73
4.7 HASIL ANALISIS MORFOLOGI PERMUKAAN DENGAN SEM
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE
Tujuan dilakukannya analisis morfologi permukaan dengan SEM Scanning Electron Microscope adalah untuk mengamati morfologi permukaan sampel pati
biji durian, sampel patahan bioplastik tanpa pengisi kitosan dan plasticizer sorbitol, serta sampel patahan bioplastik dengan pengisi kitosan dan plasticizer
sorbitol. Dari hasil SEM sampel pati biji durian dapat diamati bagaimana bentuk granula dari pati, dan dari hasil SEM sampel patahan bioplastik dapat dilihat
penyebaran partikel sudah homogen atau belum dalam bioplastik yang terbentuk.
4.7.1 Hasil Analisis Morfologi Permukaan Pati Biji Durian dengan SEM dengan Perbesaran 5000 kali dan 10000 kali
Hasil analisis morfologi pati biji durian dengan SEM perbesaran 5000 kali
dan 10000 kali ditampilkan pada gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4.21 Hasil SEM Pati Biji Durian dengan Perbesaran 10.000 kali
Dari Gambar 4.21 terlihat bentuk mikroskopis granula pati biji durian adalah semi bulat dengan beberapa sisinya membentuk lekukan tajam. Bentuk
granula pati ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Jufri dkk., 2006, dengan pengamatan menggunakan mikrograf elektron perbesaran 2000 kali
menunjukkan partikel pati biji durian berbentuk granula semi bulat dengan lekukan tajam di beberapa sisinya. Ukuran granula pati biji durian hasil SEM
adalah 6,75 μm. Ukuran granula pati dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yang pertama granula pati berukuran kecil, dimana ukuran granulanya berada
Granula pati berukuran 6,75
μm
Universitas Sumatera Utara
74 pada rentang 5-
10 μm, dan yang kedua adalah granula pati berukuran besar, dimana ukuran granulanya berada pada rentang 25-
40 μm [108]. Maka granula pati biji durian tergolong dalam granula pati berukuran kecil.
Pati terdapat dalam bentuk granula, dimana bentuk granula pati berbeda- beda tergantung jenis sumber pati tersebut. Namun perbedaan bentuk granula
hanya merupakan ciri khas dari jenis sumbernya, tidak mempengaruhi proses gelatinisasinya, dimana gelatinisasi lebih dipengaruhi oleh kadar amilosa dan
amilopektin pati tersebut [94].
4.7.2 Hasil Analisis Morfologi Permukaan Patahan Bioplastik tanpa Pengisi Kitosan dan Plasticizer Sorbitol dan Bioplastik dengan Pengisi Kitosan
dan Plasticizer Sorbitol dengan SEM dengan Perbesaran 5000 kali
Hasil analisis morfologi dengan SEM sampel patahan bioplastik tanpa pengisi kitosan dan plasticizer sorbitol perbesaran 5000 kali ditampilkan pada
gambar 4.22 a, kemudian sampel patahan bioplastik dengan pengisi kitosan dan plasticizer sorbitol perbesaran 5000 kali ditampilkan pada gambar 4.22 b berikut
ini.
Gambar 4.22 Analisis SEM Sampel Patahan Bioplastik dari Pati Biji Durian a Bioplastik tanpa Pengisi Kitosan dan Plasticizer Sorbitol dengan
Perbesaran 5000 kali b Bioplastik dengan Pengisi Kitosan dan Plasticizer Sorbitol dengan
Perbesaran 5000 kali Dari gambar diatas dapat dilihat struktur morfologi bioplastik yang
terbentuk. Gambar 4.22 a menunjukkan hasil analisis SEM patahan bioplastik a
b
Universitas Sumatera Utara
75 tanpa pengisi kitosan dan plasticizer sorbitol dengan perbesaran 5000 kali.
Terdapat beberapa titik putih yaitu adanya pati yang belum larut sempurna. Tidak terdapat adanya gelembung udara yang dapat mengganggu kerapatan struktur
kedua bioplastik. Jika dibandingkan perbedaan struktur permukaan patahan bioplastik pada gambar 4.22 a dengan bioplastik pada gambar 4.22 b dapat
dilihat bahwa bioplastik pada gambar 4.22 a, yaitu bioplastik dengan adanya pengisi kitosan dan plasticizer sorbitol, memiliki struktur yang lebih rapat dan
kompak, hal tersebut dikarenakan adanya kitosan sebagai pengisi telah terdistribusi secara homogen di dalam bioplastik yang mengisi ruang-ruang
kosong pada bioplastik, sehingga dapat meningkatkan rapat massa densitas dari bioplastik. Kehomogenan struktur bioplastik adalah salah satu indikator yang
dapat menunjukkan semakin baiknya nilai kekuatan mekanik dari bioplastik tersebut [109]. Hal tersebut mendukung hasil penelitian ini, dimana terjadi
peningkatan kekuatan tarik bioplastik seiring dengan peningkatan konsentrasi kitosan yang telah terdistribusi secara homogen. Demikian juga dengan sifat fisika
dari bioplastik, dimana kitosan yang telah terdistribusi secara homogen mengakibatkan kerapatan bioplastik meningkat, sehingga nilai densitas meningkat
seiring bertambahnya kitosan, serta nilai penyerapan air menurun akibat semakin sedikitnya ruang kosong dalam bioplastik yang dapat dimasuki oleh molekul air.
Universitas Sumatera Utara
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN