3. 7. Skala Pengukuran
Dalam penelitan ini, peneliti membagikan kuesioner yang disusun dengan menggunakan lima pilihan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Responden
yang diteliti diminta memberikan jawabannya dengan memilih satu alternative jawaban yang telah disediakan. Maka digunakan kriteria dengan sistem skor ordinal, yaitu skor
yang memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkatan-tingkatan yang paling rendah ketingkatan yang paling tinggi atau sebaliknya menurut suatu atribut
tertentu. Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1989;102 Tingkatan ukuran ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial terutama
untuk mengukur kepentingan, sikap dan persepsi. Melalui pengukuran ini, peneliti membagi respondennya kedalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada obyek atau
tindakan tertentu Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1989; 102. Salah satu yang paling sering digunakan dalam menentukan skor, adalah dengan
menggunakan “Skala Likert”. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan Jawaban:
sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju dan jawaban- jawaban ini diberi skor 1 sampai 5 Singarimbun dan Sofyan Efendi, 1989; 102.
3. 8. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Universitas Sumatera Utara
Ancok menyatakan bahwa uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang ada Singarimbun, 1989; 122. Sebuah
instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.
Menurut Masrun dalam Sugiono 2001; 124 koefisien korelasi yang menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium skor total serta korelasi yang tinggi
menunjukkan bahwa item- item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula, biasanya syarat minimum adalah jika r = 0,3. Dengan demikian apabila korelasi antara butir
dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir pertanyaan dianggap tidak valid, kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai
kritis pada tingkat signifikasi 5 α = 0.05. jika
korelasi lebih besar dari nilai kritis maka alat ukur tersebut dikatakan valid. Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing
pertanyaan dan skor total dengan menggunakan rumusn korelasi Product Moment, seperti yang dinyatakan Arikunto 2002;146 sebagai berikut :
∑ ∑ ∑ √{ ∑
∑ { ∑
∑
Dimana: r
XY
= Korelasi product moment N
= Jumlah responden atau sampel
Universitas Sumatera Utara
X = Jumlah jawaban variabel x
Y = Jumlah jawaban variabel y
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut Reliabel Singarimbun dan Effendi, 1989; 140.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2001;
110. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Arikunto, 2002; 171 yaitu :
[ ] [
∑ ]
Dimana: r
11
= Reliabilitas instrument k
= Banyaknya pertanyaan Σσb2 = Jumlah varians butir
σ12 = Varians total Uji reliabilitas ini dihitung dengan cara mengkorelasikan skor item satu dengan
skor item yang lain kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai kritis pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
signifikan =0,05. Jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis, maka alat ukur
tersebut dikatakan reliable.
3. 9. Metode Analisis