Proses pemanenan untuk ikan bandeng dilakukan dua kali dalam satu tahun, dengan rata-rata hasil panen 366 kg per unit tambak. Hasil panen dengan
kualitas baik akan didapat, jika proses pemanenan dilakukan saat pagi hari dan ikan bandeng masih dalam keadaan lapar. Ikan bandeng yang dipanen dalam
keadaan setelah diberi makan, akan membuat hasil panen lebih cepat busuk. Proses pemanenan untuk usaha budidaya ikan bandeng membutuhkan
tenaga bantuan yang cukup banyak, yaitu 5-10 orang disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan dipanen. Tenaga kerja untuk membantu proses pemanenan, 3
orang berasal dari tempat penyewaan alat panen dan sisanya disediakan sendiri oleh petani tambak dengan upah setengah hari kerja atau sekitar Rp 31.000,00 per
orang. Simpul pertama hasil panen atau pemasaran usaha budidaya ikan bandeng dilakukan di tepi tambak, karena pada umumnya petani tambak menjual hasil
produksi mereka kepada tengkulak yang datang langsung ke tambak, namun demikian ada juga petani tambak yang langsung menjual hasil produksi mereka ke
pasar atau ke pos-pos tengkulak. Biaya pengangkutan mulai dari tepi tambak sampai ke tempat tengkulak semua ditanggung oleh pihak tengkulak.
6.1.2 Karakteristik Unit Usaha Terkait
Kegiatan budidaya ikan bandeng membutuhkan peran serta masyarakat untuk beberapa proses pelaksanaannya, sehingga kegiatan ini memiliki pengaruh
yang penting bagi perekonomian masyarakat setempat. Hal ini dapat mendorong masyarakat setempat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan budidaya dan
mengharapkan manfaat dari adanya usaha budidaya ikan bandeng. Unit usaha terkait yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah sebanyak empat
belas unit usaha. Unit usaha yang dijadikan responden adalah unit usaha yang
menjalankan usahanya di Desa Ambulu dengan pemilik usaha adalah penduduk asli Desa Ambulu.
Status usaha dari responden unit usaha adalah 64 pelaku usaha menjadikan usahanya sebagai mata pencaharian sampingan dan 36 pelaku usaha
menjadikan usahanya sebagai mata pencaharian utama. Pelaku usaha yang menjadikan usahanya sebagai usaha sampingan mayoritas pekerjaan utamanya
adalah sebagai petani tambak. Sebagian besar pemilik unit usaha, menjalankan usahanya pada masa usia
produktif mereka, 43 pemilik unit usaha berusia antara 36-40 tahun, 22 pemilik unit usaha berusia 46-50 tahun, dan 14 pemilik unit usaha berusia 31-
35 tahun. Pemilik unit usaha dengan selang usia 41-45 tahun sebanyak 14 dan pemilik unit usaha berusia diatas 50 tahun sebanyak 7. Sebaran tingkat usia
pemilik unit usaha disajikan pada Gambar 7.
Sumber : Data Primer, Diolah 2011
Gambar 7. Tingkat Usia Pemilik Unit Usaha Terkait
Jenis usaha yang terdapat di Desa Ambulu diantaranya, sebanyak 43 persen responden memiliki usaha pendederan atau penjualan benih ikan bandeng
dalam ukuran osla. Sebanyak 22 persen responden memiliki usaha sebagai penyalur hasil panen dari petani tambak atau biasa disebut bakul, 14 persen
membuka usaha penyewaan alat panen atau arad, 14 persen memiliki usaha penjualan pakan dan obat ikan bandeng, dan 7 persen memiliki usaha pembuatan
bubu. Sebaran jenis unit usaha yang dijalankan masyarakat Desa Ambulu disajikan dalam Gambar 8.
Sumber : Data Primer, Diolah 2011
Gambar 8. Sebaran Jenis Unit Usaha yang Dijalankan
Modal awal yang diperlukan masing-masing usaha sangat berbeda. Usaha penjualan benih bandeng membutuhkan modal antara Rp 4.950.000 sampai Rp
9.000.000 tergantung pada jumlah benih ikan bandeng yang ingin di usahakan. Usaha penyalur hasil panen atau bakul membutuhkan modal lebih besar lagi yaitu
pada kisaran Rp 40.000.000 hingga mencapai Rp 70.000.000. Usaha penyedia pakan dan obat-obatan untuk ikan bandeng membutuhkan modal sekitar Rp
50.000.000. Penerimaan yang berhasil diperoleh dari hasil usaha yang telah dijalani
pemilik unit usaha berkisar antara Rp 400.000 hingga Rp 5.500.000 perbulan
dengan total biaya yang mereka keluarkan untuk usaha berkisar Rp 155.550 hingga Rp 13.035.000. Dari penerimaan dan total biaya tersebut, maka dapat
diestimasi besarnya pendapatan bersih yang diterima unit usaha selama satu bulan adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Pendapatan Bersih Unit Usaha Terkait di Kawasan Budidaya Ikan Bandeng per Bulan
Jenis Usaha Total Penerimaan
per Bulan Rp Total Biaya
Usaha Rp Total pendapatan per
Bulan Penerimaan –
Biaya Usaha Rp
Penjual benih bandeng
pendederan 5.200.000
3.191.883 2.008.116
Penjual pakan, pupuk dan obat
bandeng 5.500.000
2.912.500 2.587.500
Pembuat bubu 1.000.000
340.000 660.000
Penyewaan Alat Panen
400.000 155.550
244.450 Bakul
tengkulak 14.000.000
13.035.000 965.000
Sumber : Data Primer, Diolah 2011
Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata pendapatan bersih yang diterima unit usaha di kawasan budidaya ikan bandeng, untuk usaha
pendederan atau penjual benih bandeng Rp 2.008.116, untuk penjual pakan dan obat bandeng Rp 2.587.500, untuk unit pembuat bubu Rp 660.000, untuk usaha
penyewaan alat panen Rp 244.450, dan untuk unit bakul atau tengkulak Rp 965.000. Penjabaran dari Tabel 8 di atas menunjukan keberadaan unit usaha di
kawasan budidaya ikan bandeng di Desa Ambulu telah mampu memberikan dampak bagi para pemilik usaha tersebut berupa pendapatan.
Hari kerja dari seluruh responden dalam penelitian ini adalah setiap hari, dengan jam kerja hampir sama yaitu antara lima sampai enam jam setiap harinya,
kecuali jika saat musim panen tiba. Hampir sebagian besar lokasi usaha yang dijalankan dilaksanakan dirumah mereka sendiri.
6.1.3 Karakteristik Tenaga Kerja Lokal