Tempat dan Waktu Pengaruh Penggilingan Ampas Tapioka Dengan Ukuran Partikel Berbeda Dan Frekuensi Pencucian Terhadap Sifat Fisikokimia Tepung Ampas Tapioka Yang Dihasilkan
                                                                                bubuk  dapat  langsung  digunakan  dalam  pengujian.  Sampel  yang  mengandung lemak  10  harus  dihilangkan  lemaknya  mengunakan  soxhlet  dengan  pelarut
heksan.  Sampel  tepung  ampas  tapioka  sebanyak  1  g  duplodua  set  dimasukkan ke  dalama  gelas  piala,  lalu  ditambahkan  50  mL  buffer  fosfat  pH  6.  Termamyl
sebanyak  100  µL  ditambahkan  kemudian  ditutup  dengan  alumunium  foil  dan diinkubasi  pada  suhu  95-100
o
C  selama  15  menit.  Larutan  kemudian  didinginkan sampai  suhu  ruang,  lalu  nilai  pH  ditepatkan  hingga  7.5  dengan  penambahan  10
mL 0.275M NaOH dan 100 µL larutan protease, kemudian diinkubasi pada suhu 60
o
C  selama  30  menit  dalam  water  bath  bergoyang.  Selanjutnya  larutan ditepatkan  menjadi  pH  4.0-4.6  dengan  penambahan  10  ml  HCl  dan  300  µL
amyloglucosidase,  lalu  diinkubasikan  pada  pada  suhu  60
o
C  selama  30  menit dalam water bath bergoyang. Etanol 95 yang telah dipanaskan pada suhu 60
o
C ditambahkan sebanyak 280 ml ke dalam larutan dan selanjutnya didiamkan pada
suhu ruang selama 60 menit.  Larutan kemudian disaring menggunakan saringan vakum dan dicuci sebanyak 3 kali dengan 20 mL etanol 78, dua kali dengan 10
ml  etanol  95,  dan  dua  kali  dengan  10  mL  aseton.  Residu  yang  diperoleh kemudian  dikeringkan  selama  satu  malam  pada  suhu  105
o
C.  Satu  set  residu dianalisis untuk kadar protein dan satu set lainnya untuk kadar abu. Kadar protein
residu  dapat  diabaikan  jika  sampel  berupa  pati  atau  kadar  protein  yang  sangat kecil.  Total  serat  pangan  TDF  pada  sampel  dihitung  dengan  menggunakan
rumus :
TDF  = Bobot residu :
WR : rata-rata bobot residu mg untuk dua set sampel mg
P : kadar protein residu mg
A : kadar abu residu mg
WT : bobot sampel mg
3.5.5
Analisis Karakteristik Pasting AACC 1983
Pengukuran  karakteristik  pasting  dilakukan  menggunakan  Rapid  Visco Analyzer    RVA  tipe  RVA-S4  dengan  profil  analisis  standar  2.  Sebanyak  3.5
gram  sampel    pati  kadar  air  14  dicampur  dengan  25  gram  akuades  di  dalam wadah  sampel.    Wadah  berisi  sampel  selama  1  menit  pertama  diputar  pada
kecepatan  160  RPM  dan  suhu  50
o
C.  Selanjutnya,  sampai  menit  ke  8.5,  suhu pemanasan  dinaikkan  dari  50
o
C  menjadi  95
o
C.  Suhu  dijaga  konstan  pada  95
o
C selama  5  menit  sampai    menit  ke  13.5.  Setelah  pemanasan  konstan,  suhu
diturunkan  menjadi  50
o
C  pada  menit  ke  21  dan  dipertahankan  pada  suhu  50
o
C selama 2 menit sampai menit ke 23.
Dari  kurva  RVA  akan  diperoleh  nilai  dari  suhu  awal  pasting  TP,  suhu viskositas  maksimum  T  maks,  viskositas  puncak  VP,  viskositas  panas  dan
viskositas  akhir  Gambar  4.1.  Nilai  viskositas  breakdown  VBD  dihitung sebagai  selisih  antara  viskositas  puncak  dikurangi  dengan  viskositas  panas.
Viskositas  balik  setback  viscosity,  VSB  adalah  nilai  dari  viskositas  akhir dikurangi dengan viskositas panas. Viskositas breakdown relatif VBD-R adalah
persen  rasio  dari  viskositas  breakdown  dengan  viskositas  puncak  sementara viskositas  balik  relatif  VSB-R  merupakan  persen  rasio  dari  viskositas  balik
dengan viskositas panas.
                                            
                