3. Prinsip Dasar Prategang TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.2 Strand Standar Tujuh Kawat untuk Beton Prategang Nawy,2001 100.000 psi = 689,5 MPa 0,1 in = 2,54 mm, 1 in 2 = 645 mm 2 Berat : kalikan dengan 1,49 untuk mendapatkan berat dalam kg per 1000 m 1000 lb = 4448

II. 3. Prinsip Dasar Prategang

Karena rendahnya kapasitas tarik beton, maka retak lentur terjadi pada taraf pemebebanan masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, gaya konsentris atau eksentris diberikan dalam arah longitudinal elemen structural. Gaya longitudinal yang diterapkan disebut gaya prategang, yaitu gaya tekan yang memberikan prategang pada penampang disepanjang bentang suatu elemen struktural sebelum bekerjanya beban mati dan beban hidup. Gaya prategang P ditentukan berdasarkan prinsip mekanika dan hubungan tegangan – regangan. Perhatikan gambar distribusi tegangan serat beton pada balok persegi panjang berikut ini. Diameter Kuat patah Luas baja nominal Berat nominal Beban minimum Nominal strand strand strand pada ekstensi 1 starnd in min.lb in.2 lb1000 ft lb MUTU 250 140,250 9.000 0,036 122 7.650 5160,313 14.500 0,058 197 12.300 380,375 20.000 0,080 272 17.000 7160,438 27.000 0,108 367 23.000 120,500 36.000 0,144 490 30.600 350,600 54.000 0,216 737 45.900 MUTU 270 380,375 23.000 0,085 290 19.550 7160,438 31.000 0,115 390 26.350 120,500 41.300 0,153 520 35.100 350,600 58.600 0,217 740 49.800 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Tendon konsentris, hanya prategang Gambar 2.3 Tendon konsentris, berat sendiri ditambahkan Gambar 2.4 Tendon eksentris, hanya prategang Gambar 2.5 Tendon eksentris, berat sendiri ditambahkan Nawy, 2001 Sebuah balok persegi panjang yang ditumpu sederhana yang mengalami gaya prategang P konsentris, tegnagannya : ……………………………. 2.1 Jika beban transversal bekerja pada balok, yang menimbulkan momen M di tengah bentang, maka tegangannya menjadi : …………………….… 2.2 ……………………… 2.3 f = � � f = − � � - � � f b = − � � + � � Universitas Sumatera Utara Jika tendon diletakkan pada eksentrisitas e dari pusat berat beton maka timbul momen Pe dan tegangan tengah bentang menjadi : ……………………...……………………………………… 2.4 ……………………………………………………………... 2.5 Dimana : f’ = tegangan di serat atas fb = tegangan di serat bawah e = eksentrisitas penampang M = momen akibat beban luar W = momen tahan

II. 4 Sistem Pemberian Prategang