Rata-Rata Penggunaan Bibit dan Pupuk Pola Tumpangsari Tomat dan Cabai

55 tomat biasanya pemasangan patok dilakukan per lima batang sampai tali tujuh. Begitu juga dengan cabai dilakukan pemasangan ajir atau patik dilakukan per lima batang tetapi hanya tali tiga sampai tali empat. Pemasangan patok atau ajir yang dilakukan pada pola monokultur baik tomat maupun cabai relatif sama dilakukan per lima batang sampai tali tiga sampai tujuh. e. Panen Tomat bisa dipanen pada saat sudah berumur 3 sampai 3,5 bulan dari awal menanam sedangkan cabai bisa dipanen pada saat umur 3 sampai 4 bulan dari awal menanam.

5.2. Penggunaan dan Biaya Produksi pada Pola Tumpangsari Tomat dan

Cabai dengan Pola Monokultur

5.2.1. Rata-Rata Penggunaan Bibit dan Pupuk Pola Tumpangsari Tomat dan Cabai

Tabel 22. Rata-Rata Penggunaan Bibit dan Pupuk Pola Tumpangsari Tomat dan Cabai No Keterangan Per Petani Kg Per Ha Kg Per Petani Rp Per Ha Rp 1 Benih a. Tomat 0,016 0,065 482.666,6 1.779.166,7 b. Cabai 1,12 3,98 2 Pupuk a. SS 215,63 716,2 3.092.812,5 9.983.398,4 b. P.K.Butir 143,38 466,67 1.075.312,5 3.500.000 c. Kompos 23.679,9 92.125 4.296.066,6 16.547.291,6 d. TSP 189,5 737,65 1.373.000 5.333.333,3 e. Hidroconpolit 191,36 793,08 1.546.107,1 6.524.888,3 f. NPK 262,33 1.099,6 2.071.200 8.625.000 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10-11 Berdasarkan tabel diatas, penggunaan benih tomat yang digunakan 0,016 kg per petani atau 0,065 kg per Ha, benih tomat yang sering digunakan dalam berbentuk Universitas Sumatera Utara 56 bungkusan. Penggunaan benih cabai yang digunakan 1,12 kg per petani atau 3,98 kg per Ha, benih cabai yang sering digunakan adalah benih lokal yang berasal dari hasil perasan dari panen sebelumnya. Penggunaan pupuk terdiri dari yaitu pupuk SS yang digunakan 215, 63 kg per petani atau 716,2 per Ha dan biaya yang digunakan pada penggunaan pupuk SS adalah Rp. 3.092.812,5 per petani atau Rp. 9.983.398,4 per Ha. Penggunaan pupuk Paten Kali Butir adalah 143,38 kg per petani atau 466,67 per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 1.075.312,5 per petani atau Rp. 3.500.000 per Ha. Penggunaan pupuk Kompos yang digunakan adalah 23.679,9 per petani atau 92.125 per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 4.296.066,6 per petani atau Rp. 16.547.291,6 per Ha. Penggunaan pupuk TSP adalah 189,5 per petani atau 737,65 per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 1.373.000 per petani atau Rp. 5.333.333,3 per Ha. Penggunaan pupuk Hidroconplit adalah 191,36 Kg per petani atau 793,08 Kg per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 1.546.107,1 per petani atau Rp. 6.524.888,3 per Ha. Penggunaan pupuk NPK adalah 262,33 per petani atau 1.099,6 per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 2.071.200 per petani atau Rp. 8.625.000 per Ha. Universitas Sumatera Utara 57 5.2.2. Rata-Rata Penggunaan Bibit dan Pupuk Pola Tomat Monokultur Tabel 23. Rata-Rata Penggunaan Bibit dan Pupuk Pola Tomat Monokultur No Keterangan Per Petani Kg Per Ha Kg Per Petani Rp Per Ha Rp 1 Benih a. Tomat 0,0377 0,141 865.333 3.245.633 2 Pupuk a. SS 211 750,7 1.271.333 4.878.616 b. Kompos 14.816,6 57.503,4 3.536.666 14.210.324 c. TSP 141,8 516,1 1.113.600 4.076.264 d. Hidroconplit 132,1 489,8 1.018.700 3.765.137 e. KCl 165,06 579,4 1.283.133 4.507.308 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 12-13 Berdasarkan tabel diatas, penggunaan benih tomat pada pola monokultur adalah 0,0377 Kg per petani atau 0,141 Kg per Ha, benih yang digunakan berbentuk bungkusan. Penggunaan benih tomat pada pola tomat monokultur lebih banyak 0,0217 Kg per petani atau 0,076 per Ha apabila dibandingkan dengan penggunaan benih pada tomat pada pola tumpang sari. Penggunaan pupuk pada pola tomat monokultur terdiri dari pupuk SS yang digunakan sebesar 211 Kg per petani atau 750,7 Kg per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 1.271.333 per petani atau Rp. 4.878.616 per Ha. Pupuk Kompos digunakan sebesar Rp. 14.816,6 Kg per petani atau Rp. 57.503,4 per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 3.536.666 per petani atau Rp. 14.210.324 per Ha. Penggunaan pupuk TSP 141,8 Kg per petani atau 516,1 per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Rp. 1.113.600 per petani atau Rp. 4.076.264 per Ha. Penggunaan pupuk Hidroconplit sebesar 132,1 Kg per petani atau 489,8 Kg per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Universitas Sumatera Utara 58 Rp. 1.018.700 per petani atau Rp. 3.765.137 per Ha. Penggunaan pupuk KCl yang digunakan 165,06 Kg per petani atau 579,4 Kg per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Rp. 1.283.133 per petani atau Rp. 4.507.308 per Ha. 5.2.3. Rata-Rata Penggunaan Bibit dan Pupuk Pola Cabai Monokultur Tabel 24. Rata-Rata Penggunaan Bibit dan Pupuk Pola Cabai Monokultur No Keterangan Per Petani Kg Per Ha Kg Per Petani Rp Per Ha Rp 1 Benih a. Cabai 1,054 4,08 1.120.000 3.453.968,2 2 Pupuk a. SS 164 570 1.227.000 4.277.529,7 b. Kompos 23.144 77.584,3 3.537.760 12.024.314,8 c. SP-36 95,3 356,1 762.666,6 2.848.888,8 d. Hidroconplit 75,5 280,2 566.500,1 2.102.083,3 e. RJ Bus 92,9 325 742.857,1 2.600.000 f. Kali Cili 49 170,9 344.071,4 1.187.925,1 g. P.K. Butir 60,3 228,1 402.857,1 1.515.943,8 h. NPK 45,3 190,6 528.266,6 2.064.931,2 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 14-15 Berdasarkan tabel diatas, benih yang digunakan adalah sebanyak 1,054 Kg per petani atau 4,08 Kg per Ha, benih yang sering digunakan benih lokal berasal dari hasil perasan dari panen sebelumnya dan benih yang berbentuk bungkusan. Pupuk yang digunakan pada cabai monokultur adalah pupuk SS sebanyak 164 Kg per petani atau 570 Kg per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Rp. 1.227.000 per petani atau Rp. 4.277.529.7 per Ha. Pupuk Kompos digunakan sebesar 23.144 Kg per petani atau 77.584,3 Kg per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 3.537.760 per petani atau Rp. 12.024.314,8 per Ha. Pupuk SP-36 digunakan sebanyak 95,3 Kg per Universitas Sumatera Utara 59 petani atau 356,1 Kg per Ha dan biaya yang digunakan adalah Rp. 762.666,6 per petani atau Rp. 2.848.888,8 per Ha. Pupuk Hidroconplit digunakan sebanyak 75,5 Kg per petani atau 280,2 Kg per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Rp. 566.500,1 per petani atau Rp. 2.102.083,3 per Ha. Pupuk RJ Bus digunakan sebanyak 92,9 Kg per petani atau 325 Kg per Ha dan biaya yang digunakan Rp. 742.857,1 per petani atau Rp. 2.600.000 per Ha. Pupuk Kali Cili yang digunakan 49 Kg per petani atau 170,9 Kg per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Rp. 344.071,4 per petani atau Rp. 1.187.925,1 per Ha. Pupuk Paten Kali Butir 60,3 Kg per petani atau 228,1 Kg per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Rp. 402.857,1 per petani atau Rp. 1.515.943,8 per Ha. Pupuk NPK 45,3 Kg per petani atau 190,6 Kg per Ha dan biaya yang digunakan sebesar Rp. 528.266,6 per petani atau Rp. 2.064.931,2 per Ha. 5.2.4. Rata-Rata Penggunaan Pestisida pada Pola Tumpang sari Tomat dan Cabai dengan Pola Monokultur Tabel 25. Rata-Rata Penggunaan Pestisida pada Pola Tumpang sari Tomat dan Cabai dengan Pola Monokultur No Jenis Usaha Agribisnis Luas Lahan Rata-Rata Pestisida Rp Ha Per Petani Per Ha 1 Tumpang Sari Tomat dan Cabai 0,27 8.505.000 30.576.562,5 2 Tomat Monokultur 0,278 8.052.120 29.799.828 3 Cabai Monokultur 0,278 2.414.473,3 8.448.274,6 Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 16-21 Berdasarkan tabel diatas, penggunaan pestisida pola tumpang sari tomat dan cabai lebih besar 5,62 daripada pola tomat monokultur, lebih besar 71,61 daripada penggunaan cabai monokultur. Universitas Sumatera Utara 60

5.2.5. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Pola Tumpang Sari dan Pola Monokultur

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Lycopersicon esculantum Mill.) Toleran Naungan pada Pola Tanam Tumpang Sari

0 11 29

KOMPATIBILITAS TANAMAN TOMAT DAN CABAI DENGAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN HAYATI Kompatibilitas Tanaman Tomat Dan Cabai Dengan Kombinasi Pupuk Organik Dan Hayati (Cendawan Mikoriza Arbuskula).

0 1 15

KOMPATIBILITAS TANAMAN TOMAT DAN CABAI DENGAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN HAYATI Kompatibilitas Tanaman Tomat Dan Cabai Dengan Kombinasi Pupuk Organik Dan Hayati (Cendawan Mikoriza Arbuskula).

0 1 11

Analisis Komparasi Usaha Agribisnis antara Pola Tanam Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai dengan Tomat Monokultur dan Cabai Monokultur (Kasus : Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Analisis Komparasi Usaha Agribisnis antara Pola Tanam Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai dengan Tomat Monokultur dan Cabai Monokultur (Kasus : Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Analisis Komparasi Usaha Agribisnis antara Pola Tanam Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai dengan Tomat Monokultur dan Cabai Monokultur (Kasus : Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 7

Analisis Komparasi Usaha Agribisnis antara Pola Tanam Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai dengan Tomat Monokultur dan Cabai Monokultur (Kasus : Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Analisis Komparasi Usaha Agribisnis antara Pola Tanam Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai dengan Tomat Monokultur dan Cabai Monokultur (Kasus : Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Analisis Komparasi Usaha Agribisnis antara Pola Tanam Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai dengan Tomat Monokultur dan Cabai Monokultur (Kasus : Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

0 0 57

ANALISIS KOMPARASI USAHA AGRIBISNIS ANTARA POLA TANAM TUMPANG SARI TANAMAN TOMAT DAN CABAI DENGAN TOMAT MONOKULTUR DAN CABAI MONOKULTUR

0 0 13