31
2.5 Teknik Pengukuran Skor
Untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik pengukuran skor. Menurut Sugiono 2005 : 55 Teknik
penggunaan skor yang digunakan adalah dengan skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Adapun skor yang digunakan untuk setiap
pertanyaan adalah:
1. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5
2. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4
3. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3
4. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2
5. Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1
Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing- masing alternatif apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah, dengan terlebih dahulu skala ordinal dirubah menjadi skala interval , dengan cara sebagai berikut:
Interval = Skor Tertinggi – Skor Terendah Banyak Bilangan
= 5 – 1 = 0,80 5
Dengan interval 0,80 maka kategori ,jawaban responden dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
32 1.
Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00
2. Skor untuk kategori sangat tinggi
= 3,41 – 4,20 3.
Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40
4. Skor untuk kategori rendah
= 1,81 – 2,60 5.
Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80
2.6 Teknik Analisa Data A. Penggunaan Koefisien Korelasi Product Moment
Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan pada sumber data yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah
jawaban responden tergolong tinggi, sedang atau rendah. Adapun rumus koefisien menurut Sugiono 2005 : 66 korelasi product moment adalah :
n x
1
y
1
– ∑x
1
∑y
1
r
xy
√{n∑x =
1 2
– ∑x
1 2
} {n ∑y
1 2
- ∑y
1 2
}
Keterangan : r
xy
x = koefisien korelasi antara x dan y, yaitu bilangan yang menunjukkan besar
kecilnya hubungan antara x dan y
1
y = variabel bebas
1
n = jumlah sampel = variabel terikat
33 Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat memberikan
tiga kemungkinan mengenai hubungan kedua variabel yaitu:
1. Nilai r yang positif menunjukkan kedua variabel positif, artinya kenaikan
nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain. 2.
Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative, artinya menurunnya nilai variabel yang satu yang diikuti dengan
meningkatnya nilai variabel yang lain. 3.
Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lain
berubah. Untuk mengetahui adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat
hubungan kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau interpretasi dilihat dari angka- angka dan Sugiyono 2005:149
menyatakan sebagai berikut: Interval koefisien R
Interpretasi Antara 0,80 – 1,00
Sangat Kuat Antara 0,60 – 1,79
Kuat Antara 0,40 – 0,59
Sedang Antara 0,20 – 0,39
Rendah Antara 0,00 - 0,19
Sangat Rendah tidak berkorelasi Dengan nilai r yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung melalui
table korelasi, untuk menguji apakah nilai r yang kita dapat itu berarti atau tidak. Table korelasi ini mencantumkan batas- batas nilai r yang signifikan, artinya
hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima.
34
B. Penggunaan Koefisien Korelasi Determinan
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Sugiono 2005:70 Perhitungan
dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment dan
dikaitkan dengan 100.
D = r
xy 2
x 100
Keterangan : D = Koefisien Determinan
r = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y
35
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Badan Kepegawaiandan Pendidikan Pelatihan Daerah Kabupaten Dairi