Komunalitas Kesimpulan Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api Bandara Internasional Kuala Namu

faktor. Metode yang digunakan untuk tahap ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax bagian dari orthogonal. Principal Component Analysis atau Analisis Komponen Utama adalah tekhnik yang digunakan untuk menyederhanakan suatu data dengan cara mentrasformasi data secara linear sehingga terbentuk system koordinat baru dengan varians maksimum. Analisis ini digunakan untuk mereduksi dimensi suatu data tanpa mengurangi karakteristik data tersebut secara secara signifikan. https:id.wikipedia.org Metode varimax adalah metode rotasi orthogonal tegak lurus untuk meminimalisasi jumlah indicator yang mempunyai faktor loading tinggi pada tiap faktor. Rotasi Varimax memaksimalkan faktor pembobot, dan mengakibatkan korelasi variabel- variabel dengan suatu faktor mendekati 1 satu, serta korelasi dengan faktor lainnya mendekati 0 nol sehingga mudah diinterpretasikan. https:id.wikipedia.org

a. Komunalitas

Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah varians bisa dalam persentase dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Dari keseluruhan nilai dalam tabel communalities, diperoleh bahwa hampir seluruh variabel awal mempunyai nilai communalities yang besar 0.5. Hal ini dapat diartikan bahwa keseluruhan variabel yang digunakan memiliki hubungan yang kuat dengan faktor yang terbentuk. Dengan kata lain, semakin besar nilai dari communalities Universitas Sumatera Utara maka semakin baik analisis faktor, karena semakin besar karakteristik variabel asal yang dapat diwakili oleh faktor yang terbentuk. Tabel 4.11 Tabel Nilai Communalities 1. Keeratan hubungan variabel “Kemudahan Menjangkau Lokasi Stasiun” dengan faktor yang terbentuk sebesar 0,454 artinya hubungan variabel “Kemudahan Menjangkau Lokasi Stasiun” dengan faktor yang terbentuk berkontribusi sebesar 45,4 2. Keeratan hubungan variabel “Kecepatan dan Kesiapan Petugas Dalam Menyediakan Pelayanan Bagi Penumpang Hingga Tuntas” berkontribusi sebesar 71,7 terhadap faktor yang terbentuk dan dinilai cukup erat hubungannya. Initial Extraction Zscore: Kemudahan menjangkau lokasi stasiun 1 0.454 Zscore: Ketersediaan informasi berkaitan dengan jadwal KA 1 0.585 Zscore: Ketepatan jadwal perjalanan KA 1 0.629 Zscore: Kemampuan memberikan pelayanan terbaik pada penumpang 1 0.591 Zscore: Kemudahan dalam memperoleh informasi yang aktual dan terupdate 1 0.546 Zscore: Kemudahan dalam sistem pembelian tiket 1 0.595 Zscore: Harga tiket yang ditawarkan 1 0.705 Zscore: Kecepatan dan kesiapan petugas dalam menyediakan pelayanan bagi penumpang hingga tuntas 1 0.717 Extraction Method: Principal Component Analysis. Communalities Universitas Sumatera Utara

b. Keragaman Total

Penentuan banyaknya faktor yang dilakukan dalam analisis faktor maksudnya adalah mencari variabel terakhir yang disebut faktor yang saling tidak berkorelasi, bebas satu sama lainnya, lebih sedikit jumlahnya daripada variabel awal akan tetapi dapat menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel awal atau yang dapat memberikan sumbangan terhadap varians seluruh variabel. Ada beberapa prosedur yang dapat dipergunakan dalam menentukan banyaknya faktor, antara lain adalah sebgai berikut : 1. Dilihat dari Intial Eigen Value Total Untuk menentukan banyaknya faktor dari initial values dilihat dengan metode pendekatan, hanya faktor dengan eigen value lebih besar dari satu yang dipertahankan, jika lebih kecil dari satu, faktornya tidak diikutsertakan dalam model. Suatu eigen value menunjukkan besarnya sumbangan dari faktor terhadap varians seluruh variabel asli. Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh sembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan penumpang Kereta Api Bandara, karena ada sembilan faktor atau komponen yang eigen valuenya lebih dari 1, 0 yaitu faktor 1 dengan eigen value 12,879; faktor 2 dengan eigen value 1,520; faktor 3 dengan eigen value 1,380; faktor 4 dengan eigen value 1,293; faktor 5 dengan eigen value 1,174; faktor 6 dengan eigen value 1,134; faktor 7 dengan eigen value 1,098; faktor 8 dengan eigen value 1,054 dan faktor 9 dengan eigen value 1,044. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Tabel Total Variance Explained Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa besarnya sumbangan yang diberikan dari masing-masing faktor terhadap varians seluruh variabel asli. Total sumbangan varians dari kedua faktor tersebut adalah 61,016 . Berdasarkan alasan nilai eigen value ketiga faktor yang lebih dari 1 dan besarnya persentase kumulatif ketiga faktor sebesar 61,016, dapat disimpulkan bahwa kesembilan faktor sudah cukup mewakili keragaman variabel – variabel asal. Proporsi Universitas Sumatera Utara keragaman data yang dijelaskan tiap komponen setelah dilakukan rotasi terlihat lebih merata daripada sebelum dilakukan rotasi. 2. Menentukan Banyaknya Faktor dengan Scree Plot Suatu Scree Plot adalah plot dari eigen value melawan banyaknya faktor yang bertujuan untuk melakukan ekstraksi agar diperoleh jumlah faktor. Scree plot berupa suatu kurva yang diperoleh dengan memplot eigen value sebagai sumbu vertikal dan banyaknya faktor sebagai sumbu horizontal. Bentuk kurva atau plotnya dipergunakan untuk menentukan banyaknya faktor. Jika tabel total varians menjelaskan dasar jumlah faktor yang di dapat dengan perhitungan angka, maka scree plot memperlihatkan hal tersebut dengan grafik. Gambar 4.1 Grafik Scree Plot Terlihat bahwa dari satu ke dua faktor garis dari sumbu componet 1 ke 2, arah garis cukup menurun tajam. Kemudian dari 2 hingga 9 garis juga menurun. Pada faktor 10 sudah dibawah angka 1 dari sumbu eigen value. Hal ini menunjukkan bahwa ada 9 Universitas Sumatera Utara faktor yang mempengaruhi kepuasan penumpang, yang dapat di ekstraksi berdasarkan scree plot.

4.1.5.3 Rotasi Faktor

Output terpenting dalam analisis faktor adalah Matriks Faktor atau yang disebut juga dengan Komponen Matriks. Matriks faktor memuat koefisien yang dipergunakan untuk mengekspresikan variabel yang dibakukan dinyatakan dalam faktor. Koefisien ini merupakan factor loading, mewakili koefisien korelasi antara faktor dengan variabel. Koefisien dengan nilai mutlak absolute yang besar menunjukkan bahwa faktor dan variabel sangat terkait. Koefisien dari matriks faktor dapat dipergunakan untuk menginterpretasi faktor. Matriks faktor atau matriks komponen dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.12 Tabel Matriks Faktor Sebelum Dirotasi Component Matrix a Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 za1 .519 -.156 -.051 .303 .020 -.104 -.044 -.157 -.193 za2 .618 .245 -.067 .199 .162 .009 -.243 .096 -.054 za3 .310 .079 .079 .294 .028 -.119 -.018 .433 .529 za4 .505 .096 .153 .081 -.113 .482 -.054 -.141 .144 za5 .436 .152 -.058 .167 .024 -.244 .351 -.309 -.131 za6 .492 .098 .436 .166 .013 .348 -.060 .009 -.024 za7 .354 .057 -.389 .216 .468 .264 .003 .283 -.091 zb1 .588 -.344 -.001 -.109 -.200 -.199 -.243 .268 -.155 zb2 .566 .254 .320 .020 .005 .078 -.414 -.129 -.071 zb3 .566 .359 .184 .013 -.007 -.226 .149 .155 -.205 zb4 .634 -.115 -.097 -.025 -.056 .114 -.066 -.262 .180 Universitas Sumatera Utara zb5 .656 -.230 -.017 .181 .056 .032 .086 -.003 -.176 zc1 .562 .053 .301 .166 .068 -.433 .026 .153 .003 zc2 .548 -.343 .373 -.113 -.084 .090 .215 .122 -.007 zc3 .612 -.314 .065 .087 -.204 .083 -.017 .067 .149 zc4 .692 .279 -.183 -.037 .009 .016 .139 .013 -.005 zd1 .611 -.021 .300 -.263 .049 .111 .264 .004 -.042 zd2 .567 .402 .073 .133 -.052 .094 .219 .027 -.006 zd3 .564 .050 -.179 -.126 -.264 -.296 -.059 -.083 .286 zd4 .573 -.258 -.038 .389 -.005 -.080 -.281 -.211 -.198 zd5 .602 -.004 -.224 -.114 -.184 .164 .264 .147 -.193 zd6 .568 -.248 -.018 .209 .260 .154 .107 .194 .166 ze1 .570 -.099 -.238 .202 -.417 .099 .243 .090 -.012 ze2 .611 -.189 -.158 -.296 -.161 -.024 -.192 .312 -.138 ze3 .587 -.029 -.021 -.033 .233 -.222 -.177 -.001 -.079 ze4 .665 -.019 -.229 -.089 .233 -.026 -.071 -.173 .301 ze5 .635 -.174 .045 -.080 .098 -.055 .059 -.208 -.074 ze6 .564 .086 .058 -.223 .256 -.195 .226 -.032 .163 ze7 .665 .082 -.249 -.144 .043 .101 .028 -.115 -.174 ze8 .634 -.233 -.226 -.059 .078 .041 .078 -.112 .103 ze9 .560 .374 -.200 -.034 -.125 -.015 -.099 .187 -.173 ze10 .642 -.032 -.002 -.385 .174 -.004 -.039 -.051 .173 ze11 .671 -.163 .273 .114 .061 -.121 .124 -.084 -.035 ze12 .620 .120 .151 -.394 .035 .132 -.181 .094 -.127 ze13 .703 .093 -.036 -.082 .015 .011 -.167 -.151 .128 ze14 .545 .263 -.062 .125 -.444 -.018 -.086 -.112 .193 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 9 components extracted. Walaupun matriks faktor atau matriks komponen awal sebelum dirotasi menunjukkan hubungan antara faktor komponen dengan variabel secara individu, akan tetapi masih sulit diambil kesimpulannya tentang banyaknya faktor yang dapat Universitas Sumatera Utara diekstraksi. Hal ini disebabkan karena faktor komponen berkorelasi dengan banyak variabel lainnya atau sebaliknya variabel tertentu masih berkorelasi dengan banyak fakor. Sehingga dalam keadaan ini terkadang membuat peneliti kesulitan dalam penentuan suatu variabel kedalam suatu faktor. Misalkan matriks faktor sebelum dirotasi diatas dapat dilihat bahwa F І memiliki korelasi kuat dengan 36 variabel, yakni a І, aЇ, aЈ, aЉ, …, e 14 sedangkan F Ї memiliki korelasi kuat dengan b 1 , b 3 , c 2 , c 3, d 2 , dan e 9 . Korelasi dianggap cukup kuat jika koefisien korelasi yang diwakili factor loading mempunyai nilai lebih besar dari 0,30. Juga variabel berkorelasi dengan banyak faktor, seperti variabel a 3 berkorelasi dengan faktor 1, faktor 4 dan faktor 8. Variabel a 4 berkorelasi dengan faktor 1 dan 6, variabel a 5 berkorelasi dengan faktor 1 dan 8 selengkapnya pada tabel 4.11. Situasi seperti ini membuat kesimpulan mengenai banyaknya faktor yang di ekstraksi dari variabel menjadi sulit. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan proses rotasi pada faktor yang terbentuk agar memperjelas posisi sebuah variabel, akankah dimasukkan pada faktor yang satu ataukah ke faktor lainnya. Beberapa metode rotasi yang bisa digunakan adalah orthogonal rotation, varimax rotation, dan oblique rotation. Orthogonal rotation adalah kalau dipertahankan tegak lurus sesamanya bersudut 90 derajat. Yang paling banyak digunakan adalah varimax rotation, yaitu rotasi orthogonal dengan meminimumkan banyaknya variabel yang memiliki loading tinggi pada sebuah faktor, sehingga lebih mudah mengiterpretasi faktor. Rotasi orthogonal menghasilkan faktor-faktor yang tidak berkorelasi. Oblique rotation adalah jika sumbu- Universitas Sumatera Utara sumbu tidak dipertahankan harus tegak lurus sesamanya bersudut 90 derajat dan faktor- faktor berkorelasi. Oblique rotation harus dipergunakan kalau faktor dalam populasi berkorelasi sangat kuat. Proses rotasi terhadap faktor pada penelitian ini menggunakan metode varimax rotation. Dan hasil rotasi terhadap dapat dilihat pada matriks faktor setelah dirotasi dibawah ini. Tabel 4.13 Tabel Matriks Faktor Setelah Dirotasi Rotated Component Matrix a Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 za1 .144 .595 .168 .101 .092 .161 .062 .107 .000 za2 .238 .306 .348 -.090 .356 .063 .207 .311 .182 za3 .100 -.005 .115 .066 .091 .098 .035 .128 .784 za4 .216 .075 -.012 .208 .620 .297 -.045 .103 .032 za5 .245 .336 .487 .110 -.067 .221 -.235 -.020 -.101 za6 .004 .165 .159 .351 .631 .049 .011 .098 .100 za7 .142 .131 .101 -.035 .051 .059 .065 .799 .083 zb1 .159 .370 .058 .239 .009 .158 .666 -.030 .136 zb2 .217 .264 .273 .010 .654 -.091 .231 -.066 .037 zb3 .088 .121 .701 .178 .163 .090 .184 .033 .089 zb4 .529 .291 -.009 .148 .269 .288 .066 .024 .028 zb5 .195 .486 .167 .339 .111 .226 .151 .237 .014 zc1 .136 .362 .506 .252 .055 -.076 .171 -.084 .373 zc2 .135 .168 .066 .706 .156 .139 .209 -.044 .095 zc3 .241 .320 -.063 .361 .196 .340 .232 .003 .241 zc4 .407 .097 .460 .078 .187 .341 .123 .229 .035 zd1 .310 .013 .305 .585 .239 .096 .130 .027 -.061 zd2 .156 .046 .525 .139 .336 .310 -.060 .147 .104 zd3 .525 .150 .208 -.042 .011 .340 .231 -.223 .236 zd4 .153 .774 .032 .026 .214 .125 .151 .081 .028 Universitas Sumatera Utara zd5 .196 .066 .264 .280 .051 .518 .273 .249 -.126 zd6 .258 .277 .007 .379 .110 .125 .044 .425 .314 ze1 .096 .251 .137 .193 .044 .716 .137 .094 .109 ze2 .275 .129 .086 .189 .056 .242 .699 .124 .025 ze3 .385 .364 .278 .084 .086 -.101 .282 .142 .078 ze4 .725 .218 .097 .055 .136 .116 .062 .201 .150 ze5 .430 .370 .177 .328 .116 .091 .118 .040 -.090 ze6 .539 .031 .391 .308 -.006 -.026 .033 .075 .119 ze7 .441 .203 .277 .093 .172 .286 .219 .251 -.214 ze8 .526 .290 .019 .238 .024 .271 .123 .200 .021 ze9 .173 .061 .469 -.130 .230 .303 .361 .196 .020 ze10 .650 .022 .153 .271 .169 .010 .264 .079 .028 ze11 .261 .440 .283 .458 .173 .071 .063 -.014 .126 ze12 .354 -.023 .263 .247 .397 .001 .469 .080 -.110 ze13 .536 .236 .207 .066 .343 .163 .190 .042 .080 ze14 .256 .157 .251 -.111 .351 .509 .098 -.201 .204 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 20 iterations. Tujuan dilakukan rotasi adalah untuk memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dapat dilihat perbedaan antara matriks faktor sebelum dirotasi dengan matriks faktor setelah dirotasi.

4.1.5.4 Interpretasi Faktor

Setelah rotasi dilakukan langkah selanjutnya adalah interpretasi faktor. Interpretasi faktor dipermudah dengan mengidentifikasi variabel yang loadingnya besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasi menurut variabel-variabel yang Universitas Sumatera Utara memiliki loading tinggi dengan faktor tersebut. Atau penentuan variabel yang dimasukkan ke dalam faktor dengan cara melihat factor loading yang terbesar. Tabel 4.14 Korelasi Antar Variabel Sebelum dan Setelah Rotasi VAR Korelasi Antar Variabel Faktor Kesimpulan Sebelum Rotasi Sesudah Rotasi Sebelum Rotasi Sesudah Rotasi za1 0,52 0,59 1 2 2 za2 0.62 0.36 1 5 1 za3 0.53 0.78 9 9 9 za4 0.50 0.62 1 5 5 za5 0.44 0.49 1 3 3 za6 0.49 0.63 1 5 5 za7 0.47 0.80 5 8 8 zb1 0.59 0.67 1 7 7 zb2 0.57 o.65 1 5 5 zb3 0.57 0.70 1 3 3 zb4 0.63 0.53 1 1 1 zb5 0.66 0.49 1 2 1 zc1 0.56 0.51 1 3 1 zc2 0.55 0.71 1 4 4 zc3 0.61 0.36 1 4 1 zc4 0.69 0.46 1 3 1 zd1 0.61 0.58 1 4 1 zd2 0.57 0.52 1 3 1 zd3 0.56 0.53 1 1 1 zd4 0.57 0.77 1 2 2 zd5 0.60 0.52 1 6 1 zd6 0.57 0.42 1 8 1 ze1 0.57 0.72 1 6 6 ze2 0.61 0.70 1 7 7 ze3 0.59 0.39 1 1 1 ze4 0.67 0.73 1 1 1 ze5 0.63 0.43 1 1 1 ze6 0.56 0.54 1 1 1 ze7 0.67 0.44 1 1 1 ze8 0.63 0.53 1 1 1 ze9 0.56 0.47 1 3 1 Universitas Sumatera Utara ze10 0.64 0.65 1 1 1 ze11 0.67 0.46 1 4 1 ze12 0.62 0.47 1 7 1 ze13 0.70 0.54 1 1 1 ze14 0.55 0.51 1 6 1 1. Variabel a1 : Korelasi antara variabel a1 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,52; dengan rotasi korelasi menjadi 0,59 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1. 2. Variabel a2 : Korelasi antara variabel a2 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,62; dengan rotasi korelasi menjadi 0,36 dengan faktor 5. Jadi variabel ini masuk faktor 1 3. Variabel a3 : Korelasi antara variabel a3 dengan faktor 9 sebelum dirotasi adalah 0,53; dengan rotasi korelasi menjadi 0,78 dengan faktor 9. Jadi variabel ini masuk faktor 9 4. Variabel a4 : Korelasi antara variabel a4 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,50; dengan rotasi korelasi menjadi 0,62 dengan faktor 5. Jadi variabel ini masuk faktor 5 5. Variabel a5 : Korelasi antara variabel a5 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,44; dengan rotasi korelasi menjadi 0,49 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 3 6. Variabel a6 : Korelasi antara variabel a6 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,49; dengan rotasi korelasi menjadi 0,63 dengan faktor 5. Jadi variabel ini masuk faktor 5 7. Variabel a7 : Korelasi antara variabel a7 dengan faktor 5 sebelum dirotasi adalah 0,47; dengan rotasi korelasi menjadi 0,80 dengan faktor 8. Jadi variabel ini masuk faktor 8 Universitas Sumatera Utara 8. Variabel b1 : Korelasi antara variabel b1 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,59; dengan rotasi korelasi menjadi 0,67 dengan faktor 7. Jadi variabel ini masuk faktor 7 9. Variabel b2 : Korelasi antara variabel b2 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,57; dengan rotasi korelasi menjadi 0,65 dengan faktor 5. Jadi variabel ini masuk faktor 5 10. Variabel b3 : Korelasi antara variabel b3 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,57; dengan rotasi korelasi menjadi 0,70 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 3 11. Variabel b4 : Korelasi antara variabel b4 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,63; dengan rotasi korelasi menjadi 0,53 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 12. Variabel b5 : Korelasi antara variabel b5 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,66; dengan rotasi korelasi menjadi 0,49 dengan faktor 72. Jadi variabel ini masuk faktor 1 13. Variabel c1 : Korelasi antara variabel c1 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,56; dengan rotasi korelasi menjadi 0,51 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 3 14. Variabel c2 : Korelasi antara variabel c2 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,55; dengan rotasi korelasi menjadi 0,71 dengan faktor 4. Jadi variabel ini masuk faktor 4 15. Variabel c3 : Korelasi antara variabel c3 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,61; dengan rotasi korelasi menjadi 0,36 dengan faktor 4. Jadi variabel ini masuk faktor 1 16. Variabel c4 : Korelasi antara variabel b1 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,69; dengan rotasi korelasi menjadi 0,46 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 1 Universitas Sumatera Utara 17. Variabel d1 : Korelasi antara variabel d1 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,61; dengan rotasi korelasi menjadi 0,58 dengan faktor 4. Jadi variabel ini masuk faktor 1 18. Variabel d2 : Korelasi antara variabel d2 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,57; dengan rotasi korelasi menjadi 0,52 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 1 19. Variabel d3 : Korelasi antara variabel d3 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,56; dengan rotasi korelasi menjadi 0,53 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 20. Variabel d4 : Korelasi antara variabel d4 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,57; dengan rotasi korelasi menjadi 0,77 dengan faktor 2. Jadi variabel ini masuk faktor 2 21. Variabel d5 : Korelasi antara variabel d5 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,60; dengan rotasi korelasi menjadi 0,52 dengan faktor 6. Jadi variabel ini masuk faktor 1 22. Variabel d6 : Korelasi antara variabel d6 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,57; dengan rotasi korelasi menjadi 0,42 dengan faktor 8. Jadi variabel ini masuk faktor 1 23. Variabel e1 : Korelasi antara variabel e1 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,57; dengan rotasi korelasi menjadi 0,72 dengan faktor 6. Jadi variabel ini masuk faktor 6 24. Variabel e2 : Korelasi antara variabel e2 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,61; dengan rotasi korelasi menjadi 0,70 dengan faktor 7. Jadi variabel ini masuk faktor 7 25. Variabel e3 : Korelasi antara variabel e3 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,59; dengan rotasi korelasi menjadi 0,39 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 Universitas Sumatera Utara 26. Variabel e4 : Korelasi antara variabel e4 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,67; dengan rotasi korelasi menjadi 0,73 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 27. Variabel e5 : Korelasi antara variabel e5 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,63; dengan rotasi korelasi menjadi 0,43 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 28. Variabel e6 : Korelasi antara variabel e6 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,56; dengan rotasi korelasi menjadi 0,54 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 29. Variabel e7 : Korelasi antara variabel e7 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,67; dengan rotasi korelasi menjadi 0,44 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 30. Variabel e8 : Korelasi antara variabel e8 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,63; dengan rotasi korelasi menjadi 0,53 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 31. Variabel e9 : Korelasi antara variabel e9 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,56; dengan rotasi korelasi menjadi 0,47 dengan faktor 3. Jadi variabel ini masuk faktor 1 32. Variabel e10 : Korelasi antara variabel e10 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,64; dengan rotasi korelasi menjadi 0,65 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 33. Variabel e11 : Korelasi antara variabel e11 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,67; dengan rotasi korelasi menjadi 0,46 dengan faktor 4. Jadi variabel ini masuk faktor 1 34. Variabel e12 : Korelasi antara variabel e12 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,62; dengan rotasi korelasi menjadi 0,47 dengan faktor 7. Jadi variabel ini masuk faktor 1 Universitas Sumatera Utara 35. Variabel e13 : Korelasi antara variabel e13 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,70; dengan rotasi korelasi menjadi 0,54 dengan faktor 1. Jadi variabel ini masuk faktor 1 36. Variabel e14 : Korelasi antara variabel e14 dengan faktor 1 sebelum dirotasi adalah 0,55; dengan rotasi korelasi menjadi 0,51 dengan faktor 6. Jadi variabel ini masuk faktor 1 Dengan demikian ke-36 variabel telah direduksi menjadi sembilan faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan penumpang, yaitu : 1. Faktor 1 F 1 terdiri atas variabel a 2 = Ketersediaan informasi berkaitan jadwal KA, b 4 = Kecepatan petugas dalam merespon keluhan penumpang, b 5 = Petugas selalu menunjukkan sikap percaya diri dan siap melayani penumpang, c 1 = Kemampuan petugas memberikan informasi kepada penumpang dengan bahasa yang mudah dimengerti, c 3 = Kejujuran dan kesabaran petugas dalam melayani penumpang, c 4 = kesediaan oetugas untuk menghargai dan melayani serta mengutamakan kebutuhan penumpang , d 1 = keramahan dan kesopanan petugas dalam melayani penumpang , d 2 = Kemampuan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya , d 3 = Keamanan dan kenyamanan pada saat berada di stasiunkereta , d 5 = Ketersediaan asuransi atau jaminan keselamatan, d 6 = Ketersediaan peralatan untuk menghadapi situasi dan kondisi darurat , e 3 = Area pembelian tiket yang mudah dijangkau , e 4 = Sirkulasi udara didalam kereta, e 5 = Ketersediaan alat untuk menginformasikan rute, e 6 = ketersediaan galeri ATM , e 7 = Ketersediaan mushola di stasiun , e 8 = Ketersediaan ruang nursery di stasiun , e 9 = Ketersediaan loket penjualan tiket maskapai , e 10 = Ketersediaan counter city Universitas Sumatera Utara check in untuk seluruh maskapai , e 11 = Ketersediaan loket money changer , e 12 = Ketersediaan coffee shop dan mini market, e 13 = Ketersediaan hotel transit, dan e 14 = Ketersediaan travel agenttaksi sebagai moda untuk meninggalkan stasiun. Faktor ini diberi nama FAKTOR INTEGRITAS PELAYANAN, KEAMANAN DAN BUKTI FISIK 2. Faktor 2 F 2 terdiri atas variabel a 1 = Kemudahan menjangkau stasiun, d 4 = Kenyamanan pada saat naik-turun kereta Faktor ini diberi nama FAKTOR LOKASI STRATEGIS 3. Faktor 3 F 3 terdiri atas variabel a 5 = Kemudahan dalam memperoleh informasi ter-update, b 3 = Kecepatan petugas dalam merespon kondisi darurat didalam kereta maupun stasiun Faktor ini diberi nama FAKTOR INFORMATIF DAN RESPONSIF 4. Faktor 4 F 4 terdiri atas variabel c 2 = Ketersediaan layanan 24 Jam Faktor ini diberi nama FAKTOR NON-STOP SERVICE 5. Faktor 5 F 5 terdiri atas variabel a 4 = Kemampuan memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang, a 6 = Kemudahan dalam sistem pembelian tiket, b 2 = Kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan penumpang. Faktor ini diberi nama FAKTOR KEMUDAHAN PELAYANAN 6. Faktor 6 F 6 terdiri atas variabel e 1 = Kebersihan di stasiun dan di kereta Faktor ini diberi nama FAKTOR KEBERSIHAN Universitas Sumatera Utara 7. Faktor 7 F 7 terdiri atas variabel b 1 = Kecepatan dan kesiapan pentugas dalam menyediakan pelayanan bagi penumpang hingga tuntas, e 2 = Kebersihan toilet di stasiun mapun didalam kereta Faktor ini diberi nama FAKTOR KETANGGAPAN 8. Faktor 8 F 8 terdiri atas variabel a 7 = harga tiket yang ditawarkan Faktor ini diberi nama FAKTOR HARGA 9. Faktor 9 F 9 terdiri atas variabel a 3 = Ketepatan jadwal perjalanan KA Faktor ini diberi nama FAKTOR JAMINAN TEPAT WAKTU

4.1.5.5 Interpretasi Variabel

Tabel 4.15 Nilai Varians Faktor Setelah Rotasi Total Variance Explained Compon ent Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumulative Total of Variance Cumulative 1 12.277 34.103 34.103 12.277 34.103 34.103 4.101 11.391 11.391 2 1.509 4.191 38.294 1.509 4.191 38.294 2.929 8.137 19.529 3 1.371 3.807 42.101 1.371 3.807 42.101 2.863 7.953 27.482 4 1.289 3.580 45.681 1.289 3.580 45.681 2.440 6.778 34.260 5 1.175 3.263 48.944 1.175 3.263 48.944 2.387 6.629 40.890 6 1.133 3.146 52.090 1.133 3.146 52.090 2.279 6.332 47.221 7 1.092 3.033 55.123 1.092 3.033 55.123 2.121 5.892 53.114 8 1.047 2.909 58.032 1.047 2.909 58.032 1.518 4.217 57.331 9 1.031 2.865 60.896 1.031 2.865 60.896 1.284 3.566 60.896 Extraction Method: Principal Component Analysis. Universitas Sumatera Utara 1. Faktor 1 adalah Faktor Integritas Pelayanan, keamanan dan bukti fisik yang memberikan sumbangan varians sebesar 11,391 dan merupakan faktor dominan yang memberikan nilai varians terbesar dalam penelitian ini, artinya menurut persepsi penumpang, faktor ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 2. Faktor 2 adalah Faktor Lokasi Strategis yang memberikan sumbangan varians sebesar 8,137 dan merupakan faktor kedua yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 3. Faktor 3 adalah Faktor Informatif dan Responsif yang memberikan sumbangan varians sebesar 7,593 dan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 4. Faktor 4 adalah Faktor Non-Stop Service yang memberikan sumbangan varians sebesar 6,778 dan merupakan faktor keempat yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 5. Faktor 5 adalah Faktor Kemudahan Pelayanan yang memberikan sumbangan varians sebesar 6,629 dan merupakan faktor kelima yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 6. Faktor 6 adalah Faktor Kebersihan yang memberikan sumbangan varians sebesar 6,332 dan merupakan faktor keenam yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 7. Faktor 7 adalah Faktor Ketanggapan yang memberikan sumbangan varians sebesar 5,892 dan merupakan faktor ketujuh yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink Universitas Sumatera Utara 8. Faktor 8 adalah Faktor Harga yang memberikan sumbangan varians sebesar 4,217 dan merupakan faktor kedelapan yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 9. Faktor 9 adalah Faktor Jaminan Tepat Waktu yang memberikan sumbangan varians terkecil yaitu sebesar 3,566 dan merupakan faktor terakhir yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink 10. Kesembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap pelayanan PT. Railink tersebut memberikan komulatif varians sebesar 60, 896 , artinya sebesar 60,896 faktor yang terbentuk mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT. Railink dan sisanya adalah faktor-faktor lain yang tidak terangkum dalam model penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 87

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini maka penulis dapat membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Menurut asumsipersepsi penumpang berdasarkan data kuisioner diperoleh proporsi keragaman kumulatif sebesar 60,896 yang diperoleh dari jumlah kesembilan faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan penumpang terhadap kualitas pelayanan PT Railink, yaitu Faktor Integritas Pelayanan 11,391 , Faktor Lokasi Strategis 8,137 , Faktor Informatif dan Responsif 7,593 , Faktor Non-Stop Service 6,778 , Faktor Kemudahan Pelayanan 6,629 , Faktor Kebersihan 6,332 , Faktor Ketanggapan 5,892 , Faktor Harga 4,217 , dan Faktor Jaminan Tepat Waktu 3,566 . Sedangkan sisanya 39,104 dipengaruhi faktor-faktor lainnya yang tidak teridentifikasi oleh model penelitian. 2. Berdasarkan Bartlett’s Tes of Sphericity dengan Chi-Square 2786,438 df 183 dan nilai sig = 0,000 0,05 menunjukkan bahwa matriks korelasi bukan merupakan matriks identitas sehingga dapat dilakukan analisis komponen utama. Di samping itu, Nilai KMO yang dihasilkan adalah sebesar 0,919 serta p-value sebesar 0,000 0,05 , nilai tersebut jatuh dalam kategori sangat layak untuk kepentingan analisis faktor. Oleh karena Universitas Sumatera Utara itu, variabel – variabel dapat dianalisis lebih lanjut AA Afifi,1990:Dillon dan Goldstein,1984.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api Sriwedari Di Stasiun Solo Balapan Jurusan Solo-Yogyakarta (Studi Kasus pada Penumpang Kereta

1 34 14

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KUALITAS LAYANAN JASA KERETA API Analisis Tingkat Kepuasan Penumpang Terhadap Kualitas Layanan Jasa Kereta Api Eksekutif Argo Lawu.

0 5 17

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api Bandara Internasional Kuala Namu

0 0 10

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api Bandara Internasional Kuala Namu

0 9 8

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api Bandara Internasional Kuala Namu

0 2 13

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api Bandara Internasional Kuala Namu

0 0 1

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta Api Bandara Internasional Kuala Namu

0 0 29

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 1 9

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 1

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 11