1
ENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alquran adalah kitab yang mengandung firman-firman Allah Swt. Alquran diturunkan buat manusia melalui Nabi Muhammad saw dengan perantara Jibril,
untuk menjadi petunjuk dan pegangan bagi hidup manusia sekarang maupun di akhirat kelak.
1
Teks Alquran memang tidak berubah, tetapi penafsiran atas teks selalu berubah sesuai dengan konteks ruang dan waktu. Oleh karena itu, Alquran selalu
membuka diri untuk dianalisis, dipersepsi, dan diinterpretasikan dengan berbagai alat, metode, dan pendekatan untuk menguak isinya. Aneka metode dan tafsir
yang berkembang merupakan usaha untuk membedah makna yang terdapat dalam Alquran itu.
2
Alquran secara empiris merupakan suatu naskah teks dalam kitab yang menggunakan sarana komunikasi bahasa. Namun, perlu dipahami bahwa Alquran
berbeda dengan teks sastra maupun teks lainnya. Adanya kekhususan ini karena sifat hakikat bahasa yang terkandung dalam Alquran memiliki fungsi yang
1
Tim Raden, al-Qur an Kita: Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir Kalamullah Kediri: Lirboyo Press, 2011, h. 142.
2
Tim Raden, al-Qur an Kita, h. 142.
2
berbeda dengan fungsi bahasa lainnya. Perbedaan ini terletak pada hakikat makna, fungsi bahasa Alquran yang khas, universal dan mengatasi ruang dan waktu.
3
Oleh karena itu, dalam menerjemahkan suatu ayat perlu adanya ketelitian dan memahami asbabun nuzul-nya. Sebab, apabila tidak menggunakan ketelitian
dalam memahami ayat-ayat Alquran dan tidak mengetahui asbabun nuzul-nya dengan baik maka akan berdampak buruk apabila menjadi konsumsi publik,
terlebih yang membacanya itu adalah orang awam. Saat ini, ada golongan yang memelintir ayat-ayat Alquran dengan
menggunakan ayat tersebut. Mereka membuat keputusan bahwa Pemerintahan NKRI dan semua yang ada dalam pemerintahan itu merupakan tâghût. Kemudian
belum lama ini sering terdengar golongan yang sangat mudah mengafirkan. Mereka mengklaim bahwa NKRI itu seperti tâghût, mereka juga menilai bahwa
Pancasila, UUD 45, dan undang-undang lainnya adalah hukum tâghût yang harus diingkari, barangsiapa yang mengikuti hukum tâghût maka ia kafir murtad.
4
Pemikiran-pemikiran mereka ini dituang dalam buku yang belum lama telah ditarik peredarannya di tempat umum oleh Kapolri yang didukung oleh
MUI.
5
Dalam buku tersebut banyak sekali membahas kata tâghût dengan didampingi dalil-dalil Alquran.
Contoh dalil Alquran Surah al-Baqarah 256, Allah swt berfirman:
3
Sahiron Syamsuddin, dkk., Hermeneutika Al-Qur an Mazhab Yogya Yogyakarta: Islamika, 2003, h. 69-70.
4
Abu Bakar Ba asyir, Tadzkiroh Nasehat dan Peringatan Karena Alloh, Kepada Ketua MPRDPR dan Semua Anggotanya Yang Mengaku Muslim Aparat Taghut N.K.R.I Bidang Hukum
dan Pertahanan Yang Mengaku Muslim Jakarta: JAT Media Center,2012, Jilid II, cet-I, h. 8-9.
5
Dani Prabowo, MUI dukung Penarikan Buku Abu Bakar Ba asyir, artikel diakses pada 12 febuari 2015 dari www.kompas.comnewsnasional3 Januari 2014.