perhatian bagi CU Padat Asih adalah adanya anggota yang mengundurkan diri karena kemauan sendiri. Hal ini bisa dijadikan CU sebagai bahan
pembelajaran dan refleksi. Melihat dari pembahasan pada kepuasan anggota sebelumnya, terdapat masalah tentang pemberian tanggapan dan
jawaban dari pengurus dan karyawan atas keluhan anggota mengenai jasa yang diberikan yang dianggap kurang memuaskan. Walaupun belum
dipastikan, apakah anggota lama tersebut keluar karena lambatnya pelayanan yang diberikan CU terhadap keluhan anggota, namun untuk
menghindari keluarnya anggota lama pada CU dengan jumlah yang lebih besar lagi, hal ini harus dijadikan bahan evaluasi dan pembenahan bagi
kinerja CU Padat Asih. Dari hasil analisis pada akuisisi anggota, diperoleh hasil bahwa
kinerja CU Padat Asih dalam memperoleh anggota baru sudah cukup baik dilihat dari persentase akuisisi anggota, pada tahun 2013 yang mengalami
kenaikan dari tahun 2012, namun mengalami penurunan pada tahun 2014. Pada tahun 2012, CU Padat Asih mendapatkan 291 anggota baru, tahun
2013 mendapatkan 335 anggota baru, dan pada tahun 2014 mendapatkan anggota sebanyak 258. Meskipun jumlah tahun 2014 paling rendah
dibandingkan tahun sebelumnya, namun CU tetap bisa mendapatkan anggota baru yang mendaftar, dan ini sudah termasuk pencapaian yang
baik dalam kinerja CU. Hal ini menunjukkan bahwa CU Padat Asih masih menarik bagi guru dan karyawan dari Yayasan Bunda Hati Kudus
YBHK. Bahkan sampai saat ini, cakupan dari anggota CU Padat Asih semakin meluas. Anggota tidak hanya terdiri dari guru dan karyawan,
namun mulai merangkul kalangan orang tuawali murid bahkan juga masyarakat umum di luar lingkungan YBHK. Tetap adanya anggota baru
tiap tahunnya, tidak terlepas dari pastisipasi para anggota CU. Dari hasil wawancara dengan manajer CU Padat Asih, CU tidak pernah melakukan
open recruitmen ataupun seminar secara massal untuk menarik anggota baru, namun anggota-anggota baru tetap bertambah. Para anggota CU
berpartisipasi secara sukarela menyebarkan informasi mengenai CU Padat Asih dari mulut ke mulut. Hal inilah salah satu faktor yang menyebabkan
terus munculnya anggota-anggota baru dari CU Padat Asih tiap tahunnya.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal dinilai melalui proses inovasi, proses operasi, dan proses purna jual. Dari analisis kinerja CU Padat Asih untuk
ketiga proses tersebut, semuanya sudah memiliki hasil yang baik. Secara keseluruhan, perspektif proses bisnis internal dinilai baik.
Proses inovasi sudah dilakukan oleh CU Padat Asih dalam pemberian jasanya yaitu jasa simpanan dan pinjaman. Untuk jasa simpanan tidak
hanya memberikan jasa simpanan saham yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan wajib kapitalisasi, tetapi juga memberikan
jasa simpanan non saham yang disesuaikan dengan kebutuhan dari para anggota. Simpanan non saham yang dirasa sangat cocok untuk lingkungan
anggota CU Padat Asih yang didominasi oleh guru dan karyawan dari sekolah di bawah Yayasan Bunda Hati Kudus YBHK adalah simpanan
pendidikan anak SIPENA dan simpanan hari tua SIHARTA. Kedua jenis simpanan ini dirasa sangat cocok bagi para guru dan karyawan
sehingga dapat dijadikan tempat untuk mengalihkan dana yang dimiliki saat ini demi kebutuhan dimasa yang akan datang. Kepuasan anggota
karena kebutuhannya terpenuhi juga ditunjukkan dari hasil kuisioner pelanggan, para anggota berpendapat bahwa jasa simpanan dalam CU
Padat Asih sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari anggota dan anggota juga sangat puas harga dan bunga untuk simpanan sudah sesuai
dengan yang telah ditentukan. Begitu juga untuk jasa pinjaman yang disediakan CU bagi para anggotanya. Baik pinjaman reguler, non reguler
jalur khusus, dan pinjaman darurat, semuanya dirasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan para anggota, baik kebutuhan saat ini maupun
kebutuhan di masa yang akan datang. Pada proses operasi, CU Padat Asih selalu berupaya untuk
memperlancar proses penyampaian jasa secara efisien dan tepat waktu. CU Padat Asih selalu berusaha untuk bisa melayani dan menyediakan jasa baik
simpanan maupun pinjaman kepada anggota segera setelah prosedur sudah dijalankan. Selain itu, usaha CU untuk memperlancar proses operasi ini
dapat dilihat dari usaha CU untuk melakukan kerja sama dengan Puskopdit Pusat Koperasi Kredit dalam membuat sistem yang dinamakan
SICUNDO Sistem Informasi CU Indonesia. Sistem ini merupakan sistem pembukuan secara online yang akan mempermudah seluruh anggota yang
ingin mengetahui jumlah simpanan maupun pinjamannya. Anggota dapat mengakses dengan menggunakan internet kapan saja tanpa harus datang ke
kantor CU yang berada di Jakarta. Sistem ini akan mempermudah para anggota, terutama anggota yang berdomisili di luar Jakarta yang ingin
mengetahui jumlah simpanan maupun pinjamannya tanpa harus datang ke kantor CU. Dengan sistem ini, tentunya kebutuhan anggota dalam
memperoleh informasi mengenai nominal simpanan dan pinjaman akan terpenuhi tepat pada waktunya.
Pada proses purna jual, CU Padat Asih selalu siap menerima kritik dan saran apabila selama proses pelayanan kepada anggota belum sesuai
dengan harapan. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer CU, sejauh ini belum ada keluhan yang diterima oleh pengurus dari para anggota. Jika
kedepannya ada suatu keluhan, kritik, dan saran yang diterima oleh pengurus, tentunya akan segera ditindaklanjuti untuk perbaikan. Meskipun
dari hasil kuisioner anggota diketahui ada hasil yang mengatakan bahwa kepuasan anggota terhadap jawaban dan tanggapan atas keluhan masih
kurang, seperti pada pembahasan sebelumnya kemungkinan hal ini dapat terjadi karena tidak tersampaikannya secara utuh keluhan tersebut kepada
pengurus. Oleh sebab itu, alangkah baiknya setiap keluhan yang ada, baik besar maupun kecil, harus tetap disampaikan. Mungkin faktor yang dapat
mendorong keleluasan anggota menyampaikan keluhan yaitu dengan menyediakan ruang bagi anggota untuk menyampaikan keluhan tersebut
secara terbuka. Ruang yang dimaksud misalkan dengan menyediakan kotak kritik dan saran di kantor ataupun melalui website yang tentunya disertai
dengan adanya publikasi mengenai hal ini.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dinilai melalui kepuasan karyawan, dan kemampuan sistem informasi, serta motivasi, pemberian,
dan pembatasan wewenang. Dari analisis kinerja CU Padat Asih untuk ketiga aspek yang dinilai tersebut, semuanya sudah memiliki kinerja yang
baik. Secara keseluruhan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dinilai baik.
Dari hasil analisis pada kepuasan karyawan, diketahui dari hasil kuisioner yang diberikan kepada karyawan CU, diketahui bahwa karyawan
sangat merasa puas pada kinerja CU Padat Asih. Karyawan merasakan kesempatan yang diberikan untuk berkomunikasi sangat baik. Karyawan
selalu diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan masalah yang ada dan selalu ada tanggapan yang baik dari atasan atas pendapat
yang disampaikan. Kepuasan karyawan juga tertuju pada penghargaan yang diberikan atas prestasi bagi karyawan yang mampu bekerja dengan
baik, selain itu juga kepuasan akan pemberian bonus ataupun Tunjangan Hari Raya THR di setiap tahunnya. Karyawan juga merasakan
kenyamanan dalam lingkungan kerja di CU Padat Asih dan tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga karyawan pun dapat
bekerja dengan baik. Namun dari hasil kuisioner karyawan tersebut, diketahui masih ada
kinerja dari CU Padat Asih yang masih jauh dari tingkat kepuasan karyawan. Kinerja CU dalam hal pemberian kompensasi atau gaji sesuai
dengan jabatan masih kurang. Kurang puasnya karyawan mungkin terjadi karena melihat jumlah karyawan yang hanya 3 orang harus membantu CU
dalam melayani anggota yang jumlahnya lebih dari 2000 anggota. Selain itu jam kerja yang cukup lama terutama pada akhir tahun karena harus
membuat laporan pertanggungjawaban. Jumlah karyawan yang terbatas juga membuat setiap karyawan terkadang harus mengendalikan tugas yang
lebih dari satu dan untuk pengorbanan yang demikian tidak diimbangi dengan gaji yang diperoleh. Selain itu, untuk kesempatan pelatihan kerja
yang diberikan kepada karyawan yang masih kurang. Hal ini mungkin penting untuk memberikan ilmu tambahan bagi karyawan yang berguna
sebagai penunjang pekerjaannya, namun memang berdasarkan informasi yang didapat dari hasil wawancara, CU Padat Asih memberikan pelatihan
pada karyawan sejauh ini hanya melalui Puskopdit Pusat Koperasi Kredit, karena itulah, mungkin hal ini yang dirasakan kurang memuaskan bagi
karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil pengamatan pada kemampuan sistem informasi, Credit Union Padat Asih sudah memberikan fasilitas untuk memenuhi informasi
karyawan. Dengan memenuhi kebutuhan informasi bagi karyawan akan membantu para karyawan dapat mengakses segala macam informasi
dengan akurat dan tepat waktu. Penambahan informasi juga dapat membantu pekerjaan terutama dalam menghadapi lingkungan bisnis yang
semakin kompetitif ini. Bentuk fasilitas yang disediakan untuk karyawan seperti jaringan internet yang dapat mengakses segala informasi dari dunia
maya, majalah-majalah yang berhubungan dengan Credit Union seperti majalah dari Puskopdit, dan media komunikasi seperti pesawat telepon
yang dapat mempermudah komunikasi dan penyampaian informasi. Selain itu, Credit Union Padat Asih juga membuat web yang dapat memperlancar
penyampaian informasi dari pengurus dan karyawan kepada para anggota, calon anggota, maupun masyarakat umum.
Dari hasil analisis pada motivasi, pemberian, dan pembatasan wewenang melalui kuisioner yang diberikan kepada manajer CU, diketahui
bahwa manajer sangat merasa puas pada kinerja CU Padat Asih. Kepuasan tersebut diperoleh karena untuk menunjang kemampuan karyawan, CU
selalu memberikan agenda untuk pelatihan bagi karyawan tiap tahunnya seperti yang sudah dikatakan pada aspek kepuasan karyawan, bahwa selalu
ada pelatihan bagi karyawan meskipun sejauh ini hanya pelatihan yang diselenggarakan oleh Puskopdit. Kepuasan akan akses informasi yang ada
juga menjadi sesuatu yang dirasakan oleh manajer. Dalam melaksanakan tugasnya, baik manajer maupun karyawan CU sudah memiliki akses secara
online yang dirasakan sudah cukup untuk menambah informasi yang menunjang pekerjaannya. Selain itu kepuasan ditunjukkan oleh manajer
mengenai pemberian motivasi dan pembatasan wewenang bagi karyawan. Dalam CU Padat Asih, seperti yang sudah dijabarkan pada pembahasan
sebelumnya dari kepuasan karyawan, pada aspek pemberian motivasi, manajer merasakan kepuasan dalam hal pemberian karyawan kesempatan
dalam menyampaikan pendapat, masalah, dan sarannya. Karyawan juga dilibatkan dalam mengambil keputusan, namun dalam hal ini dari hasil
wawancara, karyawan dilibatkan hanya sebatas dalam hal kecil saja misalkan yang berhubungan dengan fasilitas dalam kantor, sedangkan
untuk hal-hal yang dirasa cukup kompleks, manajer melakukan pengambilan keputusan berdasarkan rapat bersama para pengurus CU.
Selain itu, kepuasan manajer terhadap aspek terlaksananya pekerjaan sesuai job description bagi karyawan, dirasa sudah sesuai dengan harapan,
karyawan sudah dapat bekerja sesuai dengan bagiannya masing-masing walaupun terkadang harus ada yang melakukan double pekerjaan karena
melihat jumlah karyawan yang terbatas. Namun dari hasil kuisioner manajer tersebut, diketahui masih ada
beberapa keadaan dalam CU Padat Asih yang masih jauh dari tingkat kepuasan manajer. Kurangnya rasa puas ini ditunjukkan dari keadaan
karyawan yang dirasa masih kurang dalam hal menguasai teknologi, lalu keadaan karyawan yang dirasa belum memenuhi segi standar
kompetensinya, dan tingkat kehadiran karyawan yang belum dapat terpenuhi seutuhnya atau dikatakan tidak full memenuhi tingkat kehadiran
100 dan berakibat pada karyawan yang lain harus menangani pekerjaan yang bukan bagiannya sehingga bisa saja terjadi kesalahan. Hal ini harus
dijadikan bahan evaluasi supaya kedepannya kemampuan karyawan lebih ditingkatkan lagi karena jika terus seperti ini akan menghambat kinerja
CU. Selain itu, CU Padat Asih belum memiliki alat teknologi yang canggih yang dapat membantu untuk mengakses informasi sehingga bisa saja
informasi yang dicari tidak semuanya dapat terpenuhi atau selalu tersedia tepat pada waktunya. Namun sejauh ini, keadaan CU dalam hal informasi
yang diperoleh sudah dirasa cukup terpenuhi meskipun belum memiliki teknologi yang lebih canggih lagi, seperti pada penjabaran di atas bahwa
sejauh ini karyawan CU sudah memiliki akses secara online yang dirasakan sudah cukup untuk menambah informasi yang dapat digunakan untuk
menunjang pekerjaannya. Setelah melakukan penilaian kinerja pada Credit Union Padat Asih
dengan menganalisis keempat perspektif pada Balanced Scorecard, maka hasil secara keseluruhan penilaian kinerja Credit Union dapat dilihat pada
tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.24. Hasil Penilaian Kinerja Credit Union Padat Asih CUPA
Perspektif Balanced
Scorecard BSC
Kriteria Keadaan CUPA
Ket.
1. Perspektif
Keuangan Meningkatnya
rasio Net Profit Margin
NPM, Return
On Asset ROA,
Return On
Equity ROE, Current Ratio
CR, dan
Quick Ratio
QR. Dari hasil penilaian pada
keadaan keuangan CUPA selama tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014, nilai NPM dan QR masuk ke
dalam kategori kurang, sedangkan ROA, ROE,
dan CR masuk ke dalam kategori
sangat kurang
berdasarkan standar
penilaian dari Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia.
Kinerja Tidak
Baik
2. Perspektif
Pelanggan: a.Kepuasan
Anggota Mampu
memberikan kepuasan
kepada anggota terhadap atribut
harga, mutu, dan waktu.
Pada penilaian
kepuasan anggota CUPA, dilakukan
penilaian menggunakan
kuisioner dengan menilai segi harga, mutu, dan waktu.
Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa anggota
sangat puas dengan kinerja CUPA. Kepuasan anggota ini
ditunjukkan dengan hasil dari penghitungan
terhadap
Multiatribute Attitude
Model MAM sebesar 30,73.
Kinerja Cukup
Baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lanjutan... Tabel 5.24. Hasil Penilaian Kinerja Credit Union Padat Asih CUPA
Perspektif Balanced
Scorecard BSC Kriteria
Keadaan CUPA Ket.
b.Retensi Anggota
c.Akuisisi Anggota
Mampu mempertahan-
kan anggota
lama. Meningkatkan
jumlah anggota baru.
CUPA mampu memberikan pelayanan yang total terhadap
anggota dengan memberikan pelayanan yang diharapkan
oleh anggota. Oleh karena itu, masih banyak anggota lama
yang tetap mempercayakan CUPA
sebagai tempat
menyimpan dan meminjam yang dapat diandalkan. Lihat
tabel 5.15
Pada tahun 2012 dan 2013, CUPA mengalami peningkatan
pada jumlah anggota baru yakni dari 17,00 menjadi
17,38
dan mengalami
penurunan pada tahun 2014 menjadi 12,40. Meskipun
sempat mengalami penurunan, namun CUPA masih dapat
mempertahankan
anggota lamanya dan tentunya diiringi
dengan penambahan anggota baru yang saat ini dapat dilihat
dari jumalh anggota yang kian meningkat dari tahun ke tahun.
Lihat tabel 5.16
Lanjutan... Tabel 5.24. Hasil Penilaian Kinerja Credit Union Padat Asih CUPA
Perspektif Balanced
Scorecard BSC Kriteria
Keadaan CUPA Ket.
3. Perspektif
Proses Bisnis Internal:
a. Proses
Inovasi
b. Proses
Operasi
c. Layanan
Purna Jual
Kemampuan CUPA di dalam
melakukan proses
inovasi sehingga dapat
memenuhi keinginan
dan kebutuhan
anggota. Kemampuan
CUPA melakukan
proses
operasi secara cepat dan
tepat. Kemampuan
CUPA
dalam memberikan
pelayanan purna jual
terhadap produk atau jasa
yang diberikan. Proses inovasi yang telah
dilakukan CUPA
seperti penyediaan
berbagai jenis
simpanan dan pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan para
anggota baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan
datang,
peningkatan mutu
pelayanan terhadap
para anggota, peningkatan sarana
dan prasarana
yang mempermudah para anggota
melakukan kegiatannya
sebagai anggota dari Credit Union.
Proses operasi yang dilakukan oleh
CUPA seperti
mengadakan kerjasama dengan Puskopdit membuat
SICUNDO Sistem Informasi CU Indonesia dimana sistem
ini
akan mempermudah
pelayanan terhadap anggota sehingga
pelayanan dapat
dilakukan dengan cepat, dan lebih tepat waktu.
CU Padat Asih selalu siap menerima kritik dan saran dari
para
anggota terhadap
pelayanan yang diberikan dan siap menindaklanjuti setiap
komplain yang ada. Kinerja
Baik
Lanjutan... Tabel 5.24. Hasil Penilaian Kinerja Credit Union Padat Asih
CUPA
Perspektif Balanced
Scorecard BSC Kriteria
Keadaan CUPA Ket.
4. Perspektif
Pertumbuhan dan
Pembelajaran: a.
Kepuasan Karyawan
b. Kapabili-
tas Sistem Informasi
.
c. Motivasi,
Pemberi- an, dan
Pembata- san
Wewe- nang
Karyawan puas terhadap
motivasi
dan dukungan serta
penghargaan yang diberikan.
Kemampuan CUPA di dalam
memenuhi informasi yang
dibutuhkan secara akurat.
Kepuasan terhadap
indikator profesionalitas
kerja. Pada
penilaian kepuasan
karyawan CUPA, dilakukan penilaian
menggunakan kuisioner dengan menilai segi
komunikasi, penghargaan, dan dukungan.
Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa karyawan sangat puas dengan
kinerja CUPA.
Kepuasan karyawan
ini ditunjukkan
dengan hasil dari penghitungan terhadap
Multiatribute Attitude
Model MAM
sebesar 6,14.
Credit Union telah melakukan segala
usaha untuk
meningkatkan sistem
yang digunakan
terutama meningkatkan
sistem informasi sehingga kebutuhan
informasi bagi karyawan dapat terpenuhi.
Pada penilaian
dengan kuisioner
manajer CU,
menunjukkan bahwa manajer memberikan
motivasi dan
dukungan yang baik terhadap karyawan, dan kesempatan
karyawan dalam mengutarakan pendapat. Hasil penghitungan
kuisioner
dengan
MAM sebesar 26,80.
Kinerja Baik
Hasil Penilaian Kinerja Credit Union Padat Asih dengan Balanced Scorecard
Dari rumusan masalah yang telah ditetapkan diawal telah diperoleh jawaban. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, kondisi
kinerja CU Padat Asih yang dinilai berdasarkan empat perspektif adalah perspektif keuangan dalam kondisi yang tidak baik, perspektif pelanggan
dalam kondisi yang cukup baik, dan perspektif proses bisnis internal dalam kondisi yang baik, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dalam
kondisi yang baik.
131
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis terhadap data dari Credit Union Padat Asih, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Perspektif Keuangan
Berdasarkan hasil analisis pada rasio profitabilitas yang terdiri dari Net Profit Margin NPM, Return on Asset ROA, dan Return on Equity
ROE, dan rasio likuiditas yang terdiri dari Current Ratio CR dan Quick Ratio QR, kinerja keuangan CU Padat Asih tidak baik. Hasil
yang diperoleh dari semua perhitungan terhadap rasio-rasio tersebut terus berada pada kategori yang masih kurang dan sangat kurang berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
2. Perspektif Pelanggan
Berdasarkan hasil analisis pada perspektif pelanggan yang dalam hal ini adalah anggota CU menunjukkan hasil yang cukup baik. Perhitungan
secara keseluruhan pada kuisioner yang diisikan oleh 50 anggota menggunakan Multiatribute Attitude Model MAM menunjukkan hasil
sebesar 30,73. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut 50 anggota CU, CU Padat Asih mampu memberikan kepuasan bagi anggota
terhadap atribut mutu, harga, dan waktu. Selain itu dilihat dari analisis terhadap retensi anggota menunjukkan bahwa CU sudah cukup baik
dalam mempertahankan anggota lamanya dan pada akusisi anggota yang juga menunjukkan CU cukup baik dalam memperoleh anggota baru.
Secara keseluruhan untuk perspektif pelanggan menunjukkan kinerja yang cukup baik.
3. Perspektif Bisnis Internal
Berdasarkan hasil analisis pada perspektif bisnis internal, kinerja CU Padat Asih menunjukkan kondisi yang baik. CU Padat Asih mampu
melakukan proses inovasi, proses operasi, dan proses purna jual dengan baik. Secara keseluruhan untuk perspektif proses bisnis internal
menunjukkan kinerja yang baik. 4.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Berdasarkan
hasil analisis
pada perspektif
pertumbuhan dan
pembelajaran, kinerja CU Padat Asih sudah menunjukkan kondisi yang baik. Dilihat dari segi kepuasan karyawan yang dinilai melalui kuisioner
menggunakan Multiatribute Attitude Model MAM menunjukkan hasil sebesar 6,14 yang menunjukkan bahwa karyawan sangat puas akan
kinerja CU terhadap atribut komunikasi, dukungan, dan penghargaan. Pada kemampuan sistem informasi, CU Padat Asih juga sudah
menunjukkan kondisi yang baik. Ini menandakan bahwa manajer sudah memenuhi kebutuhan informasi bagi karyawan untuk menjalankan proses
operasi sehingga dapat mempermudah memperoleh informasi dan memperlancar dalam pelayanan kepada anggota. Dari segi motivasi,
pemberian, dan pembatasan wewenang dinilai menggunakan kuisioner kepada manajer dan menunjukkan hasil yang baik. Penilaian mengenai
kemampuan manajer dalam memberikan dukungan, motivasi, dan kesempatan mendapatkan nilai sebesar 26,80 yang menandakan skala
yang yang sangat puas atau sudah sangat baik. Maka penilaian perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan kinerja yang baik.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1.
Dalam hal pemilihan sampel kuisioner anggota pada perspektif pelanggan. Peneliti hanya menggunakan Sampling Insidental dalam
menentukan sampel pada populasi anggota Credit Union. Penggunaan Sampling Insidental dimaksudkan untuk mempercepat penelitian, namun
penggunaan sampling ini sedikit berisiko yakni data yang diambil menjadi bias dan belum dapat menggambarkan jumlah populasi anggota
Credit Union yang ada. 2.
Belum adanya pedoman yang jelas untuk menentukan kriteria baik ataupun buruk dalam metode Balanced Scorecard.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang sudah tertera di atas, maka penulis memberikan saran kepada Credit Union Padat Asih sebagai berikut :
1. Bagi Credit Union Padat Asih
a. Berkaitan dengan aspirasi dan keluhan anggota yang belum dapat
tersalurkan dengan baik. CU sebaiknya menyediakan ruang aspirasi anggota untuk keluhan-keluhannya berupa kotak di kantor CU, di
setiap sekolah, ataupun melalu website ataupun email. b.
Berdasarkan hasil penilaian, pada perspektif keuangan diperoleh hasil yang tidak baik. Oleh karena itu, CU sebaiknya lebih memperhatikan
pengeluaran biaya sehingga pengeluaran biaya tersebut lebih efisien. Pengeluaran biaya sebaiknya diminimalisir sesuai dengan kebutuhan
sehingga dapat menghindari pengeluaran biaya yang terlalu besar, misalkan penekanan pada biaya pendidikan. Pada tahun 2014 biaya
pendidikan memiliki nilai 4,7 dari pendapatan CU, sedangkan SHU yang dihasilkan sebesar 1,3 dari pendapatan CU. Dengan adanya
penekanan biaya di tahun-tahun yang akan datang, diharapkan CU dapat meningkatkan jumlah SHU yang akan dihasilkan tiap tahunnya.
Selain itu, CU sebaiknya lebih memperhatikan kebijakan pemberian pinjaman dan dapat memanfaatkan aktiva yang ada seperti kas di bank
supaya dapat tersalurkan dan terpakai dengan baik. Usaha yang dapat dilakukan seperti mengajak para anggota untuk rajin melakukan
kegiatan pinjaman pada CU. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Pemilihan sampel diharapkan menggunakan random sampling
sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan menghindari terjadinya bias pada data yang diperoleh.
b. Mencari pedoman-pedoman yang jelas tentang kriteria-kriteria untuk
menilai perspektif-perspektif yang ada. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat buku-buku yang mendukung dan penelitian-penelitian
sebelumnya sehingga dapat memberikan gambaran untuk menentukan nilai baik atau buruknya perspektif-perspektif tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Astuti, E. V. F. 2015.
“Penilaian Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard : Studi Kasus pada Credit Union Bererod Gratia
Yogyakarta ”. Skripsi pada Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Gemilang, Bunga Putri. 2015.
“Penilaian Kinerja Rumah Sakit Menggunakan Balanced Scorecard : Studi Kasus pada Rumah Sakit Palang Biru Gombong.
” Skripsi pada Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Gaspersz, Vincent. 2003. Sistem Manajemen Kerja Terintegrasi Balanced Scorecard
dengan Six Sigma untuk organisasi Bisnis dan Pemerintah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kaplan, Robert. S dan Norton, David, P. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. diterjemahkan oleh Peter R. Yosi Pasla. Jakarta:
Penerbit Erlangga. Kholifaturrohmah, Ramita. 2011.
“Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha KSU Mekar Surya
Karanganyar Tahun 2010 ”. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Kurniawan, Denny K dan Lestari, Putu V. 2011. “Rasio Keuangan Sebagai Dasar
Penilaian Kinerja Keuangan Pada KPN “Dharma Wiguna” Denpasar”. Diakses 17 Februari 2016, http:download.portalgaruda.orgarticle.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Munaldus, Karlena Y., Yohanes, R.J., Saniansah, B. Hendi. 2012. Credit Union:
Kendaraan Menuju Kemakmuran Praktik Bisnis Sosial Model Indonesia. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Muljono, Djoko. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajeman: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI