Tabel 14. Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Produksi Padi di Kota Depok Periode 2001-2012
Tahun Produktivitas padi
sawah tonhatahun Luas Lahan
Terkonversi ha Produksi yg Hilang
ton 2001 5.36
- -
2002 4.82 0.00
2003 5.45 -45.00
-245.25 2004 4.96
0.00 2005 5.65
-369.53 -2087.84
2006 5.40 54.63
295.002 2007 6.22
0.40 2.49
2008 6.24 -0.50
-3.12 2009 6.36
-40.00 -254.40
2010 6.33 0.00
2011 6.35 -127.00
-806.45 2012 6.42
-288.00 -1848.96
Jumlah -815.00 -4948.5345
Rata-rata -74.09
-449.867
6.5 Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Ketersediaan Pangan
Dampak alih fungsi lahan sawah terhadap produksi padi dan nilai produksi padi juga mempengaruhi konsumsi penduduk Kota Depok. Alih fungsi lahan
sawah di Kota Depok akan terus mengancam ketahanan pangan di wilayah tersebut. Permasalahan kecukupan pangan ini menjadi salah satu tolok ukur
kesejahteraan penduduk. Konsumsi penduduk akan bahan pangan tidak bisa dikurangi apabila pertumbuhan penduduk terus meningkat namun tidak diimbangi
dengan peningkatan produksi pangan. Estimasi dampak alih fungsi lahan terhadap ketersediaan pangan dapat
dilakukan dengan membandingkan hasil produksi per tahunnya di wilayah Kota Depok dan Jumlah konsumsi penduduk. Hasil produksi beras didapatkan dari
produksi gabahton yang kemudian dikonversi menjadi beras sebesar 75.02 persen. Sedangkan besar kebutuhan beras penduduk didapatkan dari konsumsi
beras penduduk Depok yang diasumsikan sebesar 97 kgjiwatahun dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Depok. Data jumlah penduduk Depok diperoleh
dari Badan Pusat Statistik Kota Depok dan data luas panen, produktiitas, maupun luas panen, didapatkan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok.
Berdasarkan hasil estimasi tersebut, diperoleh selisih yang besar antara konsumsi pangan penduduk Depok terhadap produksi beras yakni sebesar 384.63 tonhari
dimana rata-rata produksi beras sebesar 12.04 tonhari sedangkan kebutuhan konsumsi sebesar 396.67 tonhari.
Tabel 15 Estimasi Produksi Beras di Kota Depok Periode 2001-2012 Tahun
Luas Panen ha
Produktivitas tonha
Produksi gabah ton
Produksi Gabah
per hari Produksi
Beras tonhari
2001 1675 5.36 8978.00
24.60 18.45
2002 1675 4.82 8073.50
22.12 16.59
2003 1180 5.45 6431.00
17.62 13.22
2004 861 4.96 4270.56
11.70 8.78
2005 1289 5.65 7282.85
19.95 14.97
2006 901 5.4 4865.40
13.33 10.00
2007 913 6.22 5678.86
15.56 11.67
2008 848 6.24 5291.52
14.50 10.88
2009 840 6.36 5342.40
14.64 10.98
2010 825 6.33 5222.25
14.31 10.73
2011 857 6.35 5441.95
14.91 11.19
2012 529 6.42 3396.18
9.30 6.98
Rata-rata 12.04
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok diolah
Tabel 16 Estimasi Kebutuhan Konsumsi Beras Penduduk Depok Tahun 2001-2012 Tahun
Jumlah Penduduk
jiwa Konsumsi
Beras kgjiwatahun
Konsumsi Beras
kgjiwahari Kebutuhan
Beras tonhari
Selisih tonhari
2001 1 204 687
97 0.27
320.15 -301.7
2002 1 247 233
97 0.27
331.46 -314.86
2003 1 335 734
97 0.27
354.98 -341.76
2004 1 369 457
97 0.27
363.94 -355.16
2005 1 374 522
97 0.27
365.28 -350.32
2006 1 420 480
97 0.27
377.5 -367.5
2007 1 470 002
97 0.27
390.66 -378.99
2008 1 503 677
97 0.27
399.61 -388.73
2009 1 536 980
97 0.27
408.46 -397.48
2010 1 736 565
97 0.27
461.5 -450.76
2011 1 813 612
97 0.27
481.97 -470.79
2012 1 898 567
97 0.27
504.55 -497.57
Rata-rata 396.67
-384.63 Sumber: Badan Pusat Statistik diolah
Pada perhitungan tersebut diasumsikan produksi tanaman padi di Kota Depok tidak terdistribusi keluar wilayah. Namun masih terdapat kekurangan hasil
produksi untuk konsumsi penduduk Kota Depok. Sehingga kekurangan tersebut harus ditutupi supply dari wilayah luar seperti Karawang, Purwakarta, dan
Cianjur. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Depok belum dapat mewujudkan kedaulatan pangan untuk pemenuhan konsumsi penduduknya yang berasal dari
hasil produksi wilayahnya. Konsumsi pangan saat ini yang masih bergantung pada wilayah lain untuk mencukupi konsumsi penduduk akan mengancam
keberlanjutan ketahanan pangan Kota Depok. Hal tersebut dikarenakan wilayah- wilayah pasokan beras untuk Kota Depok pun rentan terhadap alih fungsi lahan.
Sehingga apabila wilayah penyuplai pasokan beras tersebut melakukan alih fungsi lahan, kebutuhan akan konsumsi penduduk Kota Depok tidak akan terpenuhi di
masa mendatang. Salah satu cara Pemerintah Kota Depok untuk menurunkan konsumsi beras
masyarakat Kota Depok perkapita perhari yakni mencanangkan program One Day No Rice. Program ini pernah dihimpun oleh pemerintah setempat pada tahun 2012
di Balai Kota secara bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat sekitar Depok. One Day No Rice juga dapat meningkatkan penggunaan bahan makanan
hasil potensi lokal, mengurangi ketergantungan bahan konsumsi impor, menjaga kestabilan harga bahan kebutuhan pokok lainnya, serta menjadi salah satu upaya
percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal untuk mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, dan berimbang.
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perubahan laju luasan lahan sawah di Kota Depok yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 2001-
2012 laju luasan sawah relatif menurun dengan total laju alih fungsi lahan sawah sebesar 0.80 persen atau sekitar 815 hektar. Alih fungsi terbesar terjadi pada tahun
2005, yaitu sebesar 370 hektar. Sebagian besar alih fungsi dilakukan karena meningkatnya pembangunan pemukiman penduduk.
Berdasarkan analisis linear berganda, faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di tingkat wilayah Kota Depok adalah luas bangunan dan
PDRB non pertanian. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan sawah yakni luas lahan dan pengalaman
bertani. Berdasarkan analisis dampak produksi, didapatkan produksi yang hilang
akibat terjadinya alih fungsi lahan sawah di Kota Depok sebesar 4848.53 ton dengan nilai produksi yang hilang sebesar Rp19 794 138 000 atau sekitar 19.8
milyar rupiah. Sehingga terjadi selisih antara kebutuhan konsumsi beras penduduk terhadap produksi beras di Depok yakni sebesar 384.63 tonhari dengan rata-rata
produksi beras sebesar 12.04 tonhari sedangkan kebutuhan konsumsi sebesar 396.67 tonhari.
7.2 Saran
1. Jumlah penduduk di Kota Depok haruslah ditekan baik melalui program KB
atau emigrasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi permintaan pemukiman akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk.
2. Pentingnya peran pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan dan
peraturan secara konsisten dalam mempertahankan lahan pangan produktif sehingga alih fungsi lahan pertanian bisa dikurangi.
3. Perlu dilakukan penetapan luasan lahan pertanian perkotaan yang menjadi
lahan pertanian abadi di Kota Depok. Sehingga dapat dimanfaatkan demi menunjang peningkatan hasil produksi khususnya pada tanaman pangan.
4. Gerakan One Day No Rice di Kota Depok perlu dilakukan secara kontinu
untuk mencapai kedaulatan pangan. Selain itu, penyuluhan mengenai pangan alternatif juga perlu dilaksanakan agar masyarakat tidak selalu
bergantung kepada beras. Sehingga dapat mengurangi kebutuhan terhadap beras .