BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-
undang R.I No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan bertujuan untuk memuat
gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan.
Fungsi dari pendidikan yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kusumah, 2009: 133 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendapat di atas di dukung oleh Syarifudin 2006: 1 pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi
kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode dan cara-cara pelaksanaannya apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh.
Pendidikan dilaksanakan mulai dari pendidikan Sekolah Dasar SD sampai ke perguruan tinggi.
SD merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun. SD merupakan pendidikan formal pertama yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan, serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik, dimana
keberhasilan pendidikan di SD diharapkan akan menjadi pijakan akan keberhasilan pendidikan di jenjang berikutnya.
Pendidikan yang dikembangkan di SD ada beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan PKn, menurut Ruminiati
2007: 2.21 PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD. Seorang guru yang akan mengajarkan PKn hendaknya mempunyai tanggung
jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa. Karena, mata pelajaran PKn
mempunyai misi membina nilai, moral, dan norma secara utuh dan berkesinambungan.
PKn sangat berperan dalam membentuk manusia seutuhnya. PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 KTSP, 2006: 2.
Tujuan utama PKn adalah menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap, perilaku dan cinta tanah air Sumarsono., dkk 2006: 4.
Berdasarkan tujuan PKn selayaknya pembelajaran PKn dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta
pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Selain itu untuk mencapai tujuan PKn yang diharapkan guru
harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara aktif dan efisien. Guru seharusnya menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menyenangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Suasana pembelajaran yang kondusif didukung oleh peran serta guru dalam ketepatannya memilih
dan menggunakan model, metode, media pembelajaran dan guru harus menguasai materi pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas V A SDN 5 Metro Barat tentang mata pelajaran PKn, diperoleh data bahwa aktivitas
siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari kurangnya motivasi siswa dalam belajar, siswa cenderung ribut, terdapat siswa yang mengantuk, tidak
berjalannya diskusi kelompok yang menyenangkan, sehingga menjadikan kurang harmonisnya hubungan belajar antar sesama siswa. Selain aktivitas
siswa, peneliti juga memperoleh data hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 58,31, sedangkan Kriterian Ketuntasan Minimal
KKM yang di tetapkan adalah 60. Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 14 siswa dari 30 orang atau 46,66 data nilai ulangan semester
tahun pelajaran 20112012 hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn di kelas VA SDN 05 Metro Barat belum berhasil karena 46,66 siswa masih berada di bawah KKM dengan nilai terendah 27
dan nilai tertinggi 82. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa disebabkan antara lain: 1
kondisi pembelajaran masih menggunakan pendekatan yang menekankan pada model pembelajaran yang kurang menarik, 2 guru belum secara optimal
menggunakan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together NHT, 3 guru kurang mampu merangsang siswa untuk berpartisipasi lebih
aktif dalam proses pembelajaran, 4 Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dalam proes pembelajaran, 5 rendahnya partisipasi siswa
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru dan 6 proses pembelajaran lebih ke pola pembelajaran guru sentris teacher centered, sehingga siswa
kurang aktif dan kurang berani dalam mengungkapkan pendapatnya dan mengajukan pertanyaan. Kondisi ini menyebabkan pembelajaran menjadi
monoton, sehingga siswa merasa jenuh dan tidak berkembangnya potensi dan kreativitasnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
agar siswa lebih aktif dan kreatif sehingga hasil belajar siswa meningkat. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah
model cooperative learning tipe NHT. Model NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu
memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan
sikap positif
siswa, mengembangkan
sikap kepemimpinan
siswa, mengembangkan
rasa ingin
tahu siswa,
meningkatkan rasa percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan. Tryana
dalam http:www
. Blogspot.com.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu diadakan peningkatan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model cooperative learning tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran PKn di kelas V A SDN 5 Metro
Barat Tahun Pelajaran 20112012.
B. Identifikasi Masalah