Perencanaan Kapasitas Awal Umur Rencana Hingga Akhir Umur

empat lajur dua arah tak terbagi 42 UD, guna memperoleh kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.

4.4.1.2 Perencanaan Kapasitas Awal Umur Rencana Hingga Akhir Umur

Rencana Pelebaran jalan direncanakan menjadi empat lajur dua arah tak terbagi 42 UD yang per lajur menjadi 3 m, dengan lebar bahu masing – masing 1,50 m, dari lebar jalan eksisting 6 m menjadi 12 m 4 lajur. Pelebaran jalan dengan lebar lajur yang sama, maka tidak merubah as jalan yang sudah ada. Berikut langkah – langkah analisa perhitungan pelebaran kapasitas jalan menjadi empat lajur dua arah tak terbagi 42UD menggunakan MKJI tahun 1997, diantaranya : a. Menentukan kapasitas dasar Co. Kapasitas dasar jalan dapat ditentukan dengan melihat kondisi geometrik pada segmen Jalan Sidoarjo – Krian Sta 6+650 – 12+100 Dari tabel 2.5, untuk tipe jalan 42 UD dengan tipe alinyemen datar, didapatkan nilai Co = 1700 smpjam. b. Menentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas FCw = dari tabel 2.6 untuk tipe jalan 42 UD jalan arteri dengan lebar efektif per jalur 3 meter FCw = 0.91 c. Menentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisah arah FCsp. Pemisah arah segmen Jalan Sidoarjo - Krian adalah 50-50 dengan lebar per lajur 3 meter. Dari tabel 2.7, untuk jalan 42UD dengan pemisah arah 50-50, didapatkan nilai FCsp = 1,00 105 d. Menentukan faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping FCsf. Pada segmen Jalan Sidoarjo - Krian pada Sta 6+650 – 12+100 untuk umur rencana 5 tahun mendatang diperkirakan masih terdapat desa, kegiatan permukiman dan angkutan lokal sehingga kelas hambatan samping masih dapat digolongkan pada kelas hambatan samping sedang. Dari tabel 2.8, untuk tipe jalan 42 UD dengan kelas hambatan samping sedang dan direncanakan lebar bahu efektif 1,50 meter, didapatkan nilai FCsf = 0,94. e. Menentukan nilai kapasitas pada kondisi lapangan dengan persamaan 2.14 kapasitas C pada ruas Jalan Sidoarjo - Krian dihitung dengan rumus : C untuk 1 lajur = Co x FCw x FCsp x FCsf = 1700 x 0,91 x 1,00 x 0.94 = 1454 smpjam C untuk 4 lajur = 1454 x 4 = 5816 smpjam f. Menentukan Derajat Kejenuhan Ds Dengan persamaan 2.15, maka dapat dihitung derajat kejenuhan pada tahun 2010 dengan rumus : Ds = QC dan Q adalah Volume jam puncak x emp Perhitungan derajat kejenuhan pada awal umur rencana tahun 2010 sampai akhir umur rencana 2014, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.21 di bawah ini. 106 107 Dari hasil perhitungan derajat kejenuhan untuk kebutuhan pelebaran ruas Jalan Sidoarjo – Krian Sta 6+650 – 12+100 pada awal rencana tahun 2010 didapatkan kondisi jalan tidak jenuh DS = 0,44 DS 0,75, maka jalan mampu menampung arus lalu lintas, sehingga pada awal umur rencana tidak diperlukan pelebaran jalan. Hasil perhitungan derajat kejenuhan untuk perencanaan kapasitas segmen Jalan Sidoarjo – Krian Sta 6+650 – 12+100 pada 5 tahun umur rencana tahun 2014, diketahui bahwa segmen jalan diperoleh DS = 0.60 DS 0,75. Maka secara perhitungan teknis kondisi jalan tersebut sudah mampu menampung beban kendaraan berat maupun kendaraan ringan pada akhir umur rencana 5 tahun mendatang. Dalam paduan buku Pedoman Perencanaan Perkerasan Lentur Bina Marga untuk perkerasan lentur minimal direncanakan 5 tahun, sehingga jika ditinjau dari kinerja derajat kejenuhan, maka sudah memenuhi prasyarat perencanaan perkerasan lentur. Untuk pelebaran Jalan Sidoarjo - Krian memprediksi secara tepat untuk pertumbuhan sampai dengan akhir umur rencana 5 tahun, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah perhitungan teknis jalan tersebut sudah mampu memenuhi derajat kejenuhan pada 5 tahun umur rencana. Maka sampai dengan umur rencana pada tahun 2014 belum memerlukan pelebaran jalan. 108

4.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Pelebaran Jalan.

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN STABILISASI KAPUR UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN GRESIK-LAMONGAN (Sta. 27+ 250 – Sta. 32 + 550).

0 0 116

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

1 13 125

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 16

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 1

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 4

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DENGAN JENIS PERKERASAN LENTUR

2 26 6

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERENCANAAN JALAN LINGKAR BARAT KEPANJEN STA 0+000 – 4+232 KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN LENTUR

0 4 300