu: Bapak H. Omo Padmadinata alm dan sebahagian lagi merupakan Wakaf dari anggota lain dan simpatisan PERSIS. Sejak tahun 1985 Pesantren ini berkembang sedikit demi sedikit sehingga bertambah luas dengan adanya tanah Wakaf baru seluas 125 bata yang kini menjadi Pesantren persatuan Islam Nomor 07 PPI 7 yang berada di Jln Cempaka No 75. Tanah Wakaf itu sebagian besar dari Bapak H. Idim Dimyati beserta Ibu Hajah, dan sebagian lagi berasal dari swadaya warga Persatuan Islam khususnya anggota yang berada di Cabang PERSIS Tasikmalaya. Yang pertama di bangun adalah bangunan yang sebelah selatan, kemudian sekarang dijadikan bangunan Ibtidaiyyah dan Tsanawiyyah serta sebuah bangunan Masjid, dan yang terakhir pada tahun 1990 selesai membangun Asrama Putri di tanah Wakaf yang lama, serta tahun 1993 selesai membangun sebelah Barat yang kini digunakan oleh jenjang Mu’allimin. Jenjang pendidikan; Pertama pada tahun 1971 bebrdiri bangunan Diniyyah, Tajhiziyyah dan Tsanawiyyah, kedua tahun 1990 mendirikan jenjang Diniyyah Wustho, ketiga Tahun 1993, mendirikan jenjang Ibtidaiyyah, kemudian pada tahun 1997 pendidikan Diniayyah Wustho dan Tajhiziyyah diganti menjadi Muallimin. Sehingga sampai saat ini ada dari mulai Diniyyah , Ibtidaiyyah, Tsanawiyah, dan Muallimin. Dengan perjuangan semua elmen yang terkait dan karena kondisi yang dianggap memungkinkan untuk bergabung dengan pendidikan-pendidikan pada umumnya, maka sejak tahun 1994 Pesantren PERSIS No 7 Cempakawarna menggabungkan diri ke DEPAG, dan sampai saat ini jenjang Ibtidaiyyah dan Muallimin setatusnya sudah diakui atau terakreditasi. Sedangkan untuk jenjang Tsanawiyyah setatusnya sudah disamakan atau masih persamaan.

C. Perkembangan Kepemimpinan.