4.2.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji t sebelumnya diperoleh hasil sebagai berikut variabel Dana Alokasi Umum DAU, berpengaruh secara signifikan terhadap Efisiensi
Kinerja Keuangan dengan tingkat signifikansi variabel independen yang lebih kecil dari 0,05, dimana signifikansi untuk DAU adalah sebesar 0,001, Hasil
penelitian secara parsial ini sama dengan penelitian sebelumya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Hastuti 2011, dimana DAU berpengaruh signifikan
terhadap kinerja SKPD, Keadaan ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah di Indonesia khususnya Sumatera Utara masih mengandalkan Dana Alokasi Umum
sebagai sumber pendanaan utamanya dibandingkan PAD, ketergantungan mereka pada DAU menunjukkan tingkat kemandirian ataupun kinerja yang rendah.
Variabel Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh secara signifikan terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan dengan tingkat signifikansi variabel
independen yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001, pengujian terhadap PAD ini terdapat perbedaan dengan penelitan yang dilakukan Hastuti 2011 yang
menunjukkan bahwa PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD, sementara untuk penelitian yang dilakukan oleh Batubara 2009 mengatakan
bahwa PAD yang diproksikan dengan pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain pendapatan asli daerah saja yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara, sedangkan hasil perusahaan dan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. Keadaan ini menggambarkan bahwa daerah-daerah di Indonesia
memiliki potensi dan sumber daya yang berbeda-beda sehingga tidak semua
Universitas Sumatera Utara
daerah di Indonesia dapat mengandalkan pendapatan asli daerahnya untuk dapat berdiri sendiri, Semakin besar nilai PAD menunjukkan kinerja pemerintah yang
meningkat, artinya sebuah daerah dikatakan semakin mandiri. Kemandirian daerah dalam APBD sangat terkait dengan kemandirian pemerintah daerah dalam
menggali potensi PAD yang merupakan pendapatan yang berasal dari potensi daerah.
Variabel Belanja Daerah berpengaruh signifikan terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan dengan signifikansi sebesar 0,000, keadaan ini menunjukkan
tingkat belanja yang tinggi terjadi karena tingkat pendapatan yang tinggi pula, sekalipun pendapatan itu berasal dari pusat yaitu berupa DAU, karena kinerja
keuangan adalah pencapaian hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang. Berdasarkan Hasil Uji F diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,000 jauh
berada dibawah 0,05 yang berarti secara serempak seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel Efisiensi Kinerja Keuangan. Hal ini
didukung nilai koefisien determinasi Adjusted R square sebesar 0,253 yang menunjukkan bahwa variabel independen DAU, PAD, Belanja Daerah mampu
menjelaskan sebanyak 25,3 variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu Efisiensi Kinerja Keuangan, sedangkan sisanya sebesar dijelaskan oleh variasi
atau faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model seperti Dana Bagi Hasil, kondisi makro ekonomi, luas wilayah, dan sebagainya. Hasil Pengujian secara
serempak ini juga hampir menyerupai dengan penelitian yang dilakukan Batubara 2009 yang menunjukkan secara serempak PAD yang diproksikan dengan pajak
daerah, retribusi, hasil kekayaan daerah, dan pendapatan asli daerah lain-lain berpengaruh signifikan terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian terhadap perbandingan efek DAU terhadap Belanja Daerah dan efek PAD terhadap Belanja Daerah membuktikan bahwa telah terjadi
flypaper effect pada KabupatenKota di Sumatera Utara, karena efek DAU terhadap Belanja Daerah lebih besar daripada efek PAD terhadap Belanja Daerah,
dimana efek DAU adalah sebesar 0,882 sedangkan efek PAD adalah sebesar 0,134. Hasil ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Siagian 2011 yang menyatakan bahwa fenomena flypaper effect telah terjadi di KabupatenKota Sumatera Utara pada laporan keuangan tahun 2004-2006.
Penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro 2007 juga menghasilkan bahwa fenomena flypaper effect terjadi di Kabupatenkota di Indonesia, fenomena
flypaper effect ini menunjukkan bahwa Pemerintah daerah khususnya Sumatera Utara masih sangat bergantung pada dana yang bersumber dari pusat, artinya
tingkat kemandirian daerah masih sangat rendah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan