41
3.3 Sanggar Meuligee Lindung Bulan
Sanggar Meuligee Lindung Bulan merupakan sanggar induk Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang yang anggotanya merupakan anak-anak pilihan dari
berbagai Kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang. Sanggar terbentuk pada akhir tahun 2013 di bawah asuhan nyonya Iris Atiqah Hamdan Sati yang tidak lain
adalah istri dari Bupati Aceh Tamiang Saat ini Bapak Hamdan Sati. Lokasi Sanggar berada di dekat alun-alun lapangan kantor bupati, biasa nya kegiatan
latihan dilakukan pada hari sabtu dan minggu saja karena banyak sekolah di Aceh Tamiang yang memulangkan siswa nya pada siang atau sore hari pada hari-hari
penting seperti Senin sampai Kamis. Adapun gambaran dari sanggar Meuligee Lindung Bulan dapat dilihat
pada Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Gambaran Sanggar Meuligee Lindung Bulan
Dokumentasi Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
42 Adapun prestasi-prestasi kesenian yang pernah dicapai oleh sanggar
Meuligee Lindung Bulan adalah sebagai berikut: a
Juara 1 di Festival Tari Garapan Seprovinsi Aceh, b
Juara harapan 2 di Festival Sabang Fair, c
Juara 3 di Festival Langlong, Banda Aceh, d
Menjadi peserta temu penyair se-Asia Tenggara di Banten tahun 2014.
3.4 Ragam Gerak Tari dan Busana
3.4.1 Gerak Tari
Tarian Ula-ula Lembing memiliki arti atau makna dalam setiap gerakan- gerakanya. Tarian ini merupakan peniruan mimesis dari gerak-gerik ular, yang
distilisasi ke dalam gerak tarian.
7
Gaya ular menjalar dalam tarian ini melambangkan kelunakan, kelincahan, kewaspadaan, sedangkan lembing adalah
pelambang gaya ketangkasan, kegesitan dalam membela dan menjaga sesuatu kemungkinan. Tarian Ula-ula Lembing dibuka dengan suatu upacara pembuka
sebagai acara penghormatan dengan iringan lagu patam-patam patam-patam adalah suatu irama pengantar: gerak tarian dan ketangkasan silat, dilanjutkan
dengan tarian niti batang gerak gaya enjut-enjut kedidi. Berikutnya tarian tunda- tunda beting. Diteruskan dengan gerakan pungku-pungku pangka diiringi irama
lagu dadoi. Selanjutnya disambung dengan tarian endap-endap binca dan sebagai
7
Di dalam berbagai tari di dunia ini, dijumpai berbagai tarian yang merupakanm mimesis dari hewan atau tumbuhan. Di antara tarian memimesis flora dan fauna itu adalah: Tari Kijang,
Tari Pelanduk, Tari Burung Enggang, Tari Burung Phoeniks, Tari Singa, Tari Harimau, Tari Elang, Tari Kuda, Tari Bambu, Tari Cemara, dan masih banyak yang lainnya. Dalam tari-tarian
yang seperti ini tampak denganjelas manusia dalam menciptakan kesenian selalu berhubungan dengan alam di mana ia hidup. Ia banyak belajar dari alam. Dalam filsafat Melayu dikenal guru
terbaik adalah pengalaman di dunia ini, sementara dalam filsafat Minangkabau disebut alam takambang manjadi guru alam yang terkembang menjadi guru.
Universitas Sumatera Utara
43 penutup gerakan salam penutup diiringan lagu Ula-ula Lembing beralun-alun
lambat. Pola dasar dari gerak tari ini adalah lingkar terbelit, dan di uraikan dalam
beberapa tahapan gerak: 1.
Gerak silat, yang diiringi oleh irama patam-patam yang diakhiri dengan salam sembah sebagai rasa hormat dan mohon maaf untuk penampilan
mereka. Gerakan ini menggambarkan bahwa putra putri Tamiang sanggup melawan musuh yang merintanginya.
Gambar 3.2 Gerakan Silat Patam-Patam
Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
44 2.
Niti batang enjut-enjut kedidi, merupakan penggambaran gerak yang memerlukan konsentrasi dan kelincahan, yang melambangkan tekad yang
bulat, tetapi harus disertai dengan gerak dinamis didalam menghadapi setiap masalah kehidupan.
Gambar 3.3 Gerakan Niti Batang Pola 1
Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
45 Gambar 3.4
Gerakan Niti Batang Pola 2 Dokumentasi Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
46 3.
Tunda-tunda beting, melambangkan bagaimana seharusnya tekad didalam menghadapi suatu halangan dan rintangan. Walaupun sampan telah kandas
di karang yang keras dan tajam, harus dilalui dengan memanggul sampan. Tetapi bila telah mampu mengatasi halang rintang itu bukan berarti saat
istirahat atau menunda usaha, mereka harus kembali berkayu untuk mencapai tujuan.
Gambar 3.4 Gerakan Tunda-Tunda Beting
Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
47 4.
Pungku-pungku pangka, dalam perjuangan yang cukup melelahkan fisik maupun mental, berpapah atau memapah, bukan berarti tertegun dan
mundur. Keberhasilan bukan menyebabkan mereka boleh berpengku tangan. Hal ini digambarkan dengan istilah pungku berpangku tangan
dan pangka mendekap seseorang untuk menatih yang ditunjukan bagi orang yang telah lemah.
Gambar 3.5 Gerakan Pungku-pungku Pangka
Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
48 5.
Endap-endap bincah, penggambaran dari gerak ajuk mengajuk dalam mengikat idaman hati. Tergambar pula bahwa si idaman hati tidaklah
menyerah begitu saja, tetapi berlagak jinak-jinak merpati walaupun hati sedang berbunga cinta.
Gambar 3.6 Gerakan Endap-Endap Bincah
Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
49 6.
Gerak silat rebas tebang, sebagai pelambang perjuangan untuk hidup mandiri, melalui menebas, menebang, merambas, menabur benih dan
membangun.
Gambar 3.7 Gerakan Silat Rebas Terbang
Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
50 7.
Salam penutup, menjora daulat sebagai tanda syukur yang di iringi dengan penaburan beras padi dan penepung tawaran yang menggambarkan bahwa
segala sesuatu perjuangan mereka telah berhasil dan restui juga mudah- mudahan direstui Allah.
Gambar 3.8 Gerakan Salam Penutup
Dokuemntasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
51 Proses gerak dalam tari Ula-ula Lembing ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut
ini. Tabel 4.1:
Ragam dan Pola Gerak Tari Ula-ula Lembing Ragam
Gambar Pola gerak
Hitungan Gerak
Silat Niti
Batang Atau
Enjut Enjut
Kedidi 1.
Posisi badan: membungkuk.
Seperti gerakan silat patam-patam
Posisi kaki: Terbuka lebar
seperti mengangkang
Posisi tangan: kedua bergantian
kedepan kebelakang seperti
gerakan tebas Pandangan:
menghadap sesuai tangan di depan.
1 x 1
2. Posisi badan :
tegak lalu menunduk
mengadapa bawah Posisi kaki:
berjalan kecil Posisi tangan:
tangan di dekatkan seolah berdekatan
lalu gerakan atas bawah mulai dari
kiri bawah sampai kanan atas
Pandangan: menghadap ke
depan lalu ke bawah
1 x 4
Universitas Sumatera Utara
52 Tunda-
tunda beting
3. Posisi badan:
tengak menyamping
Posisi kaki: kaki lebar seperti
mengangkang Posisi tangan:
seperti mengayuhkan
sampan tangan kanan di atas lalu
berubah kembali tangan kanan
dibawah Pandangan:
menghadap ke atas dengan
pandangan mengarah telapak
tangan kiri. 1 x 4
4. Posisi tegak lurus
Posisi tangan: satu tangan di lipatkan
disikut tangn yang satu nya dan saling
bergantian Posisi kaki: satuy
kakii berdiri jinjit lalu kaki yang satu
berdiri lurus dan 1 x 4
Universitas Sumatera Utara
53 lalu bergantian
Pandangan: menghadap ke
depan
Endap- endap
bincah 5.
Posisi badan: membungkuk
Posisi tangan: kedua tangan
dikepakakn dan tangan saling
bertemu sejajat dengan kepala
posisi kaki: Jinjit sebelah
Pandangan: mengarah ke
bawah 1 x 4
Universitas Sumatera Utara
54 6.
Posisi badan: seperti gambar
gerak ke-1 Posisi kaki: kaki kiri
lurus maju ke depan, kaki kanan
tetap di tempat dan tetap ditekuk.
Posisi tangan: direntangkan,
tangan kanan di belakang, tangan
kiri di depan, dengan posisi
kedua telapak tangan dibuka.
Pandangan: menghadap
ketelapak tangan kiri.
1 x 1
Salam Penutup
7. Posisi badan: tegak
namu sedikit agak bungkuk
Posisi kaki : jongkok seperti
kaki kanan diatas lalu kaki kira di
tekuk Posisi tangan:
rapatkan kedua telapak tangan
seperti memberi salam.
Pandangan: menunduk sopan.
1 x 1
Universitas Sumatera Utara
55
3.4.2 Pola Lantai
Setiap daerah memiliki tari tradisional yang dilakukan perseorangan, berpasangan, maupun secara berkelompok. Penyajian tari perseorangan atau tari
tunggal, berpasangan dan kelompok memiliki karakteristik sendiri. Kemampuan individu menjadi kekuatan pada penyajian tari tunggal. Tari berpasangan perlu
ada koordinasi dalam melakukan gerak antara dua orang penari. Tari kelompok memerlukan kerjasama dan kemapuan sama dalam menari. Penggunaan pola
lantai pada setiap jenis penyajian tari juga berbeda-beda. Pola lantai adalah pola denah yang dilakukan oleh seorang penari dengan perpindahan, pergerakan, dan
pergeseran posisi dalam sebuah ruang space untuk menari. Pola lantai ini merupakan teknik blocking penguasaan panggung seorang penari. Pola lantai
berfungsi untuk membuat posisi dalam sebuah ruangan gerak. Dalam sebuah tarian terutama tari kelompok, pola lantai perlu diperhatikan.
Penyajian semacam ini juga dilakukan pada tari Ula-ula lembing. Tari Ula- ula Lembing menggunakan pola lantai vertikal lurus : pada pola lantai ini, penari
membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan kebelakang atau sebaliknya. Pola lantai ini banyak digunakan pada tari klasik. Pola lantai ini
menampilkan kesan sederhana tapi kuat. Penyajian semacam ini juga dilakukan pada tari Ula-ula lembing.
Pola lantai vertikal lurus : pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Dalam ragam
gerak tari Ula-ula Lembing pola lantai ini menjadi pola lantai pertama yang di bentuk penari, Pola lantai ini banyak digunakan pada tari klasik. Pola lantai ini
menampilkan kesan sederhana tapi kuat.
Universitas Sumatera Utara
56 Contoh :
. .
. . . .
. . . .
. .
Pola lantai Horizontal: pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Dalam ragam ke tiga tari
Ula Ula Lembing menggunakan pola lantai ini. Contoh :
. . . . . . . . . . . .
Universitas Sumatera Utara
57 Pola lantai garis melengkung : pola garis ini termasuk ke dalam pola tari
Ula-ula Lembing, pola lantai ini banyak di gunakan pada tari rakyat dan tari tradisi, memberi kesan lemah dan lembut. Beberapa pola lantai melengkung
antara lain melingkar : pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran. Pola lantai lengkung ular dan pola lantai angka delapan.
Contoh :
3.4.3 Motif Tarian
Gaya ular menjalar : meliputi keuletan, kelincahan, kewaspadaan gerak ada kepala dan ekor dengan langkah sudut tiga melingkar bundar.
3.4.4 Jumlah Penari
Adapun jumlah penari dalam tarian Ula-ula Lembeng terbagi dua. 1. Dua orang penyampai pantun yang dinyanyikan
2. Sebaiknya terdiri dari 10 orang penari boleh pria maupun wanita Tarian ini diperankan oleh wanita karena tarian ini merupakan tarian
penghibur, jadi tidak termasuk dalam ritual-ritual yang mengkhususkan antara laki-laki atau wanita yang melakukan tarian Ula-ula Lembing ini. Namun untuk
saat ini wanita lah yang sering kita jumpai menarikan tarian ini.
Universitas Sumatera Utara
58
3.4.5 Pakaian Penari
Penari berpakaian adat suku perkauman Tamiang untuk wanita secara lengkap yang terdiri dari dua kelompok warna yang berbeda misalnya 5 penari
berwarna merah dan 5 penari berwarna hijau. Dalam kebudayaan melayu khususnya Tamiang warna ini sangat penting artinya misalnya saja warna kuning
diartikan sebagai warna raja, warna hitam diartikan sebagai kesatria, sedangkan warna hijau dan merah adalah warna yang melambangkan daerah Tamiang
sehingga penari ula ula lembing diharuskan mengunakan kedua warna tersebut sehingga menjadi identitas suku perkauman Tamiang.
Adapun pakaian dasar yang digunakan penari Ula-ula Lembing yaitu pakaian adat melayu yang terdiri dari, baju adat melayu, kain songket, dan tali ikat
pinggang. Dimana khusus Aceh Tamiang digunakan pakaian berwarna merah dan hijau. Adapun gambar pakaian adat tarian Ula-ula Lembing untuk Aceh Tamiang
dapat dilihat pada gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
59 Gambar 3.9
Pakaian Adat untuk Penari Ula-ula Lembing Aceh Tamiang Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
60 Gambar 3.10
Kain Songket Pada Pakaian Tari Ula-ula Lembing Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
61 Gambar 3.11
Ikat Pinggang Pada Pakaian Tari Ula-ula Lembing Dokumentasi: Adji Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
62 Gambar 3.12
Pakaian Keseluruhan Tarian Ula-ula Lembing Aceh Tamiang Dokumentasi: Adjie Suci, 2015
Universitas Sumatera Utara
63
BAB IV
ANALISIS STRUKTUR MELODI
TARI ULA-ULA LEMBING
Untuk menganalisa sebuah musik, diperlukan transkripsi untuk menggambarkan atau memvisualisasikan bunyi yang diteliti ke dalam tulisan yang
menggunakan simbol-simbol yang dapat dilihat untuk dipahami.dalam menganalis struktur melodi tari Ula-ula Lembing penulis menggunakan teori Wiliam P.Malm
1977:15 yang di kenal dengan teori weighted scale untuk menganalisis melodi pengiring tari Ula-ula Lembing yang membahas scale tangga nada, nada dasar,
range wilayah nada, frequency of notes jumlah nada-nada, prevalent interval interval yang di pakai cadence patterns pola
–pola kadensa, melodic formula formula melodi, dan contour kontur.
Penulis juga melakukan pendekatan seperti yang ditawarkan Nettl 1963:89, yaitu: 1 menganalisa dan mendeskripsikan apa yang kita dengar, dan
2 menuliskan apa yang kita dengar itu di atas kertas, dan kemudian mendeskripsikan apa yang kita lihat itu. Dalam hal ini penulis hanya akan
menganalisa melodi music iringan tari Ula-ula Lembing, bagaimana nada- nadanya, interval yang dipakai, bagaimana irama nyanyian itu.
Setelah mendapatkan nada apa saja yang ada dalam melodi tari Ula-ula Lembing, penulis menuliskannya ke dalam garis para nada yang menggunakan
notasi barat atau notasi balok. Penulis memakai notasi barat karena notasi tersebut paling umum digunakan dan dikenal dalam informasi sebuah musik.
Universitas Sumatera Utara
64
Berikut ini adalah melodi pengiring tari Ula-ula Lembing yang sudah penulis tuangkan kedalam notasi barat atau notasi balok barat:
Universitas Sumatera Utara
65
4.1 Tangga Nada
Dalam pengertian yang sederhana, tangga nada dalam music bisa diartikan sebagai satu set atau satu kumpulan not music yang diatur sedemikian rupa
dengan aturan yang baku sehingga memberikan nuansa atau karakter tertentu. Aturan buku tersebut berupa interval atau jarak antara satu not dengan not yang
lain, aturan tentang nada awal dan nada final, dan lain lain. Ada berbagai macam tangga nada di dalam music, masing-masing memiliki aturan baku sebagai cirri
yang membedakan antara tangga nada yang satu dengan tangga nada yang lain. Penulis menyusun semua nada-nada yang terdapat dalam nyanyian tersebut.
penulis mengurutkan tangga nada dari nada terendah hingga ke nada yang tertinggi termasuk nada oktaf jika ada ke dalam garis paranada. Lagu ini hanya
memakai 9 buah nada sebagai berikut:
4.2 Wilayah Nada Range