Manfaat Penelitian Analisa Rantai Pasokan Agroindustri Tepung Ubi Jalar

1. Desain atau strategi rantai pasokan competitive strategy Pada level ini, perusahaan menentukan bagaimana struktur rantai pasokan untuk beberapa tahun ke depan. Konfigurasi rantai pasokan ditentukan meliputi bagaimana alokasi sumber daya, dan proses apa saja yang terjadi dalam masing-masing tahap. Beberapa keputusan strategis yang dibuat perusahaan meliputi apakah perusahaan akan melakukan fungsi rantai pasokannya secara in-house atau dengan outsource, lokasi dan kapasitas produksi dan fasilitias penyimpanan, produk yang akan dibuat atau disimpan dalam berbagai tempat, moda transportasi, dan tipe sistem informasi yang akan digunakan. Sebuah perusahaan harus memastikan konfigurasi rantai pasokannya mendukung tujuan strategisnya, dan meningkatkan surplus rantai pasoknya selama fase ini. Keputusan mengenai strategi rantai pasokan dibuat untuk jangka panjang tahunan dan sangat mahal untuk dirubah dalam jangka pendek. Ketidakpastian pada kondisi pasar harus turut diperhitungan dalam fase ini. 2. Perencanaan rantai pasokan tactical plans Jangka waktu pada tahap ini adalah 3 bulan sampai satu tahun. Konfigurasi rantai pasok yang ditentukan pada tahap sebelumnya sudah dibuat. Konfigurasi ini menciptakan kendala di mana perencanaan mesti dibuat. Perusahaan memulai fase ini dengan dengan peramalan untuk tahun yang akan datang atau jangka waktu tertentu dari permintaan pada pasar yang berbeda. Perencanaan meliputi pengambilan keputusan sehubungan dengan pasar mana yang akan di-supply dari lokasi mana, subkontrak proses manufaktur, peraturan penyimpanan, waktu dan ukuran pemasaran dan promosi harga. Pada tahap ini, perusahaan harus mengikutsertakan ketidakpastian permintaan, nilai tukar, dan kompetisi dalam keputusannya. 3. Operasi rantai pasokan operational routines Jangka waktu pelaksanaan fase ini adalah mingguan atau harian, dan selama fase ini perusahaan melakukan keputusan mengenai pesanan individu dari pelanggan. Tujuan dari operasi rantai pasokan pada tahap ini adalah untuk menangani pesanan yang masuk sebaik mungkin. Karena keputusan operasional dilakukan pada jangka waktu yang pendek, ketidakpastian yang terjadi pun sangat sedikit. Min dan Zhou 2002 mengembangkan sebuah taksonomi pemodelan rantai pasok berdasarkan berbagai sumber Gambar 4. Model rantai pasokan diklasifikasikan ke dalam empat kategori: 1. Deterministic non-probabilistik. Pada model ini diasumsikan semua parameter model diketahui secara pasti 2. Stokastik probabilistik. Pada model ini, ketidakpastian dan parameter acak ikut dipertimbangkan. 3. Hibrid. Model ini mengandung elemen deterministik dan stokastik. 4. IT-Driven. Model ini melibatkan informasi dan teknologi untuk memperbaiki efisiensi rantai pasokan. Gambar 4 Taksonomi model rantai pasok Min Zhou 2002 Dalam merancang rantai pasokan terdapat proses optimasi terhadap efektifitas rantai pasokan. Penentuan strategi rantai pasokan yang baik dan perancangan rantai pasokan yang tepat akan meningkatkan surplus rantai pasokan, yaitu margin antara pendapatan yang diperoleh dari konsumen dengan keseluruhan biaya yang timbul dalam rantai pasokan. Menurut Chopra dan Meindl 2007, desain rantai pasokan tergantung pada kebutuhan konsumen dan peran Pemodelan rantai pasokan Model deterministik Model stokastik Model hibrid Model IT-driven Single objective Multiple objective Optimal Control Theory Dynamic programming Inventory Theoritic Simulation WMS ERP GIS yang dilakoni oleh setiap tahapan rantai pasok. Perancangan desain rantai pasokan hendaknya dilakukan untuk meningkatkan profit atau surplus rantai papsok secara keseluruhan. Menurut Simchi-Levi et al. 2003, ketika data telah dikumpulkan, ditabulasikan, dan diverifikasi, tahapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah optimasi konfigurasi jaringan rantai pasok. Secara umum, terdapat dua teknik optimasi jaringan: 1. Optimasi matematis, meliputi: a. Algoritma eksak yang menjamin penemuan solusi optimal, yaitu solusi dengan biaya terendah b. Algoritma heuristik, yang menemukan solusi yang baik, namun belum tentu yang optimal 2. Simulasi model, menyajikan mekanisme untuk mengevaluasi alternatif rancang bangun spesifik yang dibuat oleh perancang.

2.3 Teknik Simulasi

Jika hubungan yang membentuk sebuah model cukup sederhana, maka dapat digunakan metode matematika diantaranya adalah aljabar dan kalkulus untuk mendapatkan informasi atau penyelesaian dari model tersebut. Cara seperti ini biasa disebut dengan penyelesaian secara analitik. Namun, banyak sistem dalam dunia nyata yang terlalu kompleks sehingga tidak memungkinkan dievaluasi dengan metode analitik saja. Model-model tersebut dapat dipelajari dengan menggunakan metode simulasi. Dalam simulasi, komputer digunakan untuk mengevaluasi sebuah model secara numerk, dan data digabungkan untuk memperkirakan karakteristik nyata dari model tersebut Law Kelton 2000. Chopra dan Meindl 2007 mengungkapkan bahwa simulasi adalah sebuah model komputer yang mereplikasimeniru situasi kehidupan nyata real life situation, yang memperkenankan penggunanya untuk mengestimasi keluaran potensial apa saja yang akan muncul dari masing-masing set tindakan yang telah dibuat. Simulasi merupakan sebuah alat yang dapat membantu mengevaluasi pengaruh dari sebuah keputusan terhadap performa pada lingkungan yang tidak pasti. Pada beberapa kasus tertentu, skenario masa depan dapat dimodelkan secara