Tabel 2.2 Strand Standar Tujuh Kawat untuk Beton Prategang Nawy,2001
100.000 psi = 689,5 MPa 0,1 in = 2,54 mm, 1 in
2
= 645 mm
2
Berat : kalikan dengan 1,49 untuk mendapatkan berat dalam kg per 1000 m 1000 lb = 4448
II. 3. Prinsip Dasar Prategang
Karena rendahnya kapasitas tarik beton, maka retak lentur terjadi pada taraf pemebebanan masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak
tersebut, gaya konsentris atau eksentris diberikan dalam arah longitudinal elemen structural. Gaya longitudinal yang diterapkan disebut gaya prategang, yaitu gaya
tekan yang memberikan prategang pada penampang disepanjang bentang suatu elemen struktural sebelum bekerjanya beban mati dan beban hidup.
Gaya prategang P ditentukan berdasarkan prinsip mekanika dan hubungan tegangan – regangan. Perhatikan gambar distribusi tegangan serat beton pada balok
persegi panjang berikut ini. Diameter
Kuat patah Luas baja nominal
Berat nominal Beban minimum
Nominal strand
strand strand
pada ekstensi 1 starnd in
min.lb in.2
lb1000 ft lb
MUTU 250 140,250
9.000 0,036
122 7.650
5160,313 14.500
0,058 197
12.300 380,375
20.000 0,080
272 17.000
7160,438 27.000
0,108 367
23.000 120,500
36.000 0,144
490 30.600
350,600 54.000
0,216 737
45.900 MUTU 270
380,375 23.000
0,085 290
19.550 7160,438
31.000 0,115
390 26.350
120,500 41.300
0,153 520
35.100 350,600
58.600 0,217
740 49.800
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Tendon konsentris, hanya prategang
Gambar 2.3 Tendon konsentris, berat sendiri ditambahkan
Gambar 2.4 Tendon eksentris, hanya prategang
Gambar 2.5 Tendon eksentris, berat sendiri ditambahkan Nawy, 2001
Sebuah balok persegi panjang yang ditumpu sederhana yang mengalami gaya prategang P konsentris, tegnagannya :
……………………………. 2.1 Jika beban transversal bekerja pada balok, yang menimbulkan momen M di
tengah bentang, maka tegangannya menjadi : …………………….… 2.2
……………………… 2.3
f = �
�
f = −
� �
-
� �
f b = −
� �
+
� �
Universitas Sumatera Utara
Jika tendon diletakkan pada eksentrisitas e dari pusat berat beton maka timbul momen Pe dan tegangan tengah bentang menjadi :
……………………...……………………………………… 2.4
……………………………………………………………... 2.5 Dimana :
f’ = tegangan di serat atas fb = tegangan di serat bawah
e = eksentrisitas penampang M = momen akibat beban luar
W = momen tahan
II. 4 Sistem Pemberian Prategang