19
yang akan diterimanya. Manajer juga akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
2.1.7. Kepemilikan Institusional
Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen Boediono, 2005. Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham
perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking Siregar dan Utama, 2005.
Kepemilikan saham oleh institusional mempunyai peranan penting untuk mengawasi manajemen pada saat penyampaian laporan keuangan
karena pemegang saham institusional memiliki informasi yang lebih banyak. Pemegang saham institusional cenderung mengotrol setiap pergerakan
manajemen serta terlibat dalam pengambilan keputusan. Pengawasan yang dilakukan pihak institusional akan lebih efektif, sehingga akan menggurangi
tindakan manajemen untuk melakukan manajemen laba.
2.1.8. Dewan Komisaris
KNKG 2006 dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan corporate governance. Boediono 2005 karakteristik dewan
komisaris secara umum dan khususnya komposisi dewan dapat menjadi
Universitas Sumatera Utara
20
suatu mekanisme yang menentukan tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap
operasional perusahaan oleh pihak manajemen, komposisi dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses
penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan
. Untuk menjamin pelaksanaan good corporate governance diperlukan
anggota dewan komisaris yang memiliki kemampuan dan tidak memiliki hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham
pengendali mayoritas baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menjalankan tugasnya anggota dewan komisaris harus mendahulukan
kepentingan perusahaan dibandingan kepentingan pribadinya. Sehingga anggota dewan komisaris dilarang menyalahgunakan jabatannya untuk
kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak-pihak lain yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan.
2.1.9. Komite Audit
Berdasarkan hukum yang ada di Indonesia, perusahaan-perusahaan yang go public diwajibkan untuk membentuk komite audit. Pembentukan
komite audit tersebut dibentuk oleh dewan komisaris. KNKG 2006 komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa apakah
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan
dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
21
sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. FCGI 2001 komite audit sekurang-
kurangnya terdiri dari 3 anggota, seorang diantaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite, sedangkan yang lain
adalah pihak ekstern yang independen dan minimal salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Tugiman 1995 komite
audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas
khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan
independensinya dari manajemen. Komite audit bersifat independen yang mempunyai tanggung jawab
untuk melakukan pengawasan terhadap sistem internal dalam perusahaan. Komite audit juga bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan
melakukan tugasnya serta mematuhi peraturan dalam pelaksanaan corporate governance. Komite audit mempunyai peranan yang berkaitan dengan good
corporate governance serta dapat dijadikan tolak ukur kesuksesan suatu perusahaan. Komite audit mempunyai peran dalam evaluasi laporan
keuangan perusahaan. Oleh karena itu, komite audit harus memiliki pengalaman dibidangnya dan mematuhi peraturan dan unndang-undang
yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
22
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Midiastuty dan Machfoed 2003 meneliti “Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance
dan Indikasi Manajemen Laba”. Variabel dependen penelitian ini adalah manajemen laba dan kualitas laba dengan variabel
independennya kepemilikan manajerial, ukuran dewan direksi, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, leverage, pertumbuhan, variabel dummy.
Penelitan ini dilakukan pada perusahaan non industri perbankan dan asuransi di Indonesia yang terdaftar di BEJ selama periode 1995-2000. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikanterhadap manajemen laba.
Ukuran dewan direksi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba, leverage dan pertumbuhan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
manajemen laba, variabel dummny berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan leverage
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laba. Ukuran dewan direksi, manajemen laba, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap manajemen laba. Variabel dummy berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba..
Boediono 2005 meneliti “Kulitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Variabel dependen penelitian ini adalah manajemen laba dan
kualitas laba dengan variabel independennya kepemilikan institusional, kepemilkan manajerial, komposisi dewan komisaris. Penelitan ini dilakukan pada
Universitas Sumatera Utara