Metode Pengambilan Sampel METODOLOGI PENELITIAN

meliputi: luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, serta kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan rakyat, seperti pola pergiliran tanam, penyiapan lahan, pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, perlindungan, pemanenan penebangan, pembagian batang, penyaradan, muat-bongkar, pengangkutan, dan penimbunan kayu, serta distribusi pasar hasil hutan rakyat. Data sekunder yang diperlukan adalah data yang menyangkut data lingkungan secara fisik dan data sosial ekonomi masyarakat setempat yang dapat diperoleh melalui kantor pemerintahan setempat dan dari literatur peta-peta, kondisi fisik lapangan, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Untuk sumber data, peneliti melakukan studi pustaka yang didapatkan dari perpustakaan IPB berupa buku, jurnal, dan makalah.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Penentuan plot contoh yang berada di Desa Tonjongsari dilakukan secara sengaja purpossive sampling terhadap rumah tangga tani yang memiliki usaha hutan rakyat berdasarkan ketinggian, kelerengan, dan strata luas kepemilikan lahan. Pemilihan kelas ketinggian dan kelerengan didasarkan dari hasil survei pendahuluan, didapatkan rentang ketinggian yang ada di Desa Tonjongsari antara 50-110 mdpl dan rentang kelerengan berkisar antara 0-45. Peneliti menentukan ketinggian tempat dan kelerengan menjadi dua kelas, yaitu ketinggian 50-70 mdpl dan ketinggian 90-110 mdpl, serta kelerengan 0-15 dan kelerengan 25-45. Peneliti memilih dua kelas tersebut karena saat di lapangan, kondisi tegakan secara kasat mata terlihat berbeda dari segi kerapatan, sebaran diameter, dan umur. Selanjutnya, pemilihan plot contoh didasarkan pada faktor luas kepemilikan lahan. Kartasubrata 1986 dalam Riva 1997 yang disunting oleh Suharjito 1998 menyatakan bahwa pembagian stratifikasi pemilikan lahan adalah sebagai berikut: a Kelas Luas Kepemilikan Lahan I : Pemilikan lahan lebih dari 0, 50 ha b Kelas Luas Kepemilikan Lahan II: Pemilikan lahan antara 0, 25 – 0, 50 ha c Kelas Luas KepemilikanLahan III: Pemilikan lahan kurang dari 0, 25 ha. Untuk keterwakilan data, digunakan rasio untuk masing-masing kelas lahan dengan pertimbangan rasio terbesar adalah kelas lahan yang paling banyak ditemui di Desa Tonjongsari, sehingga dalam hal ini kelas lahan III merupakan kelas lahan yang memiliki rasio paling besar karena paling banyak dimiliki oleh masyarakat di Desa Tonjongsari. Rasio yang digunakan untuk kelas lahan I, kelas lahan II, dan kelas lahan III berturut-turut adalah 3, 5, dan 8 plot contoh. Dari kombinasi ketiga faktor di atas, maka didapatkan 12 kelas perlakuan. Untuk setiap kelas lahan I, II, dan III masing-masing dibuat 3,5, dan 8 plot contoh berbentuk lingkaran dengan luas 0,1 hektar sehingga total unit contoh sebanyak 64 plot. Intensitas sampling yang digunakan dalam penentuan plot sebesar 1 dari luas total hutan rakyat di Desa Tonjongsari. Responden yang dipilih merupakan pemilik hutan rakyat yang telah memenuhi 12 kriteria kelas lahan sehingga didapatkan total responden dari 64 plot contoh sebanyak 64 orang.

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data