54 sedangkan dengan penambahan ekstrak gel berwarna hijau pekat serta
menunjukkan adanya bau khas daun jambu bol. Hasil uji stabilitas sediaan gel ekstrak daun jambu bol menunjukkan bahwa
seluruh sediaan yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil pemeriksaan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun
jambu bol dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Pengamatan perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan gel ekstrak
etanol daun jambu bol Sediaan
Pengamatan Lama pengamatan minggu
1 2
3 4
F0 Bentuk
b b
b b
b Warna
- -
- -
- Bau
- -
- -
- FI
Bentuk b
b b
b b
Warna h
h h
h h
Bau B
B B
B B
Keterangan: F0
= Basis gel FI
= Formula mengandung 15 ekstrak daun jambu bol b
= Baikstabil h
= Hijau tua B
= Bau khas daun jambu bol Sediaan gel tidak menunjukkan adanya interaksi antara bahan aktif dan
bahan pembawa sehingga tidak mengakibatkan perubahan apapun, hal ini menunjukkan bahan-bahan dalam formula gel tidak mengalami penguraian selama
penyimpanan, ini dikarenakan sifat HPMC yang netral, tahan terhadap asam dan basa, punya pH stabil antara 3-11 dan tahan panas Suardi, dkk., 2008. Sediaan
gel yang baik mempunyai kestabilan dalam jangka waktu yang lama dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar.
4.6.2 Pemeriksaan homogenitas sediaan
Homogen merupakan salah satu syarat sediaan gel. Syarat homogenitas
Universitas Sumatera Utara
55 tidak boleh mengandung bahan kasar yang bisa diraba Syamsuni, 2006.
Homogenitas sedian gel dapat dilihat secara visual dengan hasil pengujian semua formula dihasilkan warna merata serta tidak ditemukan adanya partikel di dalam
gel. Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan gel ekstrak daun jambu bol dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pengamatan homogenitas sediaan gel ekstrak etanol daun jambu bol
Sediaan Lama pengamatan minggu
1 2
3 4
F0 h
h h
h h
FI h
h h
h h
Keterangan: F0
= Basis gel FI
= Formula mengandung 15 ekstrak daun jambu bol h
= Homogen
4.6.3 Penentuan pH sediaan
Hasil penentuan pH sediaan gel ekstrak daun jambu bol dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Pengukuran pH sediaan gel ekstrak daun jambu bol
Sediaan Lama pengamatan minggu
1 2
3 4
F0 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
FI 4,7
4,7 4,7
4,7 4,7
Keterangan: F0
= Basis gel FI
= Formula mengandung 15 ekstrak daun jambu bol Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa gel FI memiliki pH 4,7
sedangkan pH basis gel sebesar 6,5. Penambahan ekstrak membuat pH gel sedikit asam, ini menunjukkan bahwa pH ekstrak asam. pH gel memenuhi kriteria pH
untuk sediaan kulit karena berada pada interval pH kulit yaitu 4,5-6,5. Hal tersebut penting karena jika pH sediaan terlalu asam terlalu rendah maka dapat
Universitas Sumatera Utara
56 menyebabkan iritasi kulit. Jika pH sediaan terlalu basa dapat menyebabkan kulit
menjadi bersisik sehingga mengurangi nilai estetika kulit Rahmawanty, dkk., 2014. Secara keseluruhan terlihat bahwa pH sediaan gel daun jambu bol stabil
sampai minggu ke-4. Hasil uji stabilitas terhadap pH basis gel maupun sediaan gel ekstrak daun jambu bol menunjukkan pH sediaan tetap stabil pada penyimpanan.
4.6.4 Uji viskositas sediaan
Hasil penentuan viskositas gel dilakukan menggunakan viskometer brookfield pada seluruh sediaan. Hasil penentuan viskositas sediaan dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Pengukuran viskositas sediaan
Sediaan Lama pengamatan minggu
1 2
3 4
F0 37 p
37 p 37 p
37 p 37 p
FI 27 p
27 p 27 p
27 p 27 p
Keterangan: F0
= Basis gel FI
= Formula mengandung 15 ekstrak daun jambu bol Pengujian viskositas bertujuan untuk menentukan nilai kekentalan suatu
zat. Semakin tinggi nilai viskositasnya maka semakin tinggi tingkat kekentalan zat tersebut Martin, dkk., 1993. Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000-
4000 cps Garg, dkk., 2002. Viskositas yang terlalu tinggi pada gel akan menyebabkan struktur gel lebih kaku dan zat aktif akan lebih sulit berdifusi
melewati matriks gel, sehingga pelepasan zat aktif dari basis gel akan kecil. Hasil uji viskositas diperoleh bahwa sedian gel memenuhi rentang nilai viskositas
sediaan gel yang baik. Viskositas sediaan gel akan mengalami penurunan apabila dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak, ini dapat disebabkan karena dengan
peningkatan konsentrasi, maka terjadi peningkatan jumlah ekstrak yang diberikan, sehingga membuat gel semakin encer. Meningkatnya jumlah ekstrak, maka
Universitas Sumatera Utara
57 sediaan akan bersifat lebih asam mengakibatkan jumlah gugus karboksilat yang
terionkan berkurang sehingga tolak menolak antar gugus hidroksil yang menyebabkan pengembangan struktur gelling agent menurun, hal ini yang
menyebabkan penurunan viskositas gel dengan meningkatnya jumlah ekstrak Sari dan Isadiartuti, 2006.
4.7 Uji Mikrobiologi Sediaan Gel