ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan budidaya ikan bandeng pada dasarnya dilihat dari keseluruhan pengeluaran petani tambak untuk pembelian pakan, benih
dan obat untuk ikan serta pengeluaran lainnya.
6.4.1.1 Dampak Ekonomi Langsung Direct Impact
Berdasarkan sebaran responden petani tambak di kawasan budidaya ikan bandeng Desa Ambulu menurut struktur pengeluaran satu tahun terakhir, biaya
pembelian pakan tambahan memiliki proporsi terbesar dari sturuktur pengeluaran petani tambak. Hal ini disebabkan karena pakan yang diberikan adalah pakan
buatan pabrik yang saat ini harganya masih sangat tergantung pada harga bahan baku. Biaya rehab pematang bodem juga memiliki proporsi yang cukup besar.
Hal ini disebabkan proses rehab pematang yang masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat bantu dan pematang
yang cukup luas membutuhkan tenaga kerja dan waktu pengerjaan yang cukup lama. Hal ini berpengaruh terhadap biaya atau upah yang harus dikeluarkan
pemilik tambak kepada para pekerja. Hasil analisis secara rinci disajikan dalam Tabel 15 dibawah ini.
Tabel 15. Proporsi Struktur Pengeluaran Petani Tambak Biaya
Proporsi
Pembelian pakan tambahan Rehab Pematang bodem
Pembelian Benih bandeng Biaya Upah Panen
Pembelian pupuk Sewa Alat Panen
Pembelian Obat-Obatan 25
22 18
10
9 8
8
Sumber : Data Primer, Diolah 2011
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat, proporsi rehab pematang yang dikeluarkan oleh petani tambak memiliki proporsi paling besar, yaitu 22 . Hal
ini menunjukan bahwa rehab pematang memiliki pengaruh terhadap pengeluaran
petani tambak pada saat melakukan kegiatan budidaya ikan bandeng karena setiap tambak yang telah dipanen harus melakukan rehab pematang sebelum akhirnya
disebarkan benih bandeng lagi. Besarnya biaya rehab pematang yang dikeluarkan petani tambak akan berbeda-beda sesuai dengan jumlah tambak yang mereka
miliki dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Proporsi pengeluaran petani tambak terkait dengan unit usaha dan fasilitas
yang tersedia di lokasi budidaya ikan bandeng. Rata-rata pengeluaran petani tambak untuk setiap petak tambaknya adalah sebesar Rp 2.212.724,00. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti benih bandeng yang akan disebar, obat serta pakan yang digunakan dan beberapa pengeluaran lainnya. Tabel 16 menunjukkan
jumlah total pengeluaran petani tambak dalam satu kali musim panen ikan bandeng di Desa Ambulu sebesar
Rp 1.827.710.024,00. Besarnya pengeluaran
petani tambak per musim didasarkan pada jumlah tambak yang mengalami panen dalam satu kali musim, yaitu 826 unit tambak jika diasumsikan semua unit
tambak berproduksi. Besarnya arus uang tersebut akan menunjukan seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pengeluaran petani untuk keperluan
tambak.
Tabel 16. Total Pengeluaran Petani Tambak per Musim Panen Ikan
Bandeng
Keterangan Jumlah
Proporsi Pengeluaran petani tambak di Desa Ambulu Proporsi biaya di luar lokasi tambak
Rata-rata pengeluaran petani tambak Rpunit tambak Jumlah tambak panen per musim
Total Pengeluaran petani tambak Rp
100 2.212.724,00
826
1.827.710.024,00
Sumber : Data Primer, Diolah 2011
Keberadaan lokasi tambak ikan bandeng ini membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha yang berkaitan dengan kebutuhan
petani tambak selama proses budidaya berlangsung. Unit usaha yang berkembang di Desa Ambulu saat ini masih sedikit dan bersifat homogen. Sehingga perputaran
arus uang yang terjadi antara petani tambak dan masyarakat lokal masih kecil, salah satunya dipengaruhi oleh faktor aksesbilitas menuju desa yang cukup jauh
dari pusat kota. Penerimaan yang diterima oleh pemilik unit usaha merupakan pengeluaran
petani tambak yang kemudian digunakan kembali oleh pemilik unit usaha untuk menjalankan aktivitas usaha mereka. Pemilik unit usaha membutuhkan bahan
baku untuk menjalankan usaha mereka yang diperoleh dari Desa Ambulu sendiri atau dari luar Desa Ambulu. Komponen biaya yang utama dari pengeluaran unit
usaha adalah biaya pembelian input atau bahan baku. Rincian proporsi pendapatan yang diterima pemilik usaha dan biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap
penerimaan total unit usaha dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Proporsi Pendapatan dan Biaya Produksi Terhadap Penerimaan Total Unit Usaha Terkait di Lokasi Budidaya Ikan Bandeng
Komponen Proporsi
Pendapatan Pemilik Pembelian inputbahan baku
Upah Karyawan Transportasi lokal
Biaya pemeliharaan alat Kebutuhan pangan harian
Pengembalian kredit ke bank Biaya operasional unit usaha listrik, PAM
Sewa tempat jaga 39,51
37,54 7,27
5,44 3,58
3,38 1,36
0,96 0,95
Jumlah 100,00
Sumber : Data Primer, Diolah 2011
Berdasarkan Tabel 17 diatas terlihat bahwa proporsi terbesar berupa pendapatan pemilik usaha, yaitu sebesar 39,51 . Hal ini menunjukan bahwa
kegiatan budidaya ikan bandeng telah memberikan dampak ekonomi langsung terhadap perekonomian Desa Ambulu khususnya pemilik unit usaha. Adapun
yang dimaksud dengan dampak ekonomi langsung adalah pendapatan yang diterima unit usaha dari pengeluaran petani tambak.
6.4.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Impact