JENIS PENELITIAN IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel Bebas RESPONDEN PENELITIAN RELIABILITAS ALAT UKUR

39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan menguji hubungan antara locus of control internal dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah locus of control internal. 2. Variabel Tergantung Variabel tergantung dari penelitian ini adalah penyesuaian diri di perguruan tinggi.

C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Locus of control Internal

Locus of control internal adalah keyakinan individu bahwa konsekuensi dari interaksi antara individu dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya dapat dikendalikan karena bergantung pada tingkah laku, kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya sendiri yang diukur menggunakan skala locus of control internal. Skor locus of control internal diperoleh dari penjumlahan skor setiap indikator. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh responden menunjukkan tingkat locus of control internal yang lebih tinggi.

2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

Penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah sebuah respon mahasiswa untuk menyelaraskan dorongan dirinya dengan lingkungan dalam menghadapi tekanan dan tuntutan yang terjadi di perguruan tinggi. Penyesuaian diri di perguruan tinggi diukur dengan skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang disusun peneliti berdasarkan karakteristik penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi. Karakteristik tersebut berasal dari empat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk 1986, yaitu a penyesuaian diri akademik; b penyesuaian diri sosial; c penyesuaian diri personal- emosional; d kelekatan pada institusi. Skor penyesuaian diri di perguruan tinggi diperoleh dari penjumlahan keseluruhan skor setiap dimensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh responden menunjukkan penyesuaian diri di perguruan tinggi yang lebih baik.

D. RESPONDEN PENELITIAN

Responden penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan karakterisitik populasi purposive sampling. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa aktif yang sedang menempuh tahun pertama pendidikan S1 di perguruan tinggi. Pemilihan mahasiswa tahun pertama merujuk pada permasalahan penyesuaian diri yang umumnya terjadi pada tahun pertama perkuliahan di perguruan tinggi. Kemudian, responden dalam penelitian ini memiliki rentang usia 18 sampai dengan 21 tahun. Rentang usia tersebut ditentukan karena mencerminkan usia mahasiswa tahun pertama pada umumnya.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan dan meminta responden penelitian untuk mengisi skala penelitian yang disusun oleh peneliti. Penggunaan skala penelitian dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh peneliti beragam dari setiap responden. Skala yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terdiri dari dua skala, yaitu Skala Locus of Control Internal dan Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi. Penyusunan skala penelitian dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Penyusunan Blueprint

Skala penelitian disusun berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menyusun blueprint terlebih dahulu sebagai pedoman tahap-tahap selanjutnya dalam proses penyusunan skala agar item-item skala sesuai dengan teori yang digunakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1.1.Skala Locus of control internal Skala locus of control internal digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan responden bahwa konsekuensi dari interaksinya dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat dirinya kendalikan sendiri dengan kemampuan, minat dan usaha yang dimilikinya. Skala ini disusun dengan mengacu pada karakteristik individu yang menunjukkan kecenderungan memiliki locus of control internal yaitu ekspektansi, kontrol, mandiri dan bertanggung jawab Sarafino, 2011. Karakteristik tersebut kemudian digunakan sebagai indikator dalam penyusunan skala ini. Peneliti menyusun blueprint sebagai pedoman penulisan item yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Blueprint Skala Locus of Control Internal No Indikator Bobot 1. Individu memiliki keyakinan bahwa perilaku yang dilakukannya akan menghasilkan konsekuensi tertentu Ekspektansi 25 2. Individu meyakini bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil dari faktor internal atau kontrol personal sehingga melakukan kontrol untuk mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu Kontrol 25 3. Individu percaya dengan kemampuan dan ketrampilannya sendiri dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu Mandiri 25 4. Individu merasa bertanggung jawab akan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sebagai akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri Bertanggung jawab 25 Total 100 2. Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi digunakan untuk mengukur usaha responden dalam menghadapi tekanan, dorongan, dan tuntutan-tuntutan di perguruan tinggi agar mencapai keselarasan antara responden dengan lingkungan perguruan tinggi. Peneliti menyusun indikator-indikator untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi berdasarkan karakteristik individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi. Karakteristik tersebut mencerminkan empat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk 1986, yaitu a penyesuaian diri akademik; b penyesuaian diri sosial; c penyesuaian diri personal-emosional; d kelekatan pada institusi. Peneliti menyusun blueprint sebagai acuan penyusunan skala yang dapat dilihat pada Tabel 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 2. Blueprint Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Dimensi Indikator Bobot 1. Penyesuaian Akademik Mampu mengaplikasikan motivasi akademik 8,33 Mampu mengatasi tuntuan akademik 8,33 Memiliki prestasi akademik yang baik 8,33 2. Penyesuaian Sosial Terlibat dalam kegiatan yang ada diperguruan tinggi 8,33 Mampu menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi 8,33 Mampu mengatasi perubahan lingkungan 8,33 3. Penyesuaian Personal- Emosional Mampu mengontrol emosi dengan baik 8,33 Memiliki persepsi yang positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi 8,33 Memiliki kondisi fisik yang baik 8,33 4. Komitmen Institusi Kepuasan terhadap fakultas atau program studi 8,33 Kepuasan terhadap universitas 8,33 Kepuasan terhadap status mahasiswa 8,33 Total 100

3. Focus Group Discussion FGD

Focus group discussion dalam proses penyusunan skala penelitian dilakukan dengan tujuan menggali lebih banyak informasi mengenai variabel penelitian agar dapat menyusun pedoman penulisan item sehingga item-item yang disusun dapat sesuai dengan kondisikonteks yang dialami oleh responden sebenarnya. Focus group discussion terkait variabel locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi dilakukan selama 2 hari dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melibatkan 11 orang mahasiswa aktif angkatan 2016 dari berbagai fakultas di Universitas Sanata Dharma sebagai partisipan kegiatan. Hari pertama pelaksanaan focus group discussion berlangsung pada tanggal 14 November 2016 dengan topik bahasan locus of control internal yang diikuti oleh 8 orang partisipan, sedangkan hari kedua pelaksanaan focus group discussion dilaksanakan pada tanggal 22 November 2016 dengan topik bahasan penyesuaian diri di perguruan tinggi yang diikuti oleh 10 orang partisipan, dimana 7 orang diantaranya merupakan partisipan yang sama dengan pelaksanaan pertama sedangkan 3 orang yang lain merupakan partisipan baru. Peneliti menyusun panduan pertanyaan focus group discussion berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut adalah gambaran hasil focus group discussion yang telah dilakukan peneliti: 3.1.Hasil focus group discussion mengenai locus of control internal Hasil focus group discussion mengenai locus of control internal yang dilakukan pada tanggal 14 November 2016 dirasa cukup untuk menggali gambaran nyata indikator yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Pada indikator pertama yaitu adanya keyakinan bahwa perilaku yang dilakukan mahasiswa akan menghasilkan konsekuensi tertentu, partisipan yang mengategorikan dirinya memiliki keyakinan kuat menjelaskan bahwa ia yakin jika dirinya melakukan persiapan tertentu sebelum melakukan sesuatu maka ia akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memperoleh suatu hal atau hasil yang ingin dicapainya. Sebaliknya, partisipan yang mengategorikan keyakinannya terhadap hal tersebut rendah menyebutkan bahwa dirinya masih mungkin gagal dalam memperoleh apa yang diinginkannya walau sudah melakukan persiapan terlebih dahulu karena terdapat faktor lain yang menentukan perolehan hasil tersebut. Pada indikator kedua, yaitu adanya kontrol yang dilakukan mahasiswa terhadap perilakunya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil tertentu, responden yang mengategorikan dirinya melakukan kontrol dengan kuat memaparkan bahwa dirinya menyusun perencanaan dan melakukan secara langsung cara-cara agar dapat mencapai tujuan mereka. Partisipan mencontohkan bentuk kontrol perilaku dalam konteks akademik yang dilakukannya seperti belajar secara rutin, memusatkan perhatian, dan memprioritaskan kegiatan, sedangkan dalam konteks sosial seperti berperilaku baik agar mendapat teman, bersikap ramah, serta menghormati dan mempelajari karakter orang lain. Di sisi lain, partisipan yang mengaku tidak melakukan kontrol terhadap perilakunya memaparkan bahwa meskipun dirinya memiliki tujuan yang ingin dicapai akan tetapi ia tidak melakukan apapun atau merubah kebiasaannya untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan kesimpulan diskusi mengenai indikator ketiga dan keempat, partisipan yang mengategorikan dirinya sebagai individu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang percaya pada kemampuan dan usahanya sendiri memaparkan bahwa dirinya lebih yakin dengan kemampuan dan usahanya sendiri dalam mengupayakan suatu hal yang ingin dicapai sehingga partisipan tersebut juga merasa bertanggung jawab akan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya sebagai akibat dari apa yang ia lakukan sendiri. Di sisi lain, individu yang merasa tidak yakin akan kemampuan dan usahanya memberikan contoh bahwa dirinya membutuhkan dukungan dari pihak lain dalam melakukan sesuatu atau dalam mengupayakan suatu hal yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, jika suatu peristiwa terjadi dalam hidupnya, seperti kegagalan dalam konteks akademik dan sosial, maka partisipan merasa bahwa hal tersebut bukan merupakan kesalahannya melainkan pihak lain yang terlibat. 3.2.Hasil focus group discussion mengenai penyesuaian diri di perguruan tinggi Hasil focus group discussion mengenai penyesuaian diri di perguruan tinggi yang dilakukan pada tanggal 22 November 2017 dirasa telah memenuhi tujuan kegiatan, yaitu menggali informasi mengenai isu penyesuaian diri yang nyata terjadi di kalangan mahasiswa tahun pertama. Berdasarkan hasil diskusi partisipan tentang dimensi penyesuaian diri akademik, diketahui bahwa perilaku nyata dari penyesuaian diri akademik yang baik tercermin ketika seorang mampu belajar secara rutin, hadir di setiap perkuliahan, mengerjakan tugas tepat waktu, memperoleh nilai yang baik, mampu berdiskusi dan mempresentasikan pendaapatnya dalam perkuliahan, serta memahami mata kuliah yang diajarkan. Pada dimensi penyesuaian diri sosial, perilaku nyata yang menunjukkan penyesuaian yang baik menurut partisipan focus group discussion adalah ketika mahasiswa mampu aktif dalam kegiatan keorganisasian, kepanitiaan, atau unit kegiatan lainnya di perguruan tinggi, serta mampu menjalin pertemanan yang baik dengan menjaga sikap dan menyesuaikan perilakunya dengan lingkungan baru. Kemudian, perilaku nyata yang mencerminkan penyesuaian diri personal-emosional yang baik pada mahasiswa berdasarkan hasil diskusi adalah ketika mahasiswa tidak mengalami masalah kesehatan akibat tekanan dan tuntutan perkuliahan, tidak mengalami stress, mampu melihat tekanan dan tuntutan di perguruan tinggi sebagai suatu pembelajaran yang baik, serta tetap dapat mengatur emosinya dengan baik dalam menghadapi tekanan tersebut. Lalu kesimpulan focus group discussion, diketahui bahwa perilaku nyata yang mencerminkan penyesuaian yang baik pada dimensi kelekatan institusi adalah ketika mahasiswa merasa bangga dan puas dengan tempatnya berkuliah, serta tidak berpikir untuk mengundurkan diri.

4. Penulisan Item

Item-item dalam skala penelitian ini disusun dengan metode penskalaan Likert, dimana pernyataan-pernyataan terdiri dari item favorable dan item unfavorable, berdasarkan konteks dan indikator perilaku dari hasil focus group discussion. Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang mencerminkan sikap positif dan mendukung objek yang disasar oleh item jika disetujui oleh responden. Sebaliknya, pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang justru mencerminkan sikap negatif atau tidak mendukung objek yang disasar oleh item jika subjek memberikan persetujuan pernyataan tersebut Supratiknya, 2014. Dalam penskalaan Likert, responden diberikan alternatif pilihan jawaban yang mencerminkan sikapnya terhadap pernyataan dalam skala. Pada skala penelitian ini terdapat empat alternatif pilihan jawaban dengan tujuan agar responden dapat mempertimbangkan sejauh mana pernyataan- pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan dirinya. Alternatif pilihan yang disediakan yaitu Sangat Tidak Sesuai STS, Tidak Sesuai TS, Sesuai S, dan Sangat Sesuai SS. Peneliti tidak menyediakan alternatif jawaban Netral dengan tujuan menghindari netral tendency sehingga responden dapat memilih alternatif jawaban yang lebih cenderung memihak Supratiknya, 2014. Ketentuan dari penilaian untuk pernyataan favorable maupun unfavorable dapat dilihat pada Tabel 3. Pemberian Skor Skala Locus of Control Internal dan Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi berikut ini: Tabel 3. Pemberian Skor Skala Locus of Control Internal dan Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Alternatif Jawaban Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable Sangat Tidak Sesuai STS 1 4 Sesuai TS 2 3 Tidak Sesuai S 3 2 Sangat Sesuai SS 4 1 Kategori penilaian untuk masing-masing item favorable adalah nilai 4 untuk Sangat Setuju SS, nilai 3 untuk Setuju S, nilai 2 untuk Tidak setuju TS, dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju STS. Sebaliknya, masing-masing item unfavorable diberi nilai 1 untuk Sangat Setuju SS, nilai 2 untuk Setuju S, nilai 3 untuk Tidak Setuju TS, dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Setuju STS. Skala locus of control internal disusun berdasarkan 4 indikator locus of control internal dari Sarafino 2011 dan disesuaikan dengan hasil focus group discussion yang telah dilakukan sebelumnya. Jumlah item favorable dan unfavorable pada tiap konteks dari tiap indikator masing- masing sebanyak 4 butir item sehingga jumlah total item yang ditulis oleh peneliti sebanyak 64 butir item. Penulisan item sejumlah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya item mortality setelah dilakukan seleksi item dari hasil uji coba alat ukur. Gambaran distribusi skala locus of control internal yang ditulis oleh peneliti dapat dilihat pada Tabel 4. Distribusi Skala Locus of Control Internal Sebelum dan Sesudah Uji Coba. Selanjutnya, skala penyesuaian diri di perguruan tinggi dalam penelitian ini disusun berdasarkan karakteristik penyesuaian diri yang baik di perguruan tinggi dari dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Baker dan Siryk 1986. Jumlah item favorable dan unfavorable tiap indikator dari tiap dimensi masing-masing sebanyak 3 butir item sehingga jumlah total item skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang ditulis peneliti sebanyak 72 butir item. Item sejumlah 72 butir tersebut disusun untuk mengantisipasi terjadinya item mortality setelah dilakukan seleksi item dari hasil uji coba alat ukur. Distribusi skala penyesuaian diri di perguruan tinggi sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 5.

5. Review dan Revisi Item

Peneliti melakukan langkah review item dengan memeriksakan item-item yang telah disusun kepada dosen pembimbing skripsi. Dosen pembimbing memeriksa relevansi item dengan definisi konseptual variabel, ejaan dan penulisan kalimat, pemilihan kata, serta kesulitan bahasa tiap item skala. Berdasarkan hasil review ini, dapat diketahui item- item yang dirasa sudah memadai dan item-item yang masih memerlukan perbaikan atau revisi.

6. Validitas Isi

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui taraf akurasi alat ukur yang disusun dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Analisis validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung Indeks Validitas Isi Skala IVI-S dari masing-masing skala. Pelaksanaan uji validitas isi dilakukan dengan melibatkan pakar atau pihak yang berkompeten, dalam hal ini dosen pembimbing professional judgment dan rekan sejawat peer judgement , untuk memberikan penilaian terhadap alat ukur mengenai relevansi isi tes dengan atribut psikologis yang akan diukur Supratiknya, 2014. Sebelum melakukan perhitungan IVI-S pada masing-masing skala penelitian, peneliti melakukan perhitungan Indeks Validitas Isi Item IVI- I terlebih dahulu untuk menentukan apakah tiap item skala sudah baik atau masih perlu direvisi. Penilaian yang diberikan oleh dosen pembimbing dan rekan sejawat pada tiap butir item bergerak antara skor 1 hingga 4 sesuai dengan relevansinya dengan definisi konseptual variabel. Ketentuan pemberian nilai ialah skor 1 jika item dinilai tidak relevan dengan indikator atribut yang akan diukur; 2 jika item dinilai kurang relevan dengan atribut yang akan diukur; 3 jika item dinilai cukup relevan dengan atribut yang akan diukur; dan 4 jika item sangat relevan dengan atribut yang akan diukur. Dari penilaian tersebut akan diketahui Indeks Validitas Isi Item IVI-I tiap variabel. Jika ditemukan item-item dengan IVI-I 0,78 maka peneliti perlu melakukan revisi pada item tersebut dan memeriksakan kembali item yang telah direvisi pada dosen pembimbing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan rekan sejawat yang bersangkutan. Rumus perhitungan IVI-I adalah sebagai berikut: IVI-I = Jumlah penilai yang memberikan nilai 1 Jumlah total penilai Setelah melakukan perhitungan IVI-I setiap item, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan perhitungan IVI-S. IVI-S diperoleh dari rerata IVI-I dalam suatu skala. Skala dengan validitas isi yang baik memiliki IVI- S ≥ 0,90. Rumus perhitungan IVI-S adalah sebagai berikut: IVI-S = Jumlah IVI-I Jumlah item Berdasarkan perhitungan validitas isi skala locus of control internal, diketahui jumlah IVI-S locus of control internal ialah 0,92. Jumlah tersebut sebenarnya telah menunjukkan taraf reliabilitas isi skala yang baik, akan tetapi 8 dari 64 item memiliki IVI-I 0,78. Oleh karena itu, peneliti kemudian melakukan revisi item berdasar saran perbaikan yang diberikan oleh penilai lalu meminta penilai untuk kembali memberikan penilaian pada item yang bersangkutan. Setelah dilakukan perhitungan kedua, diketahui IVI-S yang diperoleh meningkat menjadi 0,94. Nilai IVI-S sejumlah 0,94 ini menunjukkan bahwa skala locus of control internal yang disusun peneliti valid dan layak untuk digunakan. Hasil perhitungan validitas isi pada skala penyesuaian diri di perguruan tinggi menunjukkan IVI- S ≥ 0,90 yaitu sejumlah 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa taraf validitas isi skala penyesuaian diri di perguruan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tinggi baik, akan tetapi peneliti menemukan 3 dari 72 item skala memiliki IVI- I ≤ 0,78 sehingga dilakukan revisi pada item-item tersebut. Selanjutnya item-item yang telah direvisi kembali dinilai oleh penilai yang sama, sehingga diketahui IVI-S penyesuaian diri di perguruan tinggi setelah revisi adalah 0,97. Perolehan tersebut kemudian menjadi dasar yang menunjukkan bahwa skala penyesuaian diri di perguruan tinggi yang disusun oleh peneliti bersifat valid dan layak digunakan dalam pengukuran.

7. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan untuk memperoleh skala penelitian dengan taraf reliabilitas dan validitas yang memadai melalui kegiatan analisis dan seleksi item. Tujuan dilakukannya sleksi item adalah untuk menyaring item-item yang memiliki daya diskriminasi yang baik sehingga skala penelitian yang disusun benar-benar mampu mengukur atribut yang dimaksud Supratiknya, 2014. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis dan seleksi item dengan bantuan program IBM SPSS Statictics 23.00 for Windows. Seleksi item dilakukan dengan melihat korelasi item- total. Jika angka korelasi item total ≥ 0,30 maka item tersebut dapat digunakan dalam skala. Sebaliknya, jika korelasi item total 0,30 maka item tersebut digugurkan. Uji coba skala locus of control internal dan penyesuaian diri di perguruan tinggi dilakukan sejak tanggal 3 sampai 14 Maret 2017 di Kampus II dan Kampus III Universitas Sanata Dharma. Responden dalam uji coba ini terdiri dari 336 orang mahasiswa tahun pertama angkatan 2016, sesuai dengan karakteristik responden pada penelitian ini. Hasil dari seleksi item pada skala locus of control internal menunjukkan 20 item memiliki korelasi 0,30 sehingga perlu digugurkan. Dengan begitu, dari 64 item yang ditulis peneliti, 44 item dapat dipertahankan. Akan tetapi, berdasarkan sebaran item pada tiap indikator, diketahui bahwa jumlah item antar indikator tidak imbang. Oleh karena itu, peneliti mengugurkan 4 item dengan korelasi item total terendah agar bobot antar indikator seimbang. Dengan demikian, diperoleh jumlah item dalam skala locus of control internal adalah 40 butir. Distribusi skala locus of control internal dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Item Skala Locus of Control Internal Sebelum dan Sesudah Uji Coba Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Tulis Sahih Ekspektasi 11, 109, 1715, 26, 4231, 49, 63, 64

22, 98,

1816, 2521, 3325, 3426,

43, 50 16 10 25 Kontrol 4 4, 1110, 1917,

2822, 27, 3627, 4130, 52

33, 1211, 20, 35, 4432, 5136, 61,

62 16 10 25 Mandiri 6, 2118, 2219, 37, 4533, 4634, 5337, 5438

55, 1312, 1413, 29, 3023, 38, 57,

60 16 10 25 Bertanggu ng jawab

76, 16, 3124, 32,

4029, 47,

56, 58 87,

1514, 23,

2420, 3928, 4835, 5539, 5940

16 10 25 Total 64 40 100 Keterangan: 1. Nomor item yang dicetak tebal merupakan item yang lolos seleksi, sedangkan nomer item dengan tanda bintang merupakan item yang gugur setelah uji coba 2. Nomor item yang di dalam tanda kurung merpakan nomor item baru yang digunakan dalam skala pengambilan data Selanjutnya, hasil dari seleksi item pada skala penyesuaian diri di perguruan tinggi menunjukkan bahwa 31 dari 72 item memiliki korelasi item total 0,30 sehingga harus gugur dan menyisakan 41 butir item. Peneliti kemudian menemukan jumlah item yang tersisa dari masing- masing dimensi tidak seimbang sehingga dilakukan pengguguran 5 item dengan korelasi item total terendah agar bobot per indikator seimbang. Distribusi skala penyesuaian diri di perguruan tinggi sebelum dan sesudah uji coba dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Sebelum dan Sesudah Uji Coba Indikator Nomor Item Jumlah Favorable Unfavorable Tulis Sahih Mengaplikasikan motivasi akademik

11, 166, 39 21, 2913, 66

6 3 8,33 Prestasi akademik yang baik 2, 26, 7136

3718, 55, 5929

6 3 8,33 Mengatasi tuntutan akademik 209, 3819, 67

3, 134, 69 6

3 8,33 Terlibat dalam kegiatan

2812, 5425,

60

4, 18, 4421 6

3 8,33 Menjalin hubungan dengan orang lain 5, 145, 46 23, 3316, 6534 6 3 8,33 Mengatsi perubahan lingkungan sosial

22, 3014, 4722

62, 42, 72 6

3 8,33 Mengontrol emosi dengan baik

31, 51, 5727 7, 2711,

4120 6 3 8,33 Persepsi positif terhadap tuntutan

8, 15, 63 2410, 34, 49

6 3 8,33 Kondisi fisik yang baik 9, 198, 43

52, 5828, 7035

6 3 8,33 Kepuasan terhadap fakultas atau program studi

25, 40, 5324 10, 177,

6130 6 3 8,33 Kepuasan terhadap Universitas 11, 3215, 6433 45, 48, 5626 6 3 8,33 Kepuasan terhadap status mahasiswa 36, 5023, 68

12, 3517, 6231

6 3 8,33 Total 72 36 100 Keterangan: 1. Nomor item yang dicetak tebal merupakan item yang lolos seleksi, sedangkan nomer item dengan tanda bintang merupakan item yang gugur setelah uji coba 2. Nomor item yang di dalam tanda kurung merpakan nomor item baru yang digunakan dalam skala pengambilan data

F. RELIABILITAS ALAT UKUR

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Analisis reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Statictics 23.00 for Windows. Reliabiltas alat ukur dapat dilihat dari nilai koefisien Cronbach ’s Alpha yang bergerak dari rentang 0 sampai 1,00. Alat ukur yang memiliki reliabilitas tinggi adalah alat ukur yang memiliki koefisien Cronbach ’s Alpha mendekati nilai 1,00; Sebaliknya nilai koefisien korelasi alat ukur yang semakin mendekati 0 menunjukkan reabilitas yang rendah. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan program IBM SPSS Statistics 23.00 for Windows menunjukkan koefisien Cronbach ’s Alpha skala locus of control internal senilai 0,921 dengan jumlah item sebanyak 40 butir. Selanjutnya, koefisien Cronbach ’s Alpha yang diperoleh untuk skala penyesuaian diri di perguran tinggi setelah uji coba sebesar 0,876 dengan jumlah item 36 butir. Hal ini menunjukkan bahwa kedua skala dalam penelitian ini reliabel.

G. METODE ANALISIS DATA