penelitian ini tampak bahwa hubungan antara faktor psikologis locus of control
dan harga diri dengan variabel perkuliahan penyesuaian diri di perguruan tinggi dan indeks prestasi kumulatif bersifat paling kuat pada
kelompok mahasiswa yang merupakan generasi pertama berkuliah di keluarganya. Selain itu, ditemukan bahwa status generasi pertama dalam
perkuliahan pada mahasiswa berperan sepakai faktor yang memengaruhi kepekaan individu pada efek negatif maupun positif dari orientasi locus of
control yang dimilikinya. Secara kontras, status generasi pertama pada
mahasiswa justru menyebabkan dirinya beresiko memiliki harga diri yang lebih rendah.
Martin dan Dixon 1994 juga melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa locus of control memiliki korelasi dengan penyesuaian
diri mahasiswa dimana mahasiswa yang memiliki internal locus of control menunjukkan nilai yang tinggi pada Freshmen Transition Questionare FTQ
yang mengindikasikan keberhasilan mahasiswa tersebut dalam penyesuaian diri. Akan tetapi penelitian ini kurang menggambarkan dimensi penyesuaian
diri seperti halnya yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk 1986.
E. HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN PENYESAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
Locus of control merupakan suatu konsep yang menunjukkan
keyakinan individu mengenai letak kendali atau kontrol akan peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, apakah hal tersebut bergantung pada
kendali dirinya atau dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya Lefcourt, 1991;. Julian Rotter 1966 yang mengembangkan konsep ini membagi
sumber kontrol menjadi dua, yaitu kontrol internal sebagai persepsi bahwa sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidupnya bergantung pada faktor dalam
diri individu itu sendiri atau bagian dari karakteristiknya pribadinya; dan kontrol eksternal sebagai persepsi bahwa suatu peristiwa dikendalikan oleh
faktor di luar diri seperti keberuntungan, kebetulan, takdir, sesuatu yang tidak dapat dikendalikan individu, tidak dapat diprediksi karena kompleksitas hebat
dari daya di sekitarnya. Berdasarkan hal itu pula individu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu individu dengan locus of control internal dan individu
dengan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control internal akan menghubungkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi padanya dengan sumber daya yang ada dalam
dirinya sendiri seperti kemampuan, minat dan usaha Phares, 1976. Dengan
demikian, individu dengan locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya akan memperoleh konsekuensi positif sebagai imbalan atas
tingkah lakunya pada suatu situasi tertentu Sarafino, 2011. Dalam kehidupan perkuliahan, mahasiswa tahun pertama yang menghadapi
perubahan dan tantangan baru di perguruan tinggi dengan karakteristik ini akan menyadari bahwa untuk menghadapi tuntutan di perguruan tinggi maka
dirinya perlu melakukan suatu usaha agar mendapat konsekuensi sesuai harapannya. Dengan adanya kesadaran tersebut, mahasiswa tahun pertama
akan memiliki motivasi untuk menyesuaikan dirinya secara akademik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maupun sosial dan mengaplikasikan motivasi tersebut ke dalam bentuk tindakan nyata. Hal ini merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan
bahwa dirinya memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi. Locus of control
internal akan mendorong individu untuk berusaha mengontrol dan mengendalikan lingkungan sekitarnya karena mereka
meyakini kemampuan yang dimilikinya, sehingga mereka akan cenderung mengandalkan diri mereka sendiri daripada bergantung pada orang lain
Phares, 1976. Hal ini juga digambarkan oleh Sarafino 2011 sebagai karakteristik individu dengan locus of control internal yang mempunyai
keyakinan bahwa peristiwa dalam hidupnya terjadi sebagai hasil dari kontrol yang dilakukannya, sehingga mereka cenderung mengarahkan dirinya agar
memperoleh suatu hasil yang ingin dicapainya. Jika mahasiswa tahun pertama memiliki locus of control internal maka mereka akan berusaha semaksimal
mungkin untuk mengontrol perilakunya dan menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan dan tantangan di perguruan tinggi. Hal ini dapat
tercermin dari adanya persepsi bahwa tuntutan di perguruan tinggi merupakan suatu hal yang dapat dikendalikan sehingga mahasiswa memiliki kecemasan
yang cenderung rendah akan tuntutan tersebut. Mahasiswa juga akan memiliki motivasi yang kuat dan berusaha
memberikan perhatian yang lebih untuk mengarahkan perilaku agar dapat mencapai tujuan perkuliahan. Adanya motivasi tercermin ketika seorang
individu seperti mahasiswa tahun pertama melakukan penyesuaian terhadap tekanan di lingkungan perguruan tinggi. Mahasiswa tahun pertama yang
melakukan penyesuaian akademik akan mengaplikasikan motivasi akademik ke dalam usaha nyata seperti memberi perhatian lebih untuk mengarahkan
perilaku agar mencapai tujuannya tersebut. Hal ini dapat mendukung dan memengaruhi dirinya untuk melibatkan informasi dan pembelajaran yang
telah dilakukannya agar dapat menunjukkan performansi yang lebih baik. Lebih lanjut, adanya keyakinan bahwa peristiwa dalam hidupnya terjadi
sebagai hasil dari kontrol yang dilakukannya dapat mendorong individu seperti mahasiswa tahun pertama untuk berperan aktif dan menjalin hubungan
dengan orang lain sebagai bentuk penyesuaian sosialnya. Mereka akan berinisiatif untuk terlibat aktif dalam relasi dengan orang lain agar dapat
menyesuaikan diri di lingkup sosial perguruan tinggi. Ketika seorang mahasiswa tahun pertama memiliki karakter ini maka dirinya akan mampu
mengatasi perubahan lingkungan dalam konteks penyesuaian sosial dan mampu mengatasi tekanan atau stress secara adaptif dalam penyesuaian
personal-emosionalnya di perguruan tinggi. Individu dengan locus of control internal akan memiliki rasa percaya
diri dan kemampuan pemecahan masalah yang baik karena hal tersebut menunjang kemampuannya untuk mengubah kondisi lingkungan yang
bermasalah menjadi situasi yang diharapkannya. Mereka akan berusaha memberdayakan segenap kemampuannya untuk menghadapi situasi yang
terjadi secara mandiri tanpa menunggu atau bergantung dari pihak lain Phares, 1976; Sarafino, 2011; Shojaee French, 2014. Mahasiswa tahun
pertama yang cenderung mengandalkan diri mereka sendiri daripada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bergantung pada orang lain seperti karakteristik individu yang memiliki locus of control
internal tersebut akan menghadapi tuntutan dalam hal akademik maupun sosial secara mandiri dan penuh inisiatif. Mahasiswa tahun pertama
akan terdorong untuk mengendalikan perubahan dan tantangan di perguruan tinggi dengan percaya pada kemampuannya sendiri, sehingga untuk
menghadapi perubahan dan tantangan tersebut ia tidak menunggu atau bergantung dengan orang lain atau lingkungannya. Rasa kepercayaan pada
kemampuannya sendiri ini pula akan memfasilitasi kemampuan berelasi sosial yang lebih baik dan kecemasan yang cenderung lebih rendah sehingga
terbebas dari stress. Hal ini menunjukkan penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi.
Individu merasa bertanggung jawab akan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sebagai akibat dari faktor internal akan memiliki kesediaan untuk
menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau tingkah lakunya agar
mencapai hasil yang lebih baik lagi Sarafino, 2011. Oleh karena itu, individu ini akan memiliki kepuasaan atas prestasi yang diraih dari hasil kerja
kerasnya sendiri, kepuasan terhadap fakultas tempat dirinya berkuliah, dan kepuasan terhadap universitas tempat dirinya berkuliah karena ia merasa
bahwa apa yang diperolehnya sejauh ini merupakan hasil dari kerja kerasnya sendiri.
Individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal yang rendah merasa bahwa tingkah lakunya belum tentu akan menghasilkan sebuah
konsekuensi tertentu karena dirinya kurang yakin bahwa sebah konsekuensi bergantung pada faktor dalam dirinya sendiri. Keraguan bahwa perilakunya
menghasilkan konsekuensi tertentu ini membuat mahasiswa yang memiliki kecenderungan locus of control internal rendah juga kurang termotivasi baik
secara akademik maupun sosial. Dirinya akan ragu untuk berusaha melakukan sesuatu untuk menghadapi tuntutan di perguruan tinggi karena
walaupun ia melakkan usaha, hal itu tidak serta merta membuatnya dapat mengatasi tuntutan tersebut sehingga performansinya pun cenderung kurang
baik disbanding mahasiswa dengan locus of control internal tinggi. Individu dengan locus of control internal yang rendah kurang
melakukan kontrol untuk mencapai suatu tujuan karena dia merasa bahwa tidak ada gunanya. Mampu atau tidaknya mencapai tujuan bergantung pada
kontrol orang lain atau keberuntungan sehingga tidak dapat diupayakan. Mahasiswa yang tidak mengarahkan perilakunya dan tidak melakukan upaya
dalam menghadapi tuntutan di perguruan tinggi akan menunjukkan performansi yang kurang baik dibandingkan mahasiswa dengan locus of
control internal tinggi. Mahasiswa ini juga akan cenderung tidak berdaya
dalam menghadapi tekanan dan tuntutan di perguruan tinggi sehingga beresiko mengalami stress dan kecemasan selama masa perkuliahan. Hal ini
menunjukkan adanya permasalahan akibat penyesuaian diri yang buruk di perguruan tinggi.
Lebih lanjut, individu dengan locus of control internal yang rendah juga tidak meyakini kemampuannya sendiri. Ia akan cenderung bergantung
pada faktor lain di luar dirinya seperti power dari orang yang lebih berkuasa atau faktor keberuntungan. Keraguan pada kemampuan dirinya sendiri ini
akan membuat mahasiswa merasa rendah diri dan tidak berdaya dalam menghadapi tuntuttan di perguruan tinggi. Oleh karena itu mereka cenderung
bergantung pada hal-hal di luar dirinya seperti dosen atau teman kuliah. Jika seorang mahasiswa mengalami kesulitan dalam perkuliahan, baik secara
akademik maupun sosial sedangkan dirinya ragu akan kemampuannya sendiri dalam menghadapi kesulitan tersebut, maka ia akan menunggu bantuan teman
atau dosen dalam menghadapinya terlebih dahulu. Hal ini membuat penyesuaian dirinya di perguruan tinggi kurang efektif atau bahkan
terhambat. Kemudian, dengan adanya keyakinan-keyakinan tersebut, indiviidu
dengan locus of control internal akan mengatribusikan tanggung jawabnya pada faktor di luar dirinya. Hal ini dikarenakan keberhasilan atau kegagalan
yang diperolehnya tidak berasal dari dirinya sendiri melainkan dari orang lain atau faktor lain. Mahasiswa yang mengatribusikan tanggung jawab pada
faktor di luar dirinya akan kurang merasa puas dengan segala prestasi atau hal yang diperolehnya karena apa yang diperolehnya tersebut tidak serta merta
merupakan hasil dari perilaku atau usahanya sendiri melainkan dari orang lain atau faktor lain di luar dirinya. Gambaran dinamika hubungan locus of
control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi dapat dilihat pada
bagan 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 1. Dinamika Hubungan Locus of Control Internal dan Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Locus of Control Internal
TINGGI Yakin bahwa perilaku
akan menghasilkan
konsekuensi, melakukan
kontrol, mandiri, bertanggung
jawab
Mengaplikasikan motivasi akademik,
performansi akademik baik, mengatasi
tuntutan akademik, aktif dalam
relasi sosial,
Persepsi positif terhadap tuntutan, bebas dari cemas,
kepuasan terhadap hal-hal yang diperolehnya
RENDAH Ragu bahwa perilakunya
akan menghasilkan
konsekuensi tertentu, tidak mengontrol
perilakunya, bergantung,
melempar tanggung jawab
Kurang termotivasi,
performansi kurang baik, tidak
berdaya terhadap
tuntutan akademik, pasif dalam
bersosialisasi, mempersepsi
tuntutan sebagai
hal yang
membebani, tidak
puas terhadap
hal yang
diperolehnya karena bukan berasal dari diri sendiri
Penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi
Penyesuaian diri yang buruk di perguruan tinggi
F. HIPOTESIS