4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden
yang terdiri dari wisatawan dan masyarakat melalui kuesioner survey, serta diskusi mendalam dengan key person yaitu pengelola objek wisata Pulau Pari,
ketua Forum Peduli Pesisir FORSIR, Ketua RW 04 Pulau Pari, petugas Kelurahan Pulau Pari, staf LIPI Pulau Pari, dan staf Suku Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kepulauan Seribu. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait yaitu FORSIR Pulau Pari, Kelurahan Pulau Pari, Suku Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kepulauan Seribu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Pulau Pari, dan studi pustaka.
4.3 Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pengunjung dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik non probability sampling. Teknik non probability sampling
yaitu pemilihan sampel secara tidak acak, sehingga setiap unsur atau anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Responden dalam penelitian ini terdiri dari wisatawan lokal dan asing, masyarakat, dan key person. Banyaknya sampel wisatawan yang dijadikan
responden dalam periode waktu penelitian yaitu selama satu bulan adalah sejumlah 76 orang. Penentuan responden wisatawan ini dilakukan secara
purposive berdasarkan pertimbangan –pertimbangan tertentu, yaitu keterwakilan
dari aspek demografi, cara kedatangan, tujuan wisata, dan atraksi wisata. Penentuan responden masyarakat juga dilakukan secara purposive, di mana
pengambilan sampel dilakukan secara sengaja atas dasar pertimbangan peneliti, yaitu masyarakat lokal yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam kegiatan di sektor pariwisata. Responden masyarakat dipilih sebanyak 30 orang, di mana jumlah tersebut diasumsikan sudah dapat mewakili jumlah
keseluruhan. Selain pengunjung dan masyarakat, dilakukan pula diskusi mendalam kepada 6 orang key person yaitu pengelola objek wisata Pulau Pari,
ketua FORSIR, Ketua RW 04 Pulau Pari, petugas Kelurahan Pulau Pari, staf LIPI Pulau Pari, dan staf Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu.
4.4. Metode Analisis Data
Tahap analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik- teknik analisis yang sudah ada, sehingga dapat menghasilkan output yang sesuai
harapan. Keterkaitan tujuan penelitian, jenis data, variabel yang akan diukur, dan metode analisis data disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Keterkaitan tujuan penelitian, komponen data, sumber data, dan metode analisis data
No. Tujuan
Penelitian Komponen Data
Sumber Data Metode
Analisis Data
1 Menghitung
daya dukung kawasan untuk
aktivitas wisata bahari di Pulau
Pari - Komponen biofisik
berupa kedalaman perairan, tutupan
komunitas karang, jenis pertumbuhan terumbu
karang life form, jenis ikan karang, kecepatan
arus, kecerahan perairan, kedalaman terumbu
karang, dan lebar hamparan datar karang.
- Luas area yang dimanfaatkan untuk
aktivitas wisata Data primer melalui
pengukuran langsung dan wawancara kepada
pengelola objek wisata di Pulau Pari.
Data sekunder berupa luas area yang
dimanfaatkan untuk aktivitas wisata diperoleh
dari FORSIR. Analisis
kesesuaian wisata dan
analisis daya dukung kawasan
menggunakan benefit transer
dari Yulanda 2007 dengan
penyesuaian dalam hal nilai
parameter yang diukur secara
langsung
2 Mengestimasi
nilai ekonomi wisata di Pulau
Pari - Banyaknya kunjungan
yang dilakukan - Biaya perjalanan
- Karakteristik wisatawan - Jumlah wisatawan ke
Pulau Pari pada satu tahun terakhir
Data primer diperoleh dari hasil wawancara
dengan wisatawan. Data sekunder berupa
data jumlah wisatawan diperoleh dari Suku
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan
Seribu. Metode biaya
perjalanan
3 Menghitung
besarnya kontribusi
sektor pariwisata
terhadap penghasilan
masyarakat di Pulau Pari
- Data mata pencaharian masyarakat di Pulau Pari
- Data penghasilan masyarakat yang bekerja
di sektor pariwisata dan non-pariwisata
Data primer diperoleh dari hasil wawancara
dengan masyarakat serta wawancara mendalam
dengan stakeholder terkait.
Data sekunder berupa data mata pencaharian
dan penghasilan masyarakat diperoleh
dari beberapa instansi terkait yaitu data
FORSIR, Kelurahan Pulau Pari dan Suku
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan
Seribu. Analisis
kontribusi sektor
pariwisata terhadap
penghasilan masyarakat
4.4.1 Analisis Kesesuaian Wisata Bahari
Pengembangan objek wisata yang baik haruslah disesuaikan dengan kondisi sumberdaya yang ada di lapangan. Kesesuaian wisata merupakan kriteria
sumberdaya dan lingkungan terhadap kebutuhan akan pengembangan ekowisata Yulianda, 2007. Kategori kesesuaian wisata bahari untuk aktivitas wisata di
Pulau Pari dilakukan untuk kategori wisata pantai dan wisata snorkling, sesuai dengan karakteristik wisata yang dominan di Pulau Pari.
Analisis kesesuaian wisata pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata IKW untuk aktivitas wisata pantai dan
wisata snorkling. Dalam menentukan IKW diperlukan beberapa parameter kesesuaian yang dijadikan sebagai suatu dasar perhitungan. Penelitian ini
menggunakan metode benefit transfer, yaitu menggunakan hasil penelitian Fredinan Yulianda tahun 2007 mengenai Ekowisata Bahari sebagai Alternatif
Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir Berbasis Konservasi. Hasil penelitian ini digunakan sebagai suatu acuan dasar dalam menentukan daya dukung kawasan
dan indeks kesesuaian wisata yang disajikan dalam matriks kesesuaian lahan. Parameter yang digunakan terdiri dari kecerahan perairan, tutupan komunitas
karang, jenis life form, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang, lebar hamparan datar karang, tipe pantai, lebar pantai, material dasar
perairan, kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Parameter-parameter tersebut diukur secara langsung di
lapangan dengan menggunakan bantuan alat berupa secchi disk untuk mengukur kecerahan perairan, data tutupan komunitas karang, jenis life form, dan jenis ikan
karang menggunakan transek kuadrat, kecepatan arus menggunakan floating object dan stopwatch, serta kedalaman perairan menggunakan tali meteran.
Pada penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melakukan pembobotan, skoring, dan penentuan peringkat pada setiap kategori
yang dinilai dengan memperhatikan kesesuaian lahan yang dikembangkan sebagai kawasan wisata. Perhitungan analisis kesesuaian wisata dilakukan berdasarkan
hasil perkalian bobot dan skor untuk setiap parameter sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 5. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikategorikan
dengan klasifikasi yang terdiri dari empat kelas kesesuaian, yaitu: