BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1. KESIMPULAN
1. Dari perhitungan perbandingan pelat satu arah maupun dua arah didapat bahwa
momen dengan metode Hirschfeld lebih kecil dibandingkan metode StiglatWippel pada pelat dua arah, begitu juga metode Hirschfeld menghasilkan momen lebih kecil
dibanding metode pelat silindris Thimosenko pada pelat satu arah. 2.
Lendutan yang terjadi pada pelat konvensional dua arah dengan metode Hirschfeld didapat hasil yang lebih kecil dibandingkan metode StiglatWippel . Sementara pada
pelat pracetak satu arah lendutan dengan metode Hirschfeld lebih besar dibandingkan metode pelat silindris Thimosenko. Pada pelat satu arah dan dua arah,
dengan metode yang sama yaitu metode Hirschfeld, lendutan pada pelat pracetak satu arah lebih besar dari pelat konvensional dua arah, hal ini dipengaruhi oleh tumpuan
yang berbeda pada keduanya. 3.
Dengan desain pelat konvensional dan hollow core slab untuk berbagai variasi beban hidup seperti diatas didapat perbandingan harga bahan dan inersia :
Variasi Beban Hidup Pelat konvensional
Pelat Pracetak
1. Beban Hidup 125 Kgm2 Rp 49,261,000.00
Rp 31,596,068.80 2. Beban Hidup 250 Kgm2
Rp 51,265,447.50 Rp 32,774,003.20
3. Beban Hidup 400 Kgm2 Rp 54,133,905.50
Rp 33,044,348.80 4. Beban Hidup 500 Kgm2
Rp 54,915,850.60 Rp 34,946,423.20
Inersia
1,44 x 10
8
mm
4
5,72 x 10
8
mm
4
4. Dari tabel diatas disimpulkan bahwa harga pelat hollow core slab lebih ekonomis
dibandingkan pelat konvensional dengan selisih rata-rata 37 .
Universitas Sumatera Utara
5. Untuk bangunan dengan variasi beban hidup yang besar disarankan untuk
menggunakan pelat pracetak karena selain ekonomis, dengan desain tebal minimum, inersia pelat hollow core slab lebih besar dari pelat konvensional, mencapai selisih
74,82 sehingga pelat mampu memikul beban yang lebih besar.
V. 2. SARAN
1. Perlu dikaji lebih dalam pengaruh gaya geser pada pelat untuk menyempurnakan
kontrol perhitungan pelat. 2.
Perlu adanya perhitungan balok yang memikul pelat untuk mengetahui sejauh mana efisiensi penggunaan pelat pracetak dibandingkan pelat kovensional karena pada pelat
hollow core slab penggunaan balok dapat dikurangi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA