Produk bank adalah jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasbah. Produk bank terdiri dari simpanan giro, tabungan dan deposito, pinjaman
kredit, atau jasa bank linnya seperti transfer, kliring, inkaso, safe, deposito box, kartu kredit, letter of kredit, bank garansi, traveler cheque, bank draf, dan jasa – jasa bank
lainnya.
2.1.3.2. Tujuan Pemasaran Bank
Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha mengandung maksus dan tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini disesuaiakan dengan
keinginan pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Badan usaha dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai dapat dilakukan dengan bebagai pertimbangan matang
kemudian ditetapkan cara – cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pratiknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang. Dalam jngka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian
pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatau perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Kasmir 2004;66, tujuan pemasaran bank adalah untuk :
1 Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk memebeli produk yang ditawarkan abnk secara berulang – ulang.
2 Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui kberbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadai ujung tombak pemasarannya selanjutnya karena kepuasan ini akan ditularkan kepada
nasabah lainnyamelalui ceritanya getuk tular 3
Memaksimumkan pilihan ragam produk dalam arti bank menyediakan berbagai produk jenis bank sehingga nasabah memiliki bebagai ragam pilihan
pula. 4
Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efiisien.
2.1.3.3. Jenis – jenis Bank
Menurut kasmir 2004;17, adapun jenis perbanakan dewasa ini ditinjau dari berbagai segi antara lain :
1. Dilihat dari segi fungsinya
Menurut undang – undang pokok perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya undang – undang RI Nomor 10 Tahun 1998
maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari : A.
Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau bedasarkan prInsip syariah islam yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya
dapat dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, bahkn luar negeri cabang.
B. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau bedasarkan prinsip syariah.
Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran wilayah operasinya dapat dlakukan diseluruh wilayah
Indonesia dan luar negeri. Artinya perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank
umum.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikanya
Kepemilikan ini dapat dilihat dari ake pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan
adalah : A.
Bank milik pemerintah Merupakan bank yang akte pendiriannya maupun modal bank ini
sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank – bank milik
pemerintah adalah : a.
Bank Negara Indonesia BNI b.
Bank Rakyat Indonesia BRI c.
Bank Mandiri B.
Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional. Contoh bank – bank milik swasta nasional adalah :
a. Bank Bumi Putera
b. Bank Central Asia BCA
c. Bank Danamon
d. Bank Niaga
e. Dan bank swasta lainnya
C. Bank Milik Koperasi
Merupakan bank yang kepemilikan saham – sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hokum koperasi. Contoh bank ini adalah :
Bank Umum Koperasi Indonesia Bank Bukopin D.
Bank Milik Asing Merupakan bank yang kepemilikannya 100 oleh pihak asing luar
negeri di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri baik swasta asing maupun pemerintah asing. Contoh
Bank asing antara alain : a.
ABN AMRO Bank b.
American Express Bankmilik Amerika c.
Bank of Tokyo milik Tokyo d.
HSBC milik Hongkong
e. Dan bank asing lainnya
E. Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang sahamnya dimilki oleh dua belah pihak yaitu dalam negeri dan luar negeri. Contoh bank campuran adalah :
a. Sumitomo Niaga Bank
b. Bank Sakura Swardana
c. Bank finconesia
d. Bank merincorp
e. Dan bank milik campur lainnya
3. Dilihat dari Segi Status
Artinya, jenis ini dilihat dari segi kemampuan melayani masyrakat, terutama bank umum. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian bedasarkan
kedudukan atau status bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut :
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa. 4.
Dilihat dari segi cara menentukan harga Dalam menentukan harga, bank terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu :
A. Bank berdasarkan prinsip konvesional Barat
Dalam mencari keuntungan dan menentukan haraga kepada nasabahnya, bank yang bedasarkan prinsip konvesional menggunakan
2 metode yaitu : a
Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula untuk
produk pinjaman kredit juga ditentukan bedasarkan tingkat suku bunga tertentu. Dikenal dengan istilah spread based.
b Untuk jasa – jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya – biaya dalam nominal atau presentase tertentu. Dikenal dengan istilah
fee based
B. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah Islam
Dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional bank ini bedasarkan Prinsip Syariah yaitu aturan
perjanjian bedasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiyaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang bedasarkan Prinsi Syariah adalah sebagai berikut :
a Pembiyaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah
b Pembiyaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
musharakah c
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah
d Pembiyaan barang modal bedasarkan sewa murni tanpa pilihan
ijarahAtau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah
wa iqtina
2.1.2. Jasa
Menurut nirwana 2004;4, jasa memiliki definisi sebagai suatu barang atau produk yang sifatnya tidak dapat dipegang secara fisik. Tetapi keberadaan jasa
tersebut merupakan bentuk manfaat yang dapat dirasakan oleh yang memanfaatkan jasa tersebut.
Sedangkan menurut Philip kotler yang dikutip oleh husein umar 2003;3, jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak, yang
pada dasarnya bersifat intangible tidak berbentuk fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisk maupun
tidak. Bedasrakan definisi di atas, kiranya produk yang ditawarkan perusahaan dapat
dibedakan secara umum kedalam lima kategori, yaitu produk fisik murah, produk fisik yang disertai jasa pendukung, produk hybrid diamana posisi barang dan jasa
relatife berimbang, jasa utama yang didukung oleh barang, dan jasa murni.
2.1.2.1. Pemasaran Jasa
Konsep pemasaran jasa menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuanya dalam
mengindentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaranya dan memberikan kepuasan yang diharakan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaingnya.
Menurut Fandy Tjiptono 2005;30, pemasaran jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan oleh pemasar untuk bentuk karakteristik jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan. Pemasaran jasa tidak bisa dilepaskan dari dinamika situasi dan kondisi sejumlah factor eksternal yang melingkupinya.
Menurut yazid 2001;14, pemasaran jasa adalah sebagai suatu sistem atau merupakan penggabungan dari sistem operasi dan sistem penyajian jasa dengan
media yang dipakai untuk mengkomunikasi jasa kepada konsumen. Sedangkan menurut Alma Buchari 2000;204, pemasaran jasa merupakan layanan
yang diberikan kepada konsumen dalam hubungannya dengan produk tertentu. Pemasaran jasa dipandang sebagai suatu sistem, maka akan terdiri dari sistem
bisnis jasa dan elemen – elemen yang memeberi kontribusi kepada pandangan konsumen terhadap organisasi secara keseluruhan.
Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut bauran pemasaran jasa adlah elemen – elemen lain diluar bauran pemasaran
produk,harga,lokasi dan promosi yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dengan memuaskan konsumen jasa, elemen – elemen terbesut
adalah orang people or participant, lingkungan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik physical eddence dan proses jasa itu sendiri process. Akan tetapi
karena pemasaran jasa lebih banyak unsure intangibelnya, tidak dapat diraba karena sifatnya tidak berwujud hanya dapat dirasakan manfaat dan kegunaannya oleh
konsumen sehingga para konsumen mempunyai suatu batasan tersendiri di dalam menilai produk yang ditawarkan.
2.1.2.2. Jasa Perbankan