Karawang 4.
Menganalisis dampak alih fungsi lahan pertanian di Desa Kondangjaya.
4. Dampak alih fungsi lahan sawah terhadap
lingkungan tidak terlalu dirasakan, sebab responden kurang peduli terhadap
lingkungan. 7 Elvira
G.V.Butar-Butar, 2012,
Analisis Faktor-Faktor Konversi Lahan Sawah Irigasi Teknis di
Provinsi Jawa Barat 1.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah
irigasi teknis ke penggunaan non-sawah di Provinsi Jawa Barat.
2. Menganalisis dampak ekonomi konversi
lahan sawah irigasi teknis di Provinsi Jawa Barat.
1. Metode inferensia dengan
analisis regresi linier berganda 2.
metode statistika deskriptif 1.
Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap konversi lahan sawah irigasi
teknis adalah laju pertumbuhan PDRB industri dan laju pertumbuhan panjang jalan.
2. Dampak yang ditimbulkan dari adanya
konversi lahan sawah adalah berkurangnnya jumlah produksi padi sebesar 1 308 420.30
ton dan nilai produksi padi sebesar Rp2 008 252 301. Serta penyerapan tenaga kerja
yang hilang dengan pola tiga kali tanam adalah sebesar 48.26 juta atau 4.8 juta setiap
tahun. Sedangkan upah tenaga kerja yang hilang dengan asumsi upah tenaga kerja
setiap tahun Rp25 000 adalah sebesar Rp 6.53 miliar atau Rp 0.6 miliar setiap tahun.
19
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1
Kerangka Teoritis
Sumberdaya lahan menjadi asset penting bagi pembangunan dan memiliki fungsi luas dalam kebutuhan manusia. Segala kegiatan perekonomian
membutuhkan lahan sebagai input tetap utama pada aktivitas produksi komoditas pertanian maupun non-pertanian. Namun semakin tinggi permintaan kebutuhan
lahan untuk aktivitas manusia maka akan semakin membatasi penggunaan lahan yang tersedia. Ketersediaan lahan yang terbatas ini akan memacu peningkatan
harga lahan sehingga terjadi persaingan kepentingan dalam penggunaan lahan. Meningkatnya harga lahan akan mempengaruhi biaya produksi dan opportunity
cost pada sektor pertanian karena harga lahan menentukan penggunaan lahan dengan kemampuan untuk membayar lahan yang akan digunakan. Pada lahan
yang awalnya berupa lahan pertanian kini menjadi lahan yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan menarik para investor untuk mengubah
penggunaannya menjadi sektor non pertanian sehingga jumlah lahan pertanian mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Persaingan dalam penggunaan lahan tersebut ditentukan oleh besarnya nilai sewa ekonomi lahan land rent. Nilai sewa ekonomi lahan akan berbeda-beda
pada setiap wilayah tergantung pada penggunaan lahan tersebut. Land rent merupakan salah satu konsep yang penting untuk dipelajari menurut ilmu
ekonomi sumberdaya lahan. Menurut Thalib 1998, sewa ekonomi lahan adalah keuntungan dari faktor produksi lahan yang merupakan selisih dari pendapatan
minimumnya dalam suatu sistem produksi. Sedangkan menurut Barlowe 1978 yang mendefinisikan land rent sebagai nilai ekonomi yang diperoleh suatu bidang
lahan bila lahan tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi. Nilai land rent diperoleh dari total produksi yang dikurangi oleh biaya produksi pada suatu
petak lahan.