Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil

94 kuesioner yang disebarkan pada pegawai, yaitu tentang fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhan di saat pelaksanaan diklat Tabel 4.13, tentang fasilitas diklat dapat mempengaruhi pelaksanaan diklat Tabel 4.14, dan tentang sarana dan prasarana diklat tidak memadai ketika pelaksanaan diklat Tabel 4.19. Berdasarkan jawaban responden tentang fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhan, sebanyak 18 orang 60 berpendapat sangat setuju bahwa fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhan. Dan sebanyak 18 orang 60 responden berpendapat Sangat setuju bahwa fasilitas diklat dapat mempengaruhi pelaksanaan diklat. Sedangkan sebanyak 12 orang 40 responden berpendapat bahwa kadang- kadang fasilitas diklat tidak memadai ketika pelaksanaan diklat. Hal ini berpengaruh besar bagi peserta diklat dalam mengikuti pembinaan, sehingga bila suatu sarana diklat kurang mendukung maka penyampaian materi dan metode diklat kurang dapat diterima oleh peserta diklat.

5.2.2. Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil

Berdasarkan pengamatan dan pemberian kuesioner yang telah dilakukan pada responden maka diperoleh hasil bahwa Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan pelatihan Kabupaten Dairi berada pada kategori Tinggi. Dalam meningkatkan profesionalisme kerja pegawai, pegawai memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi maka dengan demikian mereka perlu untuk terus belajar menambah ilmu dan pengetahuan agar mampu menyikapi setiap gerakan perubahan yang 95 terjadi secara professional. Profesionalisme pegawai dalam hal ini meliputi 3 indikator yaitu: kreativitas, inovasi dan responsivitas. Terbentuknya aparatur yang kreatif hanya dapat terjadi apabila: terdapat iklim yang kondusif yang mampu mendorong aparatur pemerintah untuk mencari ide baru dan konsep baru serta menerapkannya secara inovatif: adanya kesediaan pemimpin untuk memberdayakan bawahan antara lain melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pekerjaan, mutu hasil pekerjaan, karier dan penyelesaian permasalahan tugas. Untuk mengukur kreativitas Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan profesionalisme kerja dalam lingkungan organisasi, penulis menyediakan 6 enam pertanyaan yang disebarkan kepada pegawai, yaitu tentang keterampilan pegawai dalam meningkatkan pelayanan prima pada pekerjaan setelah mengikuti diklat Tabel 4.20, tentang pekerjaan yang pegawai tanggungjawabi sesuai dengan kemempuan yang dimiliki Tabel 4.21, tentang keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja dalam menyelesaikan pekerjaan Tabel 4.22, tentang pegawai di dalam memperoleh penghargaan atas prestasi kerja Tabel 4.28, tentang dibutuhkan keterampilan tertentu dalam bidang pekerjaan yang pegawai kerjakan Tabel 4.29, dan tentang pegawai terampil di dalam bidang pekerjaan kyang dipercayakan Tabel 4.30. Berdasarkan jawaban responden tentang keterampilan dalam meningkatkan pelayanan prima pada pekerjaan setelah mengikuti diklat, sebanyak 17 orang 56,7 responden berpendapat Sangat Setuju bahwa pegawai harus 96 memiliki keterampilan dalam meningkatkan pelayanan prima pada pekerjaan setelah mengikuti diklat. Sebanyak 21 orang 70 responden berpendapat Setuju bahwa pekerjaan yang pegawai tanggungjawabi sangat sesuai denagn kemampuan yang dimiliki pegawai. Sebanyak 15 orang 50 responden berpendapat Sangat Setuju bahwa pegawwai selalu berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi kerja di dalam penyelesaian pekerjaan. Sebanyak 13 43,3 responden berpendapat bahwa pegawai kadang- kadang memperoleh penghargaan atas prestasi kerja selama bekerja menjadi PNS. Sebanyak 11 orang 36,7 responden berpendapat Sering dibutuhkan keterampilan tertentu dalam bidang pekerjaan. Dan sebanyak 13 orang 43,3 responden berpendapat bahwa Sering terampil di dalam pekerjaan yang dipercayakan kepada para pegawai. Selain kreativitas, inovasi juga dibutuhkan dalam meningkatkan profesionalisme pegawai. Perwujudannya berupa hasrat dan tekad untuk mencari, menemukan dan menggunakan cara baru, metode kerja baru, dalam pelaksanaan tugasnya. Untuk mengukur inovasi yang dilakukan Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan profesionalime kerjanya, maka penulis menyediakan 5 lima pertanyaan yang disebarkan pada pegawai, yaitu tentang budaya organisasi di kantor dapat mempengaruhi kinerja para pegawai di dalam melakukan inovasi Tabel 4.23, tentang jabatan dapat mempengaruhi kebebasan pegawai dalam melakukan inovasi di dalam setiap pekerjaan Tabel 4.24, tentang inovasi kerja dapat mempengaruhi pegawai di dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab Tabel 4.25, tentang pegawai melakukan inovasi di dalam pekerjaan dan 97 membuat pegawai lainnya juga mengikutinya Tabel 4.31, dan tentang pegawai yang dikucilkan rekan kerja karena melakukan inovasi di dalam pekerjaan Tabel 4.32 Berdasarkan jumlah responden sebanyak 18 orang 60 berpendapat bahwa pegawai Setuju budaya organisasi di kantor dapat mempengaruhi kinerja para pegawai di dalam melakukan inovasi. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 10 orang 33,3 berpendapat Setuju bahwa jabatan dapat mempengaruhi kebebasan pegawai dalam melakukan inovasi di dalam setiap pekerjaan. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 17 orang 56,6 berpendapat Setuju bahwa inovasi kerja mampu mempengaruhi pegawai di dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 22 orang 73,3 berpendapat bahwa pegawai Kadang- kadang melakukan inovasi di dalam pekerjaan dan membuat pegawai lain juga mengikuti inovasi tersebut. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 20 orang 66,7 berpendapat bahwa pegawai tidak pernah sama sekali dikucilkan rekan yang lain karena melakukan inovasi di dalam pekerjaan. Responsivitas merupakan kemampuan aparatur dalam mengantisipasi dan menghadapi aspirasi baru perkembangan baru, tuntutan baru, dan pengetahuan baru, birokrasi haru merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk mengukur responsivitas pegawai dalam meningkatkan kerja pegawai, maka penulis menyediakan 4 empat pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan kepada pegawai, yaitu tentang pegawai menyanggupi pekerjaan tambahan tanpa adanya honor imbalan Tabel 4.26, 98 tentang pegawai mampu menganalisa masalah yang terjadi di kantor khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan, tentang ketersediaan pegawai di dalam membantu rekan kerja dalam satu unit walau sedang dalam menyelesaikan pekerjaan yang sibuk Tabel 4.33, dan tentang laporan hasil kerja pegawai kepada pimpinan selalu tepat waktu Tabel 4.34. Berdasarkan jumlah responden sebanyak 20 orang 66,7 berpendapat Setuju bahwa pegawai menyanggupi melakukan pekerjaan tambahan tanpa adanya honor imbalan. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 22 orang 73,3 berpendapat Setuju bahwa pegawai mampu menganalisa masalah yang terjadi di kantor khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 17 orang 56,7 berpendapat bahwa pegawai Sering bersedia membantu pegawai di dalam membantu rekan kerja dalam satu unit walau sedang dalam menyelesaikan pekerjaanyang sibuk. Dari jumlah jawaban responden sebanyak 21 orang 70 berpendapat pegawai sering memberikan hasil kerja kepada pimpinan selalu tepat waktu 99 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan Publik (Studi pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tamiang)

9 136 135

Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara (BKN) Medan

5 40 129

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Promosi Jabatan Pegawai Negeri Sipil ( Studi Pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tengah)

2 53 77

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Promosi Jabatan Pegawai Negeri Sipil ( Studi Pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tengah)

0 0 9

Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Pelaksanaan Promosi Jabatan Pegawai Negeri Sipil ( Studi Pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tengah)

0 0 2

PENGARUH PELATIHAN, PENGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN MOROWALI | Trijanuar | Katalogis 7016 23444 1 PB

0 0 8

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi

0 0 27

ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENDIDIKAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN DAIRI

0 0 15

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH

0 4 28