Pengembangan Wisata Pesisir Berkelanjutan
KP2K MS3B
dilakukang dengan
menghitung konsumen surplus yang diperoleh dengan membagi total jumlah
kunjungan wisata dengan nilai regresi biaya
perjalanan. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh konsumen surplus
sebesar 2.614, sehingga dengan tingkat kunjungan sebesar 26.455 orangtahun,
maka nilai ekonomi wisata diperoleh sebesar 69.153.370,00.
3. Mendes I dan
I.Proenca 2005
Estimating the Recreation Value of
Ecosystems by Using A Travel
Cost Method Approach
Penelitian ini menghitung willingness to pay rata-rata pengunjung ke PGNP saat
wisatawan menggunakan ekosistem taman sebagai modal alam untuk menghasilkan
arus jasa rekreasi di luar ruangan. Definisi teori tersebut berasal dari aplikasi empiris
di mana individual TCM didasarkan pada model data yang digunakan untuk
memperkirakan fungsi permintaan PGNP dan ukuran surplus konsumen.
Satu hari rekreasi di PGNP diperoleh nilai 124
€ untuk rata-rata sampel pengunjung, dan 593
€ per masing-masing rata-rata lima hari kunjungan. Jika rata-rata
pengunjung akan terus mengunjungi taman selama 50 tahun lebih, nilai total
rekreasi setiap hari kunjungan akan
menjadi 3.874€ dan 17.896€ untuk masing-masing rata-rata lima hari lama
kunjungan.
4. Sobari, et al
2006 Analisis Nilai
Ekonomi Taman Wisata Alam Laut
Pulau Weh di Kota Sabang
Perhitungan nilai ekonomi TWA Laut Pulau
Weh dilakukan
dengan menggunakan
pendekatan Individual
Travel Cost Method ITCM karena lebih akurat
dibandingkan dengan
menggunakan Zonal Travel Cost Method ZTCM. Berdasarkan hasil perhitungan,
nilai ekonomi wisata TWA Pulau Weh sebesar Rp 30.902.587.657,26.
5. Kaharuddin A
2003 Kontribusi
Subsektor Pariwisata Bahari
terhadap Kesempatan Kerja
dan Tingkat Penghasilan
Keluarga Nelayan di Pantai Tanjung
Bayan Keluarahan Tanjung Merdeka,
Kota Makassar Kontribusi
penghasilan subsektor
pariwisata bahari dihitung dengan cara membandingkan penghasilan usaha dari
usaha pariwisata terhadap pendpaatan total keluarga. Berdasarkan hasil analisis,
usaha perikanan masih memberikan kontribusi
terbesar terhadap
total penghasilan keluarga nelayan-pariwisata,
yaitu sebesar 57,74. Kontribusi usaha pariwisata terhadap penghasilan keluarga
diperoleh sebesar 37,64.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut adalah penelitian ini dilakukan pada lokasi yang sebelumnya
bukan diperuntukkan bagi kegiatan wisata melainkan untuk perumahan dan tempat penelitian dan konservasi terumbu karang oleh P2O LIPI. Oleh karena itu
diperlukan suatu analisis untuk menghitung daya dukung lingkungan, mengestimasi nilai ekonomi dari kegiatan wisata tersebut, serta dampaknya bagi
masyarakat setempat, sehingga ada dasar untuk melakukan pengembangan wisata dan untuk tidak menghentikan kegiatan wisata ke lokasi penelitian.