dalam kondisi terawat dengan baik sementara itu bendungan dan mesjid kondisi fisiknya dalam keadaan yang sangat terawat. Sementara lingkungan sekitar kurang
mendukung keberadaan Situ Gintung sehingga nilainya kecil. Total skor ketiga objek adalah 12, 13 dan 14. Hal ini menunjukan bahwa
ketiga objek tersebut berada dalam katagori potensial untuk dijadikan tempat rekreasi dan wisata.
4.4. Kondisi Sosial Masyarakat
Kelurahan Cirendeu memiliki penduduk sebanyak 23.428 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 11.936 jiwa dan wanita sebanyak 11.492 jiwa. Mata
pencariannya adalah PNS, TNI, POLRI, pedagang, petani, karyawan, buruh, guru, dosen, dokter, karyawan. Bidan dan lainnya Gambar 26.
Gambar 26. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan lainnya tidak jelas ruang lingkupnya. Jenis pekerjaan ini berupa usaha lokal yang mencakup modal yang cukup besar hingga jenis
pekerjaan serabutan yang mengandalkan balas-jasa orang yang memberikan tugas. Sementara itu jenis pekerjaan pedagang sebagian besar adalah penyedia bahan
kepentingan sehari-hari penduduk dan akomodasi lainnya. Menurut Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane 2009, tidak ada peluang untuk jenis
pekerjaan dibidang pertanian karena lahan pertanian sedikit dan peluang pekerjaan yang cukup terbuka adalah bidang pertukangan atau buruh konstruksi di kota-kota
5 10
15 20
tidak sekolah
SD SMP
SMA D3
Sarjana
ju m
la h
re s
p onde
n
jenis pendidikan
seperti Tangerang dan Jakarta. Suku asli di kelurahan ini adalah Betawi atau Betawi pinggiran. Saat ini
penduduk asli Kecamatan Ciputat Timur sebesar 40 sedangkan sisanya 60 adalah pendatang dari berbagai macam wilayah. Meskipun begitu kehidupan
sehari-hari antara para pendatang dan penduduk asli dapat berjalan dengan harmonis. Dikelurahan ini tidak hanya etnis yang beragam tapi agama yang dianut
pun sangat beragam yakni agama Islam 19.434 jiwa, Kristen 2.361 jiwa, Katolik 1.562 jiwa, Hindu 116 jiwa dan Budha 69 jiwa.
4.5. Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat diperoleh melalui wawancara 34 orang penduduk dengan panduan kuesioner. Sebagian besar responden adalah pria 79,42
dengan penduduk aslinya sebanyak 15 orang sedangkan pendatang sebanyak 19 orang. Rentang usia responden sangat beragam dimulai dari usia 23 tahun hingga
usia 60 tahun. Mereka sebagian besar berkerja sebagai wiraswasta. Pendidikan terakhir mereka juga sangat bervariasi dan yang terbanyak adalah SMA 16
orang. Variasi ini dapat dilihat dalam diagram berikut Gambar 27.
Gambar 27. Diagram variasi jenis pendidikan responden.
Lama responden tinggal disini juga bervariasi 14,71 telah tinggal kurang dari 5 tahun, 8,82 selama 5-10 tahun, 2,94 selama 11-15 tahun,
23,53 selama 15-20 tahun, 5,88 21-30 tahun, dan 32,35 selama lebih dari 40 tahun. Mereka merasa betah tinggal disana. Mereka tinggal disana karena
keluarga mereka tinggal disana 64,71, pekerjaan 20,59 dan lainnya 14,71 .
Terdapat beragam jawaban dalam perubahan yang terjadi. Jumlah responden yang menyatakan banyak perubahan sebanyak 26 orang, sedikit
perubahan 3 orang, dan tidak berubah 5 orang. Hal ini berkaitan dengan lama mereka tinggal disana. Semakin lama mereka tinggal disana maka semakin
banyak perubahan yang terlihat. Meskipun keadaan telah berubah para responden tidak terlalu terganggu
dengan perubahan tersebut. Sebanyak 58,82 responden merasa biasa saja terhadap perubahan, 32,35 responden mengatakan lingkungan masih nyaman
atau lebih nyaman dan 8,32 responden mengatakan tidak nyaman. Ada berbagai macam perubahan yang terjadi. Menurut responden
perubahan yang paling menonjol terjadi berturut-turut adalah perubahan lingkungan atau lanskap kawasan, aktivitas masyarakat dan lainnya. Sebanyak 18
responden mengatakan perubahan lanskap yang terjadi adalah kebun berubah menjadi pemukiman, sebanyak 6 responden menyatakan perubahan terjadi dari
empang menjadi pemukiman dan sebanyak 5 responden mengatakan bahwa perubahan yang terjadi dari sawah menjadi pemukiman.
Berdasarkan hasil wawancara, terjadinya perubahan diawali dengan pembangunan Jalan Gunung indah. Jalan tersebut membuat akses masuk ke
kawasan lebih mudah dan menjadikannya wilayah yang terbuka tidak terisolir. Kemudahan akses ini memicu masuknya para pendatang dan kemudian menetap
disana. Kedatangan mereka membuat kawasan semakin ramai dan pembangunan pemukiman semakin meningkat.
Responden yang mengaku menghetahui sejarah Situ Gintung sebanyak 20 orang dan yang tidak tahu ada 14 orang. Mereka menghetahui sejarah tersebut dari
cerita orang tua dan pengalaman mereka. Selain itu mereka juga menghetahui karakteristik lanskap disana yakni sebagai kebun campuran 79,3 responden dan
lahan pertanian 20,7 responden. Mayoritas responden mengetahui fungsi situ sebagai area konservasi
30,51, rekreasi 28,81, irigasi 25,42 dan budidaya ikan 15,25. Diantara semua fungsi tersebut fungsi yang paling diharapkan tetap ada adalah rekreasi dan
konservasi. Seluruh responden menyatakan bahwa Situ Gintung perlu dilestarikan karena situ tersebut dapat menambah kenyamanan kota, memiliki pemandangan
yang bagus, memiliki sejarah, menjamin ketersediaan air tanah dan sebagainya. Meskipun begitu, responden yang ikut berpatisipasi dalam pelestarian hanya 12
orang. Bentuk partisipasi mereka seperti ikut kegiatan penanaman pohon reboisasi dan ikut masyarakat peduli Situ Gintung.
Semua responden beranggapan bahwa bendungan harus dibangun kembali. Ada 4 responden yang berharap situ tersebut dibangun seperti bendungan semula
yakni bendungan urugan karena terlihat lebih alami. Dua puluh lima responden berharap situ dibangun dengan konstruksi yang lebih kokoh dan 5 responden tidak
mengharapkan apapun dan mengikuti kebijakan pemerintah.
4.6. Pengelolaan Lanskap 4.6.1