Kecamatan Serpong Utara. Daerah dengan kemiringan 3-8 meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu Gambar 13.
Sumber: Bappeda Tangerang Selatan
Gambar 13 . Peta topografi Kota Tangerang Selatan.
Situ Gintung merupakan lembah aliran Sungai Pesangrahan. Bentuknya berupa cekungan yang memanjang dari selatan ke utara dengan daerah yang lebih
tinggi punggungan di bagian selatan. Kemudian, di atas punggungan tersebut terbebani tanggul dan konstruksi pelimpah yang terbuat dari pasangan batu. Pada
waktu itu, penambahan beban tanggul dimaksudkan untuk memperoleh kapasitas tampungan yang lebih besar sekitar 2.000.000 m
3
. Bentuk tanah daerah yang terkena bencana berupa daerah yang relative datar. Daerah hilir berupa lembah
relatif bergelombang lemah yang dibatasi oleh lereng terjal tanggul situ.
4.2.4. Hidrologi
Secara hidrologis fungsi Situ Gintung adalah sebagai daerah konservasi, resapan dan pengendalian banjir. Situ ini juga merupakan bagian dari Daerah
Aliran Sungai Cisadane yang merupakan salah satu sungai utama di Provinsi
Banten dan Jawa Barat dengan sumber air berasal dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango. Sungai ini mengalir ke Laut Jawa dan bendungan kali Pesangrahan
dengan arah aliran dari Selatan ke Utara. Panjang sungai sekitar 80 km. Sumber air Situ Gintung berasal dari dua buah mata air yang menjadi
sungai yang mengalir dari arah Selatan Situ Gambar 14. Kedua sungai ini menjadi penampungan air hujan dan juga penampungan air dari drainase
pemukiman yang ada di hulu. Daerah aliran sungai yang dimiliki kedua sungai ini seluas 3,2 Km
2
. Kedua sungai ini bermuara di Situ Gintung.
Sumber: Dinas PU Kota Tangerang Selatan
Gambar 14. Arah aliran air.
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, kualitas air di Situ Gintung telah tercemar meski pun begitu kualitas airnya masih
memenuhi kualitas mutu kelas III golongan c dan d menurut peraturan pemerintah RI No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air. Sungai
Pesangrahan
Tanpa Skala
Nilai BOD dan COD di ketiga titik telah melebihi nilai baku mutunya Tabel 4. Hal ini menunjukkan bahwa danau tersebut telah tercemar bahan
organik. Hasil pengukuran Nitrit adalah 0,051 mgl, 0,061 mgl dan 0,047 mgl. Hasil pengukuran Nitrat 0,09 mgl, 0,08 mgl dan 0,08 mgl. Sementara itu, hasil
pengukuran Amonium sebesar 2,41 mgl, 2,54 mgl dan 2,08 mgl. Menurut kriteria eutrifikasi OCDE 1982, nilai senyawa nitrogen total Nitrait, Amonium
dan Nitrogen organik yang lebih dari 0,086 mgl sudah dapat memacu pertumbuhan ganggang dan pada nilai senyawa Nitrogen lebih dari 0,3 mgl
perairan waduk terlihat banyak alga alga bloom. Jika alga bloom telah terjadi air danau tidak baik untuk sumber air minum karena ganggang dapat menyebabkan
zat racun microcytein dan bau yang tidak sedap. Pertumbuhan ganggang ini juga dapat teransang bila kadar posfat air sangat tinggi.
Kadar logam berat seperti Fe, As, F, Cd, Zn, Cu dan Pb masih berada dibawah baku mutu sehingga dapat dikatakan pencemaran logam berat di Situ
Gintung belum membahayakan. Selain itu, secara visual kondisi air sungai di Situ Gintung keruh dan berwarna keabu-abuan, berbau khas limbah domestik yang
telah terdekomposisi, dasar sungai terdapat sendimen berwarna hitam, di sungai ini juga dapat ditemukan berbagai sampah seperti sampah daun, plastik, kertas
dan lain-lain. Pencemaran Situ Gintung terkait pula dengan kondisi disekitar anak kali
Pesanggrahan khususnya dibagian hulu yang terdapat area pemukiman padat. Kegiatan masyarakat seperti pencucian bekas alat atau wadah pupuk buatan lalu
membuangnya ke kali akan meningkatkan kadar klorin dalam air. Selain itu, pembuangan sampah seperti daun, plastik, kertas dan lain-lain ke dalam kali juga
berpengaruh dalam penurunan kualitas air.
Tabel 4. Kualitas air Situ Gintung
No Parameter
Satuan Baku mutu
Hasil Pengukuran Lokasi
A Lokasi B Likasi
C 1
Amonia Bebas NH3- N
mgl -
0,011 0,011 0,012 2
Amoniia total NH3-N mgl -
2,41 2,54
2,08
Lanjutan Tabel 4. Kualitas air Situ Gintung
No Parameter
Satuan Baku mutu
Hasil Pengukuran Lokasi
A Lokasi B Likasi
C 3
Besi Fe
mgl 0,3 1,96 1,69 8,47
4 Deterjen
MBAS mgl 0,2
0,453 0,385 0,275 5
Flourida F mgl 1,5
0,093 0,039 0,05 6 Fosfat
Ortho PO4-
P mgl 1
0,32 0,361 0,1 7
Fosfat Total
PO4-P mgl -
0,433 0,157 0,232 8
Kadmium Cd mgl 0,01
0,004 0,004 0,004 9
BOD mgl
6 7,4 8,3 20,2 10
COD mgl
50 18,1 21,4 53,6 11
Kromium Cr mgl 0,05
0,018 0,018 0,018 12
Mangan Mn mgl 0,1
0,007 0,007 0,007 13
Nitrat NO3-N
mgl 20 0,09 0,08 0,09
14 Nitrit
NO3-N mgl
0,06 0,054 0,06 0,047
15 Seng
Zn mgl 0,05
0,007 0,007 0,007 16
Tembaga Cu mgl 0,02
0,016 0,016 0,016 17
Timbal Pb mgl
0,03 0,021
0,021 0,021
18 Klorida
mgl 0,03 26,4 25,2 24,5
Sumber: Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Air keterangan :
Lokasi A: Saluran UIN sebelum Situ Gintung. Lokasi B: Saluran sebelum Situ Gintung.
Lokasi C: Saluran setelah Situ Gintung
4.2.5. Iklim