24
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara yang daftar
pertanyaannya sudah disusun terlebih dahulu berupa kuesioner dan observasi langsung di lapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi
yaitu BPS Simalungun, dan Instansi Terkait
3.4. Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1, mengetahui pelaksanaan pola tanam tumpang sari tomat dengan cabai di daerah penelitian dilakukan secara deskriptif dengan
melakukan observasi lapangan dan wawancara langsung kepada petani. Untuk identifikasi masalah 2, membedakan biaya produksi tumpang sari tomat-
cabai dengan pola monokultur dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Secara matematis, cara mengitung biaya tetap pada sistem monokultur adalah:
Bila macam tanaman yang diusahakan lebih dari satu, maka rumusnya menjadi:
Keterangan : FC
= Biaya tetap monokultur FCj
= Biaya tetap join X
i
= Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap
FCj =
FC = X
i
. P
i
Universitas Sumatera Utara
25
Px
i
= Harga input n
= macam input Soekartawi, 1995.
Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Secara matematis,
cara mengitung biaya variabel pada sistem monokultur adalah:
Bila macam tanaman yang diusahakan lebih dari satu, maka rumusnya menjadi:
Keterangan : VC
= Biaya variabel monokultur VCj
= Biaya variabel join X
1
= Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya variabel Px
i
= Harga input n
= macam input Sehingga, total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap
VC, maka rumusnya menjadi : Keterangan :
TC = Total biaya FC = Biaya tetap fixed cost
VC = Biaya variabel variable cost Soekartawi, 1995.
VCj = VC = X
i
.P
i
TC = FC + VC
Universitas Sumatera Utara
26
Analisis komparasi adalah salah satu teknik analisis kuantitatif yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya perbedaan antar variabel atau sampel
yang diteliti. Untuk menguji perbedaan biaya produksi dilakukan uji t-Test yaitu independent sampled t-Test dengan alat bantu software SPSS.
Berikut adalah tahap pengujian perbedaan biaya produksi tumpang sari tomat-cabai, tomat monokultur dan cabai monokultur berdasarkan nilai t-hitung :
1. Merumuskan hipotesis
H : Tidak ada perbedaan yang nyata antara biaya tumpang sari dan biaya
monokultur H
1
: Ada perbedaan yang nyata antara biaya tumpang sari dan biaya monokultur 2.
Menentukan nilai t-hitung 3.
Kriteria pengujian Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka H
diterima. Jika –t hitung -t tabel atau t hitung t tabel, maka H
ditolak. 4.
Membuat kesimpulan Untuk identifikasi masalah 3, yaitu membedakan penerimaan dan pendapatan usaha
agribisnis tumpang sari tomat-cabai dengan pola monokultur dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:
Secara matematis, cara menghitung total penerimaan pada sistem monokultur adalah:
Bila macam tanaman yang diusahakan adalah lebih dari satu, maka rumusnya menjadi:
TR = Y
i
. Py
i
TRj =
Universitas Sumatera Utara
27
Keterangan : TR
= Total penerimaan monokultur TRj
= Total penerimaan join Y
= Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i Py
= Harga Y n
= jumlah macam tanaman yang diusahakan Shinta, 2011.
Secara matematis cara menghitung pendapatan usahatani pada sistem monokultur adalah:
Keterangan : Pd
= Pendapatan usahatani TR
= Total penerimaan TC
= Total biaya Soekartawi, 1995
Pendapatan total pada sistem tumpang sari adalah pendapatan yang diperoleh dari pengurangan seluruh total penerimaan dari seluruh jenis komoditi dan seluruh biaya
dari seluruh jenis komoditi yang ditanami dalam satu lahan.
Pd = TR - TC
Universitas Sumatera Utara
28
Sehingga, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : Pdj
= Pendapatan join TRj
= Total penerimaan join TCj
= Total biaya join i
= komoditi jenis komoditi budidaya n
= jumlah komoditi Mosher, 1987.
Untuk menguji perbedaan penerimaan hasil penjualan bersih dan pendapatan bersih dilakukan uji t-Test yaitu independent sample t-Test dengan alat bantu software
SPSS. Tahap pengujian perbedaan penerimaan dan pendapatan tumpang sari tomat-cabai,
tomat monokultur dan cabai monokultur berdasarkan nilai t-hitung adalah : 1.
Merumuskan hipotesis H
: Tidak ada perbedaan yang nyata antara penerimaan tumpang sari dan penerimaan monokultur
H
1
: Ada perbedaan yang nyata antara penerimaan tumpang sari dan penerimaan monokultur
H : Tidak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih tumpang sari dan
pendapatan monokultur
Universitas Sumatera Utara
29
H
1
: Ada perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih tumpang sari dan pendapatan monokultur
2. Menentukan nilai t-hitung
3. Kriteria pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka H diterima.
Jika –t hitung -t tabel atau t hitung t tabel, maka H ditolak.
4. Membuat kesimpulan
Untuk identifikasi masalah 4, membedakan hasil kelayakan atau RC Ratio tumpang sari tanaman tomat-cabai dengan pola monokultur dianalisis dengan menggunakan
rumus: Secara matematik, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: TR
= Total penerimaan TC
= Total biaya Py
= Harga output Y
= output FC
= Biaya tetap fixed cost VC
= Biaya variabel variabel cost
a = RC TR = Py. Y
TC = FC + VC a = {Py.Y FC+VC}
Universitas Sumatera Utara
30
RC 1 artinya suatu usahatani layak untuk diusahakan dan dikembangkan, RC = 1 artinya usaha tani mencapai titik impas dan RC 1, artinya suatu usahatani tidak
layak untuk diusahakan dan dikembangkan Soekartawi, 1995. Apabila komoditi yang diusahakan lebih dari satu, maka rumusnya menjadi :
Keterangan : Yi
= Jumlah produk Pi
= Harga produk Xn
= Jumlah input Pxn
= Harga input 1..n
= Jumlah jenis input RC≥1 artinya layak untuk diusahakan dan dikembangkan, RC 1 artinya tidak
layak untuk diusahakan dan dikembangkan Shinta, 2011. Untuk menguji perbedaan RC Ratio pada tumpang sari dan monokultur dilakukan uji
t-Test yaitu independent sample t-Test dengan alat bantu software SPSS.
=
Universitas Sumatera Utara
31
1. Merumuskan hipotesis
H : Kelayakan usaha agribisnis tumpang sari tidak lebih layak diusahakan dan
dikembangkan apabila dibedakan dengan pola monokultur. H
1
: Kelayakan usaha agribisnis tumpang sari lebih layak diusahakan dan dikembangkan apabila dibedakan dengan pola monokultur.
2. Menentukan nilai t-hitung
3. Kriteria pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka H diterima.
Jika –t hitung -t tabel atau t hitung t tabel, maka H ditolak.
4. Membuat kesimpulan
3.5. Definisi dan Batasan Operasional