PERUBAHAN
Seakan mengikuti Sabda Alam hukum alam, Sunnatullah, semua hal mengalami
perubahan apakah berangsur-angsur, ataukah drastis.
Sifat perubahan: the constant is change. Perubahan dapat berupa perubahan fisik,
mental dan lingkungan. Perubahan pasti terjadi mau tidak mau, suka tidak suka.
Dalam konteks organisasi sekolah, muncul pertanyaan mengapa perubahan sulit
dilakukan? Jawabannya karena fungsi manajer –
POAC – tidak berjalan.
PERUBAHAN
Seakan mengikuti Sabda Alam hukum alam, Sunnatullah, semua hal mengalami
perubahan apakah berangsur-angsur, ataukah drastis.
Sifat perubahan: the constant is change. Perubahan dapat berupa perubahan fisik,
mental dan lingkungan. Perubahan pasti terjadi mau tidak mau, suka tidak suka.
Dalam konteks organisasi sekolah, muncul pertanyaan mengapa perubahan sulit
dilakukan? Jawabannya karena fungsi manajer –
POAC – tidak berjalan.
diperlukan. Artinya, para pengikut juga mempengaruhi pemimpinnya. Dengan demikian proses mempengaruhi terjadi antara pemimpin dan para pengikutnya.
Dalam hal ini, bukan hanya pemimpin yang mempengaruhi pengikutnya, tetapi pengikut juga mempengaruhi pemimpinnya. Dengan kata lain, aktivitas saling
pengaruh mempengaruhi berlangsung dalam dua arah. Definisi para penulis di atas juga mempertegas bahwa kepemimpinan merupakan inti dari seluruh
komponen sistem organisasi di mana semua aktivitas organisasi berlangsung. Konsep ini merefleksikan bahwa tugas utama pemimpin adalah sebagai
motivator bagi orang lain untuk melakukan tindakan yang mengarah pada tujuan yang ditetapkan.
B. Pengertian dan Tujuan Manajemen Perubahan
Pada beberapa dekade terakhir terjadi perubahan yang tidak dapat diduga. Perubahan merupakan konstanta percepatan yang mengandung dilema besar.
Oleh karena itu, organisasi perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi jika ingin tetap eksis dan akan mewujudkan visi dan
misinya. Dalam perspektif kajian manajemen stratejik, manajemen perubahan adalah suatu strategi perubahan
organisasi yang bertujuan untuk melakukan pembaruan terhadap
kemampuan organisasi agar memiliki kinerja yang tinggi.
Organisasi senantiasa dituntut untuk fleksibel agar dapat
mengantisipasi perubahan yang terjadi. Sebuah organisasi dalam
upaya meningkatkan kinerjanya harus berubah lebih cepat dan bergerak
lebih efektif. Untuk itu, dibutuhkan 66
PERUBAHAN ORGANISASI
Ray Milesa: organisasi multi-divisi harus diubah menjadi jaringan yang
dinamis. Quinns Mill: pemeliharaan organisasi
harus diubah menjadi adaptasi organisasi.
Robert Kelley: kekuatan tenaga kerja harus diubah menjadi kekuatan otak.
Di pemerintahan: regulasi pemerintahan telah berubah menjadi koordinasi
pemerintahan George Lodge. Dikaitkan dengan itu, kekuasaan formal
tidak akan efektif dalam jangka panjang menciptakan kemajuan. Karena itu,
perlu pengaruh dan kekuatan informal.
accelerating organization yaitu organisasi yang terus menerus berubah dengan cekatan dan gesit skillfully and nimbly dan dengan visi yang tepat Arun Maria,
Peter Scott and Morgan, 1997. Menurut William A. Pasmore 1994, organisasi harus fleksibel dalam berbagai aspek, yakni aspek 1 individu, 2 teknologi, 3
pekerjaan, dan 4 kepemimpinan. Menurut Liz Clark 1994, organisasi perlu mengupayakan bagaimana
membuat perubahan terlaksana, membangun pengalaman organisasi dari kesuksesan dan kegagalan perubahan serta menyediakan wawasan praktis
bagi proses perubahan. Pada kondisi ini pemimpin harus proaktif dan kreatif memahami tekanan faktor eksternal dan internal dalam melakanakan
perubahan dalam lingkungan organisasi. Kinerja suatu organisasi bisa ditingkatkan jika cara kerja organisasi klasik
ditinggalkan. Pola tersebut perlu diganti dengan cara pandang bahwa organisasi harus cekatan dan fleksibel dalam menggapai perubahan lingkungan yang
kadang-kadang sulit diprediksi, sehingga dalam menjalankan roda organisasi hendaknya memakai pendekatan manajemen perubahan. Pola operasi
organisasi kini
sangat mengutamakan pelayanan yang
cepat. Pada
kenyataannya, organisasi seringkali sangat
terlambat melakukan perubahan, bahkan tidak mampu menciptakan,
meneruskan dan menglola perubahan
agar mampu
menyelaraskan dirinya dengan tuntutan perubahan. Oleh karena
itu, perubahan organisasi yang didasarkan pada pendekatan
manajemen perubahan change 67
manajement akan membuat organisasi menjadi lebih kapabel dalam melayani tuntunan kliennya.
Thomas Walther dalam Reinventing The CFO 1997 mengatakan bahwa “Change management in the process of aligning the organizations, people and
culture with change in business strategy, organizational structure, system and process, properly executed”. Selanjutnya menurut Walther dengan melakukan
manajemen perubahan akan tercipta: a Kepemilikan dan komitmen dengan perubahan yang direncanakan, b Perbaikan yang berkelanjutan dan dapat
diukur, dan c Meningkatkan kapabilitas untuk mengelola perubahan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Lance A. Berger dkk. 1994: …
Change management as continuous process of aligning an organization with marketplace and doing it more responsively and effectively that competitors.
Dengan kata lain, tindakan seperti itu akan membuat organisasi akan selalu dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan organisasi sehingga
berdampak kepada tumbuhnya kinerja yang tinggi bagi organisasi. Pada umumnya, literatur manajemen perubahan memaparkan dua aspek
utama yang perlu diperhatikan dalam melakukan manajemen perubahan yaitu: 1 Sisi lunak yang berhubungan dengan manusia soft side of management,
dan 2 Sisi selain manusia hard side of management. Pandangan tersebut sejalan dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Timothy J. Balpin 1996
bahwa dalam melakukan manajemen perubahan, dapat dilakukan dari dua aspek yaitu aspek hard side seperti perbaikan pada prosedur operasional,
proses manufaktur, restrukturisasi organisasi, manajemen mutu terpadu, proses keuangan dan efisiensi biaya administratif. Sedangkan pada aspek soft side
yaitu perubahan pada soft aspect of management yang dilakukan dengan cara menetapkan kebutuhan akan perubahan dan mengembangkan suatu visi ke
mana perubahan harus diarahkan, menetapkan suatu tim infrastruktur perubahan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi komunikasi,
mengintegrasikan budaya organisasi dengan perubahan yang direkomendasikan, mengembangkan sifat kepemimpinan perubahan, menyusun
68
sasaran spesifik, menyusun alat untuk mengukur efektivitas perubahan serta menyusun mekanisme umpan balik dan sistem kompensasi.
C. Pengembangan Organisasi