Kedua pernyataan ini berdasarkan dimensi Emphaty direkomendasikan untuk melakukan perbaikan terhadap pernyataan yang dinilai masih belum
memuaskan bagi pasien, tetapi dengan status prioritas rendah.
d. Kuadran IV Berlebihan
Pernyataan yang berada pada kuadran ini dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya, hal ini terutama disebabkan karena pasien menganggap
pelayanan yang dilakukan tidak terlalu penting, tapi sangat memuaskan bagi pasien. Pernyataan yang termasuk pada kuadran IV dijelaskan sebagai berikut.
1 Reliability
Pernyataan tentang kualitas pelayanan yang terdapat pada kuadran IV dimensi Reliability sebanyak 2 pernyataan, yaitu petugas bersedia membantu
pengurusan prosedur administrasi obat 10 pernyataan, dan petugas pelayanan obat memberikan informasi lamanya pemakaian obat kepada pasien 12
pernyataan. Kedua kualitas pelayanan ini berdasarkan dimensi Reliability dinilai
berlebihan dalam pelaksanaannya. Hal ini terutama disebabkan karena pasien menganggap pelayanan yang dilakukan tidak terlalu penting, tapi sangat
memuaskan bagi pasien. 2
Tangible Pernyataan tentang kualitas pelayanan yang terdapat pada kuadran IV
dimensi Tangbile sebanyak 3 pernyataan, yaitu pada Puskesmas terdapat papan petunjuk “kamar obat” atau “apotek” pernyataan 1, penampilan petugas selalu
rapi pernyataan 3, dan tersedia nomor antrean pada proses pendaftaran pelayanan kesehatan pernyataan 8.
Ketiga kualitas pelayanan ini berdasarkan dimensi Tangible dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya. Hal ini terutama disebabkan karena pasien
menganggap pelayanan yang dilakukan tidak terlalu penting, tapi sangat memuaskan bagi pasien.
C.
Kesesuaian Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Ngemplak I dengan Pedoman Pelayanan Kefarmasian Puskesmas tahun 2006
Kesesuaian pelayanan kefarmasian yang dilaksanakan pada Puskesmas Ngemplak I dengan Pedoman Pelayanan Kefarmasaian dapat dijelaskan dalam
dua pokok pembahasan yaitu pengelolaan Sumber Daya dan Pelayanan Farmasi Klinik.
1. Pengelolaan Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia SDM
Sumber Daya Manusia yang melakukan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas Ngemplak I adalah seorang apoteker sejak tahun 2005. Pekerjaan
kefarmasian ini dibantu oleh dua asisten apoteker. Hal tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian khususnya pada pasal 20 menyebutkan, bahwa dalam melaksanakan pekerjaan pada sarana pelayanan kefarmasian apoteker dapat dibantu oleh
apoteker pendamping dan atau pun tenaga teknis kefarmasian.
Informasi yang dihimpun peneliti dari Kepala Puskesmas menyebutkan, bahwa ada kebijakan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman untuk Puskesmas
yang memiliki fasilitas Rawat Inap dan Rawat Jalan harus memiliki apoteker. Hal ini disebabkan keberadaan apoteker di Puskesmas sangat penting dalam
mendukung proses pelayanan kefarmasian agar dapat berjalan secara optimal. Selain itu, informasi yang diperoleh dari petugas pelayanan obat sendiri
menyebutkan bahwa apoteker merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan pelayanan obat di Puskesmas. Pengelolaan obat lebih
mendalam jika yang menangani seorang apoteker. Tugas utama Apoteker di Puskesmas sebagai penanggung jawab pengelolaan obat secara keseluruhan dan
berperan penting pada farmasi klinik di Puskesmas. Sebagai akibat dari adanya tenaga farmasi apoteker di Puskesmas, maka Puskesmas Ngemplak I dapat
memberikan pelayanan kefarmasian secara optimal. Petugas pelayanan obat dapat berkomunikasi secara baik dengan pasien. Komunikasi tersebut dilakukan dengan
cara memanggil nama pasien, memberikan informasi kegunaan obat, cara penggunaan obat, lama pemakaian, dan apabila diperlukan memberikan informasi
efek samping obat. Petugas pelayanan obat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pasien
dilakukan beberapa pelayanan yang terkait dengan peran dari empati petugas, diantaranya petugas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dengan
penyampaian menggunakan Bahasa Indonesia atau pun Bahasa Jawa tergantung dari pasiennya, petugas pelayanan obat bersikap ramah kepada pasien tanpa
membeda-bedakan status kepersertaan pasien, petugas pelayanan obat
mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian, khusus untuk apoteker dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengulang kembali cara
penggunaan obat kepada pasien apabila pasien belum bisa memahami atau terlihat masih bingung. Di akhir pelayanan petugas kamar obat biasanya mengucapkan
semoga lekas dan terkadang mengucapkan terima kasih. Apabila ditelaah lebih dalam maka keberadaan apoteker di Puskesmas
dengan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian sangat penting. Hal ini sesuai dengan tujuan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien yaitu
terselenggaranya pelayanan kefarmasian sesuai dengan harapan pasien.
b. Prasarana dan Sarana