Laporan Keuangan Ukuran Perusahaan

11 2. Asumsi tentang keorganisasian Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen.

3. Asumsi tentang informasi

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia, setiap individu terdorong untuk memuaskan dirinya sendiri sehingga seringnya menimbulkan konfilik antar prinsipal dan agen. Pihak prinsipal mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kemakmuran perusahaannya dengan cara mengadakan kontrak dengan agen, sedangkan agen cenderung bersifat opportunis yaitu berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi dan psikologinya. Agar dapat memenuhi kontrak pihak prinsipal serta mendapatkan kompensasi yang tinggi, manajer seringkali memanipulasi beberapa kondisi perusahaan sehingga terlihat bahwa perusahaan sudah mencapai target.

2.1.2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah salah satu bentuk pertanggungjawaban seorang manajer yang dilakukan setiap suatu periode tertentu. Manajer melakukan pencatatan dari setiap transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan sebagai laporan yang akan diberikan kepada pihak pemakai. Menurut IAI 2009 tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan pengambilan keputusan ekonomi. Universitas Sumatera Utara 12 Laporan keuangan yang telah disiapkan oleh manajer perusahan akan menjadi sumber informasi utama yang akan digunakan untuk mengevaluasi kondisi perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi perusahaan di masa depan. Dari laporan keuangan yang dibuat oleh manajer maka para pemakai laporan dapat melihat kinerja perusahaan baik dari kewajiban perusahaan dalam melunasi hutang-hutang perusahaan serta ekuitas dari perusahaan 2.1.3. Manajemen Laba Earnings Management 2.1.3.1. Definisi Manajemen Laba Assih dan Gudono 2000 manajemen laba diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, dalam batasan general accepted accounting principles, untuk mengarah pada suatu tingkat yang diinginkan atas laba yang dilaporkan. Navissi 1999 menyimpulkan bahwa penurunan laba discretionary accruals oleh perusahaan-perusahaan manufaktur pada periode waktu tertentu dapat digunakan untuk menaikkan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Definis lain dari manajemen laba Sugiri 1998 adalah dengan membagi manajemen laba menjadi dua, yaitu: 1. Definisi sempit Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dalam arti sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accrual dalam menentukan besarnya laba. 2. Definisi luas Universitas Sumatera Utara 13 Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan penurunan profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut. Dalam perusahaan, informasi laba merupakan sangat penting bagi penggunanya, karena informasi laba bermanfaat untuk menaikkan harga saham perusahaan serta untuk memperediksi hasil usaha untuk tahun berikutnya. Sehingga membuat manajemen perusahaan melakukan tindakan meningkatkan maupun mengurangi laba perusahaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan kebutuhan pribadi agar kinerjanya terlihat baik.

2.1.3.2. Motivasi Terjadinya Manajemen Laba

Healy dan Wahlen 1999 beberapa motivasi terjadinya manajemen laba: 1. Motivasi pasar modal capital market motivations, Motivasi ini berhubungan dengan harga saham, dimana harga saham merupakan sumber informasi yang digunakan oleh investor untuk melihat laporan keuangan perusahaan. 2. Motivasi kontrak contracting motivations Berkaitan dengan penggunaan data akuntansi dalam memonitor dan meregulasi kontrak atas perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan stakeholders. Secara eksplisit maupun implisit, kontrak-kontrak yang berjenis kompensasi manajemen banyak dikaitkan dengan kinerja keuangan perusahaan. 3. Motivasi regulasi regulatory motivation Manajemen laba mengeksplor dua bentuk dari motivasi regulasi yaitu tentang spesifik industri dan kepercayaan. Motivasi ini digunakan untuk menghindari biaya politik. Selain tiga motivasi terjadinya manajemen laba yang dikemukan Healy dan Wahlen 1999, Scott 2003 juga mengemukakan beberapa Universitas Sumatera Utara 14 faktor lain yang memotivasi terjadinya manajemen laba, yaitu bonus sheme, kontrak jangka panjang debt covenmant, motivasi politik political motivation, motivasi perpajakan taxation motivation, pergantian CEOchief executive officer, IPO initial public offering, dan mengkomunikasikan informasi pada investor. Beberapa motivasi terjadinya manajemen laba diatas, dapat dilihat bahwa manajemen laba dilakukan dengan cara meningkatkan laba bersih untuk menarik perhatian investor dan menurunkan laba untuk menghindari pembayaran pajak yang besar. Terjadi penyimpangan ini tidak hanya dilakukan oleh pihak manajemen tetapi juga dilakukan oleh CEO perusahaan untuk kepentingan pribadinya. Jika hal ini tidak cepat ditangani bukan hanya perusahaan yang akan mengalami kerugian tetapi Negara juga akan mengalami kerugian karena perusahaan melakukan praktik laba untuk menghemat pembayaran pajak. 2.1.4. Corporate Governance 2.1.4.1. Definisi dan Tujuan Corporate Governance Good corporate governance pertama kali dikemukakan oleh Cadbury Committee 1992 bahwa : “Corporate governance is the system by which companies are directed and controlled. Boards of directors are responsible for the governance of their companies. The shareholders role in governance is to appoint the directors and the auditors and to satisfy themselves that an appropriate governance structure in place.” Tujuan corporate governance menurut FCGI 2001 adalah Universitas Sumatera Utara 15 untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan stakeholders. Dengan adanya prinsip tersebut diharapkan dapat mengurangi praktik manajemen laba, meningkatkan kinerja perusahaan dan perilaku dari manajemen. Bila corporate governance pdaa perusahaan berjalan dengan baik maka perusahaan akan penilaian yang baik dari pihak prinsipal, kreditor dan masyarakat. Pihak prinsipal dan agen akan sama-sama mendapatkan keuntungan, prinsipal mendaptkan deviden yang besar sedangkan agen akan mendapatkan bonus karena telah melakukan pekerjaannya dengan baik.

2.1.4.2. Manfaat Corporate Governance

Manfaat corporate governance menurut FCGI 2001 adalah: 1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. 2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan corporate value. 3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. 4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan dividen.

2.1.4.3. Asas Governance Corporate Governance

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006 asas good corporate governance ada lima, yaitu: Universitas Sumatera Utara 16 1. Transparansi Transparency Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. 2. Akuntanbilitas Accountability Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secar benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3. Responsibilitas Responsibility Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang- undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. 4. Independensi Independency Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. 5. Kewajaran dan Kesetaraan Fairness Dalam melaksanakan kegitannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepetingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

2.1.4.4. Mekanisme Corporate Governance

Menurut Barnhart dan Rosenstein 1998 mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Mekanisme internal internal mechanism, seperti struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksklusif. Universitas Sumatera Utara 17 2. Mekanisme eksternal external mechanism, seperti pasar untuk kontrol perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan hutang. Beberapa mekanisme corporate governance yang sering digunakan dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap manajemen laba, diantaranya adalah konsentrasi kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit.

2.1.5. Ukuran Perusahaan

Ezat dan Masry 2008 ukuran perusahaan merupakan variabel yang paling lazim dalam mempengaruhi tingkat pengungkapan. Riyanto 2002 mendeskripsikan ukuran perusahaan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan, atau nilai aktiva. Ashbaugh et al. 1999 perusahaan besar kemungkinan besar lebih banyak menggunakan Teknologi Informasi daripada perusahaan kecil dalam meningkatkan informasi keuangan untuk mencukupi kebutuhan informasi yang besar Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu acuan untuk melihat besar kecilnya suatu perusahaan dan untuk melihat seberapa besar pengaruh suatu ukuran perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar biasanya memiliki peran sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas. Sehingga perusahaan tersebut mempunyai kebijakan, hukum, dan peraturan yang dipatuhi karena Universitas Sumatera Utara 18 perusahaan harus melaporakan keuangan perusahaan dengan sebenarnya kepada pemakai laporan keuangan dan masyarakat. Sebaliknya perusahaan yang berukuran kecil tidak memiliki kebijakan, hukum, dan peraturan yang harus dipatuhi, sehingga tindakan manajemen laba lebih sering terjadi pada perusahaan yang berukuran kecil

2.1.6. Kepemilikan Manajerial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 0 12

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 0 9

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 0 26

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 1 3

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 0 15