Sejarah Status Kepemilikan Lahan

hektar dapat dijelaskan oleh ketinggian tempat, kelerengan lahan, dan kelas lahan di dalam model, sisanya 68.4 dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

5.3. Kondisi Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Tonjongsari

5.3.1. Sejarah

Hutan rakyat di Desa Tonjongsari juga dikenal sebagai kebun campuran. Keberadaan kebun campuran ini sudah sejak lama terbentuk. Masyarakat umumnya menanami lahan mereka dengan pohon kelapa, pohon manggis, kedondong, dan pisang. Gula kelapa dan produk olahan kelapa lainnya merupakan ciri khas sekaligus hasil utama Desa Tonjongsari hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai memaksimalkan hasil lahannya dengan menanam jenis kayu di sela-sela pohon kelapa, sawo, kedondong, maupun pisang. Mengetahui bahwa hasil dari kombinasi tanaman tersebut sangat membantu perekonomian dalam rumah tangganya, maka mereka mulai menanami lahannya dengan jenis tanaman kayu. Menurut beberapa warga, sengon awalnya diperkenalkan melalui program Dinas Pertanian sekitar tahun 1987. Namun, program tersebut belum menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap perkembangan hutan rakyat sengon. Pada tahun 1990-an, salah satu warga, yakni Haji Pupud mulai menanam jenis sengon di lahannya. Usaha hutan rakyat sengon tersebut ternyata berkembang dan sukses. Bahkan, Haji Pupud kini telah memiliki usaha penggergajian kayu sendiri. Melihat kesuksesannya, lambat laun masyarakat mulai mencoba mengikuti usaha tersebut. Sebagian besar masyarakat yang memiliki lahan kebun sudah mulai menanami lahannya dengan jenis sengon atau biasa masyarakat setempat mengenalinya dengan istilah albiso. Hingga kini, bukan hanya sengon saja yang ditanam, masyarakat juga mulai menanami lahan mereka dengan jenis-jenis pohon kayu lainnya seperti mahoni.

5.3.2. Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan hutan rakyat di Desa Tonjongsari seluruhnya merupakan lahan milik pribadi yang didapatkan dari hasil warisan secara turun- temurun dari nenek moyangnya. Status kepemilikan lahan bagi masyarakat desa merupakan ciri peringkat status sosial yang ditentukan dengan luasannya.

5.3.3. Batas Kepemilikan Lahan