1.5 22 UD Kapasitas Dasar smpjam.

2. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisahan Arah FCsp. Pemisah arah adalah pembagian arah arus pada jalan dua arah dinyatakan sebagai presentase dan arus total pada masing-masing arah. Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah dapat dilihat pada tabel 2.7. Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Pemisahan Arah. Pemisahan Arah SP- 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30 22 UD 1.0 0.97 0.94 0.91 0.88 FCsp 42 UD 1.0 0.975 0.945 0.925 0.90 Sumber: MKJI Tahun 1997 untuk jalan luar kota, hal 6-67. 3 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping FCsf Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping tergantung pada lebar efektif bahu jalan dan kegiatan samping ruas jalan. Nilai dari faktor hambatan samping dapat sebagai fungsi dari lebar bahu dapat dilihat pada tabel 2.8 dan kelas hambatan samping pada tabel 2.9 Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping FCsf. Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping FCsf Lebar Bahu Efekif Tipe Jalan Kelas Hambatan Samping 0.5

1.0 1.5

2.0 22 UD

42 UD VL L M H VH 0.97 0.93 0.88 0.84 0.80 0.99 0.95 0.91 0.87 0.83 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88 1.02 1.00 0.98 0.95 0.93 Sumber: MKJI Tahun 1997 untuk jalan luar kota, hal 6-68. 30 Tabel 2.9 Kelas Hambatan Samping. Kelas Hambatan Samping Kode Frekuensi Berbobot Dari Kejadian Kedua Sisi Kondisi Khas Sangat rendah VL 50 Pedesaan: pertanian atau belum berkembang Rendah L 50 – 150 Pedesaan: bangunan dan kegiatan samping jalan Sedang M 150 – 250 Kampung: kegiatan pemukiman Tinggi H 250 – 350 Kampung: kegiatan pasar Sangat tinggi VH 350 Hampir perkotaan: banyak pasar atau kegiatan niaga Sumber: MKJI Tahun 1997 untuk jalan luar kota, hal 6-10. 4 Kapasitas Pada Kondisi Lapangan. Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi tertentu. Rumus: C = Co x FCw x FCsp x FCsf ................................... pers 2.14 Dimana: C = Kapasitas smpjam. Co = Kapasitas dasar smpjam. FCw = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas. FCsp = Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah. FCsf = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping. 31 2.5.2 Kecepatan Arus Bebas. Kecepatan arus bebas adalah kecepatan pada saat arus nol, sesuai kecepatan pengemudi tanpa halangan kendaraan bermotor lain di jalan. 1 Kecepatan Arus Bebas Dasar. Kecepatan arus bebas dasar kendaraan dapat dilihat pada tabel 2.10 dan 2.11 Tabel 2.10 Kecepatan Arus Bebas Dasar Untuk Luar Kota FVo Pada Tipe Alinyemen Biasa. Sumber: Sumber :MKJI 1997 hal 6-55. Kecepatan Arus Bebas Dasar kmjam Tipe JalanTipe Alinyemen Kelas Jarak Pandang Kendaraan Ringan LV Kendaraan Berat Menengah MHV Bus Besar LB Truk Besar LT Sepeda Motor MC Dua Lajur Tak Terbagi - Datar SDC: A - Datar SDC: B - Datar SDC : C - Bukit - Gunung 68 65 61 61 55 60 57 54 52 42 73 69 63 62 50 58 55 52 49 38 55 54 53 53 51 Empat Lajur Tak Terbagi - Datar - Bukit - Gunung 74 66 58 63 54 43 78 65 52 60 50 39 60 56 53 32 Tabel 2.11 Kecepatan Arus Bebas Dasar Kendaraan Ringan Sebagai Fungsi Dari Alinyemen Jalan 22 UD. Kecepatan Arus Bebas Dasar LV, 2 Lajur 2 Arah Lengkung Horizontal radkm Naik+Turun mkm 0,5 0,5-1 1-2 2-4 4-6 6-8 8-10 5 15 25 35 45 55 65 75 85 95 68 67 66 65 64 61 58 56 54 52 65 64 64 63 61 58 56 54 52 50 63 62 62 61 60 57 55 53 51 49 58 58 57 57 56 53 51 50 48 46 52 52 51 50 49 48 46 45 43 42 47 47 47 46 45 44 43 42 41 40 43 43 43 42 42 41 40 39 38 37 Sumber: MKJI 1997 hal 6-56. 2. Penyesuaian Kecepatan Arus bebas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.1. Tabel 2.12 Penyesuaian Kecepatan Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas FVw Pada Berbagai Tipe Alinyemen. FVw kmjam Tipe Jalan Lebar Efektif Jalur Lalur Lintas Wc-m Datar : SDC=A,B -Bukit : SDC=A,B,C - Datar : SDC= C Gunung Dua- Lajur- Tak Terbagi Per lajur 5 6 7 8 9 10 11 -11 -3 1 2 3 3 -9 -2 1 2 3 3 -7 -1 1 2 2 33 FVw kmjam Tipe Jalan Lebar Efektif Jalur Lalur Lintas Wc-m Datar : SDC=A,B -Bukit : SDC=A,B,C - Datar : SDC= C Gunung Empat Lajur- tak terbagi Per Lajur 3 3 3 -3 -1 -2 -1 -1 -1 Sumber: MKJI 1997 hal 6-57. 3. Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Hambatan Samping Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.13. Tabel 2.13 Faktor Penyesuaian Kecepatan Akibat Hambatan Samping Dan Lebar Bahu FFVsf. Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping dan Lebar Bahu Lebar Bahu Efektif Ws m Tipe jalan Kelas Hambatan Samping SFC 0,5 m 1,0 m 1,5 m 2,0 m Sangat rendah 1,00 1,00 1,00 1,00 Rendah 0,96 0,97 0,97 0,98 Sedang 0,91 0,92 0,93 0,97 Tinggi 0,85 0,87 0,88 0,95 22 UD Sangat tinggi 0,76 0,79 0,82 0,93 Sangat rendah 1,00 1,00 1,00 1,00 Rendah 0,96 0,97 0,97 0,98 Sedang 0,92 0,94 0,95 0,97 Tinggi 0,88 0,89 0,9 0,96 42 UD Sangat tinggi 0,81 0,83 0,85 0,95 Sumber: MKJI hal 6-58. 34 4. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Kelas Fungsional Jalan FFVrc Penyesuaian Kecepatan Arus bebas Akibat Kelas Fungsional Jalan dapat dilihat pada tabel 2.14 Tabel 2.14 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Kelas Fungsional Jalan FFVrc. Faktor Penyesuaian FFVrc Pengembangan Samping Jalan Type Jalan 0 25 50 75 100 22 UD Arteri Kolektor 1,00 0,94 0,98 0,93 0,97 0,91 0,96 0,90 0,94 0,88 42 UD Arteri Kolektor 1,00 0,97 0,99 0,96 0,97 0,94 0,96 0,93 0,945 0,915 Sumber: MKJI hal 6-59.

2.5.3 Derajat Kejenuhan DS.

Dokumen yang terkait

Evaluasi Tebal Lapis Perkerasan Lentur Manual Desain Perkerasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Dengan Menggunakan Program Kenpave

17 135 102

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN STABILISASI KAPUR UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN GRESIK-LAMONGAN (Sta. 27+ 250 – Sta. 32 + 550).

0 0 116

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO.

1 13 125

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 16

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 1

Analisa Perkuatan Tanah Dengan Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Tol Medan Kualanamu (STA 35 + 901) Dengan Metode Elemen Hingga

0 0 4

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DENGAN JENIS PERKERASAN LENTUR

2 26 6

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERENCANAAN JALAN LINGKAR BARAT KEPANJEN STA 0+000 – 4+232 KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN LENTUR

0 4 300