pengambilan keputusan pengelolaanmanajeman di seluruh komponen industri pariwisata. Untuk itu perlu dilakukan program-program sebagai berikut; 1
pengembangan sistem manajemen pariwisata berkelanjutan, 2 pengelolaan dan konservasi sumber daya alam, 3 minimisasi dan pengelolaan limbah, 4
perencanaan dan pengelolaan tata guna lahan, 5 pelestarian sumber daya alam dan warisan budaya, serta 6 pengembangan sistem dan mekanisme keamanan
dan keselamatan. Beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan untuk kategori wisata pesisir menurut Yulianda, 2007 adalah rekreasi pantai, berenang,
berjemur, olahraga pantai, berperahu, memancing, wisata mangrove, wisata selam, dan wisata snorkling.
2.4 Nilai Ekonomi Wisata
Nilai value merupakan persepsi seseorang yang menunjukkan harga yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Pada kenyataannya, tidak semua barang mempunyai nilai pasar, yaitu tidak dinyatakan dalam satuan mata uang harga. Oleh karena itu, untuk barang-barang
yang tidak memiliki nilai pasar dilakukan penilaian ekonomi. Barang-barang tersebut merupakan barang-barang yang dihasilkan sumber daya alam dan
lingkungan, seperti suatu objek wisata Adrianto, 2006. Penilaian ekonomi suatu sumber daya alam dan jasa lingkungan sangat
diperlukan. Salah satu jasa lingkungan adalah wisata alam. Kegiatan wisata alam merupakan suatu kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
mengekstrak sumber daya alam, tetapi hanya memanfaatkan keindahan alamnya. Penilaian ekonomi wisata perlu dilakukan untuk memberikan nilai yang
sebenarnya terhadap lingkungan sebagai pemberi jasa. Dengan mengetahui besarnya nilai ekonomi wisata, maka ada dasar untuk memelihara lingkungan
tersebut agar tetap lestari, karena lingkungan tersebut memiliki nilai yang tinggi. Penilaian ekonomi berdasarkan preferensi dibedakan menjadi dua, yaitu
revealed preferences dan direct preferences yang menggunakan pendekatan secara langsung, salah satunya dengan willingness to pay. Penilaian ekonomi
untuk aktivitas wisata dilakukan dengan menggunakan revealed preferences. Teknik yang digunakan untuk penilaian wisata ini adalah dengan travel cost
method yang diperoleh dengan mengetahui pola pengeluaran konsumen untuk mengunjungi suatu objek wisata. Nilai ekonomi wisata dihitung menggunakan
surplus konsumen yang diestimasi menggunakan preferensi individual dengan metode biaya perjalanan. Freeman III, 2003 dalam Mendes I, Proenca I, 2005.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian untuk menghitung daya dukung ekowisata, estimasi nilai ekonomi wisata menggunakan travel cost method, dan kontribusi sektor
pariwisata terhadap penghasilan masyarakat telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Penelitian terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Ketjulan
2010 Analisis
Kesesuaian dan Daya Dukung
Ekowisata Bahari di Pulau Hari
Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe
Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Penelitian ini menggunakan rumus daya dukung
kawasan untuk
mengetahui jumlah maksimum wisatawan yang dapat
ditampung oleh kawasan wisata secara lestari, serta menggunakan metode biaya
perjalanan untuk
mengetahui nilai
ekonomi wisata.
Berdasarkan hasil
penelitian, hasil
analisis IKW
menunjukkan bahwa Pulau Hari tergolong sesuai untuk kegiatan wisata selam dan
snorkling, dengan luas area yang dapat digunakan 11,82 ha untuk wisata selam
dengan
daya tampung
wisata 472
orangtrip dan 12,82 ha untuk wisata snorkling dengan jumlah wisatawan 513
orangtrip. Nilai ekonomi wisata sesuai daya dukung kawasan Pulau Hari adalah
sebesar Rp 236.979.180,00 per tahun.
2. Baksir A
2010 Pengelolaan Pulau-
Pulau Kecil untuk Pemanfaatan
Ekowisata Berkelanjutan di
Kecamatan Morotai Selatan dan
Morotai Selatan Barat, Kabupaten
Pulau Morotai Provinsi Maluku
Utara Daya dukung KP2K MS2B untuk
ekowisata sangat ditentukan oleh luas area yang
dapat dimanfaatkan.
Kondisi kualitas lingkungan saat ini berada dalam
keadaan sedang-baik. Wisata rekreasi yang mempunyai panjang pantai 58.809
meter, memiliki daya dukung 2.353 oranghari. Kawasan yang dimanfaatkan
untuk wisata snorkling yaitu 226,9 ha, memiliki daya dukung 7.624 oranghari.
Sementara, untuk wisata selam dengan luas pemanfaatan 1.248 ha, memiliki daya
dukung 39.942 oranghari, dan wisata lamun yang memiliki luas kawasan102 ha,
memiliki daya dukung 4.733 oranghari. Perhitungan total manfaat nilai wisata