Pemanenan Pengangkutan Pemasaran Kegiatan Pengelolaan

a b Gambar 6 a Pohon sengon yang terserang penyakit karat puru, b pemberian kapur pada bagian yang terserang penyakit karat puru sebagai tindakan pemeliharaan.

5.3.7.4. Pemanenan

Pemanenan merupakan kegiatan yang tidak dilakukan oleh pemilik secara langsung. Masyarakat di Desa Tonjongsari menyerahkan tegakan yang siap untuk ditebang kepada para tengkulak. Jika seluruh pohon atau sebagian pohon telah dibeli, maka selanjutnya akan menjadi hak pemborong untuk melakukan pemanenan. Pemborong dapat memanen pohon yang telah dibeli kapan pun. Bahkan, ada lahan milik salah satu warga yang pohonnya telah dibeli sejak satu tahun lalu, tetapi masih belum ditebang sampai saat ini. Hal ini tentu saja menyebabkan kerugian bagi pemilik lahan. Meskipun demikian, antara pemilik lahan dan pemborong ternyata tidak pernah terjadi konflik. Setelah dilakukan penebangan, biasanya pemborong langsung melakukan pemotongan batang di lokasi penebangan Gambar 7a. Pemotongan kulit kayu juga dilakukan di lokasi yang sama. Setelah semuanya selesai, kayu dibiarkan di lokasi tersebut selama berhari-hari sampai kayu kering dan siap diangkut. Limbah hasil gergajian akan digunakan untuk pupuk, sedangkan kulit kayu akan digunakan sebagai bahan bakar Gambar 7b. a b Gambar 7 a Kayu hasil panen, b limbah kulit kayu yang digunakan untuk bahan bakar.

5.3.7.5. Pengangkutan

Kegiatan pengangkutan seluruhnya dilakukan oleh pemborong, mulai dari kayu yang berada di dalam lahan sampai keluar dari lahan petani. Tujuan pengangkutan sendiri adalah mengangkut kayu rakyat menuju industri pengolahan kayu rakyat. Alat yang digunakan untuk mengangkut biasanya berupa truk kecil dan truk besar. Kayu yang baru ditebang akan diangkut menggunakan motor menuju tempat pengumpulan kayu di pinggir jalan. Selanjutnya, kayu yang telah dikumpulkan akan diangkut kembali menggunakan truk menuju industri pengolahan kayu.

5.3.7.6. Pemasaran

Kegiatan pemasaran kayu rakyat dilakukan oleh pemborong dan pemilik industri. Pemborong sendiri merupakan orang atau sekelompok orang yang membeli kayu rakyat secara langsung dari petani hutan rakyat. Pemborong berperan sebagai penentu harga tegakan yang telah disesuaikan dengan taksiran volumenya. Hal ini tidak menutup kemungkinan danya tawar menawar antara pihak petani dan pemborong. Setelah harga disepakati, pemborong berhak mengurus pemanenan sampai pemasaran kayu rakyat. Dalam proses penentuan harga sendiri, posisi tawar petani sangat rendah sehingga keuntungan yang yang didapat pemborong lebih besar dari keuntungan petani itu sendiri. Namun, kondisi semacam ini dianggap wajar oleh petani mengingat mereka sendiri tidak memiliki keinginan untuk melakukan pemanenan dan pemasaran secara swadaya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan petani yang sangat minim terhadap kegiatan pemanenan sehingga mereka lebih memilih menyerahkan kegiatan tersebut kepada pemborong. Selain itu, pertimbangan biaya yang dikeluarkan untuk pemanenan dan pengangkutan juga menjadi dasar bagi petani untuk menyerahkan kepada pemborong. Pihak lain yang terlibat dalam pemasaran kayu rakyat adalah industri penggergajian, baik skala kecil maupun skala besar. Alur pemasaran di Desa Tonjongsari ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8 Alur kegiatan pemasaran kayu rakyat. Umumnya petani menjual hasil kayu rakyatnya kepada tengkulak. Namun, ada pula masyarakat yang langsung membeli kayu dari petani. Dalam hal ini, tengkulak berperan sebagai distributor perantara. Tengkulak akan mendatangi secara langsung lokasi hutan rakyat yang akan diborong. Setelah terjadi kesepakatan, tengkulak akan mengambil alih keperluan pemanenan sampai pengangkutan. Setelah itu, tengkulak akan mendistribusikan kayu rakyat yang berupa kayu gelondongan maupun kayu gergajian ke industri penggergajian, baik skala kecil maupun besar. Di industri tersebut, kayu rakyat akan diolah menjadi kayu gergajian sesuai dengan ukuran pertukangan. Kemudian barulah kayu rakyat akan sampai ke tangan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Industri Penggergajian skala kecil Tengkulak Industri Penggergajian skala besar Konsumen Petani Gambar 9 Industri penggergajian skala kecil di Kecamatan Cikalong. Salah satu penduduk Desa Tonjongsari memiliki industri penggergajian skala kecil Gambar 9. Untuk mendapatkan pasokan kayu rakyat, biasanya pemilik industri tersebut mendatangi langsung petani kayu rakyat. Namun, keuntungan yang didapatkan petani dari pemilik industri besarnya sama dengan keuntungan yang dihasilkan dari tengkulak.

5.3.8. Strategi Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Tonjongsari