Karakteristik Lalu – Lintas. Geometrik Jalan.

6. Fungsi Jalan Dan Guna Lahan. Kelas fungsional jalan dapat mempengaruhi kecepatan arus bebas. Menurut Undang-Undang Tentang Jalan No. 13 tahun 1980, antara lain : a. Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan sejumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. b. Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. c. Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

2.4.2 Karakteristik Lalu – Lintas.

Kapasitas jalan yang akan direncanakan tergantung dari komposisi dan volume lalu lintas pemakai jalan pada segmen Jalan Sidoarjo – Krian Sta 6+650 – 12+100, oleh karena itu dibutuhkan analisis data lalu lintas. Besarnya volume atau arus lalu lintas diperlukan untuk menentukan jumlah dan lebar lajur pada satu jalur jalan. Jenis kendaraan digunakan untuk menentukan kelas beban atau MST Muatan Sumbu Terberat. Unsur lalu lintas di atas roda disebut kendaraan dalam satuan unit. 1. Kendaraan Rencana. a. kendaraan ringan kecil LV : kendaraan bermotor dengan dua as 4 roda dengan jarak as 2,0 – 3,0 meter, seperti mobil penumpang, pick up, mikrolet. 24 b. Kendaraan sedang MHV : kendaraan bermotor dengan dua gandar dengan jarak 3,5 – 5,0 meter, seperti bus kecil, truk dengan dua as enam roda. c. Kendaraan berat besar LB-LT.  Bus besar LB. Bus dengan dua gandar atau tiga gandar dengan jarak as 5,0 – 6,0 meter.  Truk berat LT. Truk tiga gandar dan truk kombinasi tiga, jarak antar gandar gandar pertama ke dua 3,5 meter. d.Distribusi beban sumbu pada masing-masing kendaraan rencana, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.7 di bawah ini. Gambar 2.7 Distribusi Beban Sumbu. 25 2. Komposisi Lalu Lintas, Arus Dan Pemisah Arah. Komposisi lalu lintas mempengaruhi hubungan antara arus dan kecepatan. a. Satuan Mobil Penumpang smp adalah satuan arus lalu - lintas dari berbagai jenis kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan, maka kecepatan kendaraan ringan dan kapasitas smpjam tidak terpengaruh komposisi lalu lintas. b. Ekivalensi Mobil Penumpang emp adalah faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang sehubungan dengan pengaruh perilaku lalu lintas. Dilihat pada tabel 2.3 dan 2.4. Tabel 2.3 Ekivalensi Kendaraan Penumpang emp Untuk Dua –Lajur Tak Terbagi 22 UD. emp Tipe Alinyemen Arus Total kendjam MHV LB LT MC 6m MC 6-8m MC 8m Gunung Datar 450 900 ≥1350 800 1.350 ≥1900 3,5 3,0 2,5 1,9 1,2 1,8 1,5 1,3 2,5 3,2 2,5 2,2 1,2 1,8 1,6 1,5 6,0 5,5 5,0 4,0 1,8 2,7 2,5 2,5 0,6 0,9 0,7 0,5 0,8 1,2 0,9 0,6 0,4 0,7 0,5 0,4 0,6 0,9 0,7 0,5 0,2 0,4 0,3 0,3 0,4 0,6 0,5 0,4 Sumber : MKJI untuk jalan luar kota tahun 1997 hal 6-44. 26 Tabel 2.4 Ekivalensi Kendaraan Penumpang emp Untuk Empat Lajur Tak Terbagi 42 UD. emp Tipe Alinyemen Jalan Tak Terbagi Total kendjam MHV LB LT MC Datar 0 1700 3250 ≥ 3950 1,2 1,4 1,6 1,3 1,2 1,4 1,7 1,5 1,6 2,0 2,5 2,0 0,5 0,6 0,8 0,5 Bukit 0 1350 2500 ≥ 3150 1,8 2,0 2,2 1,8 1,6 2,0 2,3 1,9 4,8 4,6 4,3 3,5 0,4 0,5 0,7 0,4 Gunung 0 1000 2000 ≥2700 3,2 2,9 2,6 2,0 2,2 2,6 2,9 2,4 5,5 5,1 4,8 3,8 0,3 0,4 0,6 0,3 Sumber : MKJI untuk jalan luar kota tahun 1997 hal 6-44.

c. Faktor K adalah fakor pengubah dari LHRT menjadi arus lalu lintas jam

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN STABILISASI KAPUR UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN GRESIK-LAMONGAN (Sta. 27+ 250 – Sta. 32 + 550).

0 0 116

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

1 13 125

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 16

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 1

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 4

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DENGAN JENIS PERKERASAN LENTUR

2 26 6

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERENCANAAN JALAN LINGKAR BARAT KEPANJEN STA 0+000 – 4+232 KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN LENTUR

0 4 300