D. Deposito Merupakan Suatu Bentuk Perjanjian Simpanan
Definisi dari suatu perjanjian menurut Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH ialah, “ Perjanjian diartikan sebagai suatu perhubungan hukum mengenai harta
benda kekayaan, antara dua pihak dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau tidak melakukan sesuatu, sedang pihak
lain menuntut pelaksanaan janji itu “.
43
Sedangkan Prof. R. Soebekti mengemukakan bahwa, “ Suatu persetujuan adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana
dua orang lain saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal ”.
44
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri.
Pada Pasal 1313 KUH Perdata yang menyatakan, “ Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih “. Dikatakan bahwa suatu deposito merupakan suatu bentuk perjanjian
simpanan karena dalam deposito adanya persyaratan dalam perjanjian yang dibuat oleh pihak bank dengan nasabah, sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata
yang menyebutkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat yaitu :
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. Adanya suatu hal tertentu.
4. Adanya suatu sebab yang halal.
Selain itu, dalam perjanjian yang dibuat terdapat prinsip-prinsip hukum perjanjian. Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah :
1. Asas Kebebasan Berkontrak
43
Dikutip T. Darwini dalam diktatnya, 2008, Hukum Pembiayaan Perbankan, hlm.14.
44
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Dimana bahwa setiap orang boleh mengadakan perjanjian apa saja dan dengan siapa saja.
Ketentuan tentang asas ini disebutkan dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa, “Semua perjanjian yang sah berlaku sebagai
Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya “.
2. Asas Konsensualitas
Ketentuan ini disebut pada Pasal 1458 KUH Perdata yang berbunyi, “ Jual beli ini dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, seketika
setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu belum diserahkan
maupun harganya belum dibayar “. Maksudnya adalah, bahwa perjanjian itu ada sejak tercapainya kata
sepakat, antara para pihak yang mengadakan perjanjian. Maka perjanjian tersebut telah dinyatakan sah jika dalam perjanjian tersebut
selain telah memenuhi tiga syarat, tetapi yang paling utama dan pertama adalah telah terpenuhi kata sepakat dari mereka yang
membuatnya. 3. Asas Kelengkapan
Maksud dari asas ini adalah apabila para pihak yang mengadakan perjanjian, berkeinginan lain, mereka dapat menyingkirkan Pasal-Pasal
yang ada dalam Undang-Undang. Akan tetapi, jika tidak secara tegas ditentukan dalam suatu perjanjian, maka ketentuan yang ada dalam
Undang-Undanglah yang dinyatakan berlaku. Contoh mengenai ketentuan ini adalah terdapat pada Pasal 1477 KUH
Perdata yang menyebutkan bahwa, “ Penyerahan harus terjadi ditempat
Universitas Sumatera Utara
dimana barang yang terjual berada pada waktu penjualan, jika tentang itu tidak telah diadakan persetujuan lain “.
Setiap pihak yang membuat perjanjian, terutama pihak kreditur sangat menghendaki agar pelaksanaan perjanjian diusahakan dengan sempurna secara
“suka rela” sesuai dengan isi ketentuan perjanjian. Akan tetapi, tentu tidak semua berjalan sebagaimana mestinya. Boleh jadi debitur ingkar secara “suka rela”
menepati pelaksanaanya. Keingkaran inilah yang memberi hak kepada kreditur untuk memaksa debitur melaksanakan prestasi.
45
45
Ibid., hlm. 21.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
Kesejahteraan masyarakat yang kian meningkat tampaknya akan dapat memberikan kesempatan yang lebih besar kepada masyarakat tersebut untuk
menyisihkan sebagian daripada penghasilannya dalam bentuk tabungan dan lain sebagainya. Namun demikian kita juga mengetahui bahwa tidak semua
masyarakat mempunyai uang yang berlebih dalam kesehariannya, selain itu banyak pula masyarakat yang memiliki uang yang berlebih, akan tetapi kurang
produktif. Namun bila dilihat bahwa suatu keberhasilan dari suatu individu yang
merupakan bagian dari kelompok masyarakat ialah dengan adanya kemampuannya dalam memanfaatkan uang yang dimilikinya sebagai suatu modal.
Dalam hal ini kita harus melihat situasi dan kondisi suatu sistem perekonomian.yang sedang berlangsung. Penyimpanan dapat pula berupa
investasi yang sifatnya lebih menguntungkan. Sehubungan dengan itu, kita harus melihat tingkat suku bunga dalam
lingkungan perbankan, yakni apakah tingkat suku bunga tersebut tinggi atau tingkat suku bunga itu sendiri rendah atau turun. Pada umumnya ketika tingkat
suku bunga tersebut mengalami peningkatan, biasanya masyarakat lebih banyak melakukan investasi terhadap uang yang dimiliki yang dirasa akan lebih
menguntungkan baginya.
Universitas Sumatera Utara