Uji Heterokedastisitas Data uji F F test

transformasi data ke model Lg10 dari persamaan Kinerja = fDAU, PAD, Belanja_Daerah, menjadi Kinerja = flog_DAU, log_PAD, log_BD. Berdasarkan hasil dari transformasi data ini, maka di dapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 log_DAU ,459 2,177 log_PAD ,211 4,740 log_BD ,178 5,603 a. Dependent Variable: log_EK Sumber: Diolah dari SPSS, 2015 Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa angka tolerance log_DAU, log_PAD, log_BD adalah 0,10 dan nilai VIF-nya menunjukkan 10. Berdasarkan uraian sebelumnya hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen dalam penelitian

c. Uji Heterokedastisitas Data

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina 2007:108 jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan Universitas Sumatera Utara nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber: Diolah dari SPSS, 2015 Berdasarkan grafik scatterplot pada Gambar 4-3 di atas terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan Universitas Sumatera Utara kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjan tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan menentukan nilai dL dan dU dengan melihat Tabel Durbin Watson, pada α = 5, keputusan ada tidaknya korelasi dilihat dengan: e. Bila nilai DW berada diantara dU sampai dengan 4-dU, koefisien korelasi sama dengan nol, artinya, tidak terjadi autokorelasi. f. Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien korelasi lebih besar daripada nol, artinya, terjadi autokorelasi positif. g. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-dL, koefisien korelasi lebih kecil darpada nol, Artinya, terjadi autokorelasi negatif. h. Bila nilai DW terletak diantara 4-dU dan 4-dL, hasilnya tidak dapat disimpulkan. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,503 a ,253 ,229 ,03381 1,862 a. Predictors: Constant, log_BD, log_DAU, log_PAD b. Dependent Variable: log_EK Sumber: Diolah dari SPSS, 2015 Universitas Sumatera Utara Dari tabel model summary diatas dapat dilihat nilai DW = 1, 862, dengan melihat ketentuan tidak atau terjadinya autokorelasi seperti diatas dapat diperoleh sebagai berikut: Dengan melihat tabel Durbin Watson, pada α : 5 , k = 3 nilai k menunjukkan jumlah variabel bebas DAU, PAD, BD, n = 99 dimana n merupakan jumlah sampel, maka akan diperoleh: Nilai dL = 1,6108 dU = 1,7355 DW = 1,862 4-dU = 4 – 1,7355 = 2,2645 4-dL = 4 -1,6108= 2,3892 Dengan demikian, DW berada antara dU dan 4 – dU, yaitu 1, 7355 1,862 2,2465 , jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

4.2.3 Analisis Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Dana Alokasi Umum X1, Pendapatan Asli Daerah X2, Belanja Daerah X3, terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Y. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Sumber : Diolah dari SPSS Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,324 + 0,078X1 + 0,054X2 + 0,199X3 Keterangan: 1. Konstanta sebesar 0,324 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1=0, X2=0, X3=0 maka Efisiensi Kinerja sebesar 0,324 2. Koefisien X1 β1 sebesar 0,078 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Dana Alokasi Umum sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Efisiensi Kinerja sebesar 0,078 dengan asumsi variabel lain tetap. 3. Koefisien X2 β2 sebesar 0,054 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Pendapatan Asli Daerah akan diikuti oleh kenaikan Efisiensi Kinerja sebesar 0,054 dengan asumsi variabel lain tetap. 4. Koefisien X3 β3 sebesar 0,199 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada Belanja Daerah akan diikuti oleh kenaikan Efisiensi Kinerja sebesar 0,199 dengan asumsi variabel lain tetap. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant ,324 ,143 2,265 ,026 log_DAU ,078 ,023 ,443 3,382 ,001 ,459 2,177 log_PAD ,054 ,015 ,690 3,573 ,001 ,211 4,740 log_BD ,199 ,036 1,155 5,499 ,000 ,178 5,603 a. Dependent Variable: log_EK Universitas Sumatera Utara

4.2.4. Uji Hipotesis a. Uji t t Test

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 22, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t Sumber: Diolah dari SPSS, 2015 Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah: 1. Log_DAU X1 mempunyai nilai signifikansi 0,001 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung 3,382 t tabel 1,985. Berdasarkan kedua nilai tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima H0 ditolak yang berarti bahwa variabel Dana Alokasi Umum secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Y. 2. Log_PAD X2 mempunyai nilai signifikansi 0,001 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedamgkan nilai t hitung 3,573 t tabel 1,985. Berdasarkan kedua nilai tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima H0 ditolak yang berarti bahwa variabel Pendapatan Asli daerah secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Y. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant ,324 ,143 2,265 ,026 log_DAU ,078 ,023 ,443 3,382 ,001 ,459 2,177 Log_PAD ,054 ,015 ,690 3,573 ,001 ,211 4,740 log_BD ,199 ,036 1,155 5,499 ,000 ,178 5,603 a. Dependent Variable: log_EK Universitas Sumatera Utara 3. Log_BD X3 mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung 5,499 t tabel 1,985. Berdasarkan kedua nilai tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima H0 ditolak yang berarti bahwa variabel Belanja Daerah secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Y.

b. uji F F test

Untuk melihat pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD secara simultan, dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 22, maka diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,037 3 ,012 10,701 ,000 b Residual ,109 95 ,001 Total ,145 98 a. Dependent Variable: log_EK b. Predictors: Constant, log_BD, log_DAU, log_PAD Sumber: Diolah dari SPSS, 2015 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 10,701 dengan tingkat signifikansi 0,000, jauh lebih kecil dari 0,05. Sedangkan F tabel pada tingkat keperca yaan 95 α=0,05 adalah 2,70. Oleh karena kedua perhitungan baik F hitung F tabel dan juga tingkat signifikansinya 0,000 0,05, menunjukkan pengaruh variabel independen DAU,PAD,BD secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan. Universitas Sumatera Utara

c. Koefisien Determinasi R

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 85 80

Flypaper Effect Pada Unconditional Grant Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 45 80

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

0 41 89

Analisis Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

2 47 77

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 1 26

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

0 0 12