47 Karakterisasi pati dari biji durian bertujuan untuk menetapkan komposisi
kimia yang terkandung di dalam pati, yang terdiri dari kadar pati amilum, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar amilosa dan kadar amilopektin
sehingga diketahui kualitas pati yang diperoleh. Hasil keseluruhan karakterisasi ini disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Komposisi Kimia Pati Biji Durian Komponen Pati Biji Durian
Kadar Standar Industri
Indonesia Pati amilum
76,6530 min. 75
- Amilosa 22,3365
- - Amilopektin
54,3165 -
Air 12,73
maks. 14 Abu
0,51 maks. 1,5
Lemak 0,61
- Protein
11,61 -
[92]
4.1.1 Kadar Pati
Tujuan dari analisis kadar pati adalah untuk menetapkan persentase kandungan pati amilum yang terdapat per satuan massa serbuk pati hasil
ekstraksi dari biji durian. Karakterisasi pati dilakukan dengan menggunakan sampel pati sebanyak 5 gram, dan diperoleh nilai kadar pati adalah sebesar
76,6530 . Jumlah ini telah memenuhi standar pati berdasarkan Standar Industri Indonesia SII yaitu minimal 75 pati. Kadar pati yang diperoleh dari penelitian
ini lebih tinggi dari kadar pati pada penelitian Soebagio dkk., 2006 dengan metode yang sama, yaitu sebesar 68,22 , namun lebih rendah jika dibandingkan
dengan hasil penelitian Cornelia dkk., 2013, yaitu sebesar 83,92. Perbedaan kadar pati yang diperoleh ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kemurnian pada saat
proses ekstraksi pati, dimana semakin banyak campuran dalam serbuk pati yang diperoleh, seperti serat, pasirkotoran yang terikut, maka semakin rendah kadar
patinya per satuan massa [63].
4.1.2 Kadar Amilosa dan Amilopektin
Tujuan dari analisis kadar amilosa dan amilopektin adalah untuk menetapkan perbandingan jumlah amilosa dan amilopektin di dalam pati biji
durian, dimana kadar amilosa dan amilopektin berpengaruh nyata terhadap sifat
Universitas Sumatera Utara
48 mekanik film yang dihasilkan. Dari pengujian dengan menggunakan sampel pati
biji durian sebanyak 100 mg diperoleh hasil kadar amilosa dan amilopektin adalah sebesar 22,3365 dan 54,3165. Nilai amilosa ini mendekati kadar amilosa pati
biji durian yang dihasilkan oleh penelitian Jufri dkk., 2006 dengan menggunakan metode yang sama, yaitu sebesar 26,607. Dibandingkan
amilopektin, amilosa adalah fraksi yang lebih berperan dalam pembentukan gel serta dapat menghasilkan lapisan tipis film yang lebih kompak [64]. Namun
dengan meningkatnya kekompakan dari struktur plastik maka dapat menyebabkan sifat elongation plastik menurun. Menurut hasil penelitian Yulianti dan Erliani
2012, dari beberapa jenis sumber pati yaitu ubi kayu, ganyong, ubi jalar dan garut, nilai kadar amilosa tertinggi terdapat pada pati ganyong, yaitu 42,7 berat
kering, dimana edible film yang dihasilkan dari pati ganyong tersebut menunjukkan nilai pemanjangan yang lebih rendah.
Rasio amilosa : amilopektin pada biji durian sudah hampir sama dengan pati sukun sebagai bahan baku pembuatan bioplastik pada penelitian Setiani dkk.,
2013 yaitu 26,76 : 73,24, dimana pada formula pati-kitosan 6 : 4 dapat menghasilkan bioplastik dengan kekuatan tarik terbesar 16,34 MPa yang
memenuhi nilai kekuatan tarik standar plastik biodegradable sebesar 10-100 MPa. Maka pati biji durian sudah sesuai untuk dijadikan bahan baku pembuatan
bioplastik.
4.1.3 Kadar Air