Pelaksanaan Rintisan SMP Bertaraf Internasional

Apabila mengacu pada visi pendidikan nasional, maka karakteristik visi SBI adalah “Terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional”. Visi ini memiliki implikasi bahwa penyiapan manusia bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara intensif, terarah, terencana dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan oleh bangsa- bangsa lain. Maka dari itu misi SBI adalah mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global. Misi ini direalisasikan melalui kebijakan, rencana, program dan kegiatan SBI yang disusun secara cermat, tepat, futuristic, dan berbasis demand-driven. Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional sekaligus. Lulusan yang berkelas nasional secara jelas telah dirumuskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dan dijabarkan dalam PP 19 Tahun 2005, dan lebih dirincikan lagi dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SKL, serta dalam Kebijakan Depdiknas Tahun 2007 tentang “Pedoman Penjaminan Mutu SekolahMadrasah Bertaraf Internasional pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah”. Tolok ukur atau karakteristik SBI adalah sekolah harus mampu memenuhi delapan unsur pokok Standar Nasional Pendidikan yang dijabarkan dalam standar indikator-indikator kinerja kunci minimal sebagai jaminan mutu pendidikannya yang telah berstandar nasional. Di samping itu, sekolah juga harus mampu memenuhi indikator-indikator kinerja kunci tambahan sebagai plus-nya, yaitu indikator-indikator kinerja sekolah yang berstandar internasional dari salah satu negara OECD danatau dari negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan dalam bidang pendidikan. Tabel 2.1 Karakteristik Esensial SMP-BI sebagai Penjamin Mutu Pendidikan Bertaraf Internasional No Objek Penjaminan Mutu Unsur Pendidikan Dalam Standar Nasional Pendidikan Indikator Kinerja Kunci Minimal Dalam Standar Nasional Pendidikan Indikator Kinerja Kunci Tambahan Sebagai X-nya I Akreditasi Berakreditasi A dari BAN Sekolah dan Madrasah Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu lembaga akreditasi pada salah satu negara anggota OECD danatau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. II Kurikulum, Standar Kompetensi Lulusan SKL dan Prestasi Internasional Menerapkan KTSP Sekolah telah menerapkan sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK dimana setiap siswa dapat mengakses transkipnya masing-masing. Memenuhi standar isi Muatan pelajaran isi dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu Negara diantara 30 negara anggota OECD danatau dari negara maju lainnya. Memenuhi SKL Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP. Prestasi Internasional Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi Sains, Matematika, Teknologi, Seni dan Olah Raga. III Proses Pembelajaran Memenuhi Standar Proses Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator. Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara OECD danatau dari negara maju lainnya. Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua sampel Pembelajaran pada mapel IPA, Matematika, dan lainnya dengan Bahasa Inggris, kecuali mapel Bahasa Indonesia. IV Penilaian Memenuhi Standar Penilaian Sistemmodel penilaian telah diperkaya dengan sistemmodel penilaian dari sekolah unggul diantara salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD danatau negara maju lainnya. V Pendidik Memenuhi Standar Pendidik Guru Sains, Matematika, dan teknologi mampu mengajar dengan Bahasa Inggris. Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK. Minimal 20 guru berpendidikan S2S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A. VI Tenaga Kependidikan Memenuhi Standar Tenaga Kependidik- an Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari Perguruan Tinggi yang program studinya terakreditasi A. Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah. Kepala sekolah mampu Berbahasa Inggris secara aktif Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan entreprenual yang kuat. VII Sarana dan Prasarana Memenuhi Standar Sarana dan Prasarana Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK. Sarana perpustakaan telah dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia. Dilengkapi dengan ruang multimedia, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dll. VIII Pengalolaan Memenuhi Standar Pengelolaan Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya 2001, dst dan ISO 14000. Merupakan sekolah multi kultural. Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertarafberstandar internasional di luar negeri. Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dll. Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah. IX Pembiayaan Memenuhi Standar Pembiayaan Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan. Sumber : Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional. Tabel 2.2 Standar atau Karakteristik Umum Kinerja SBI pada Jenjang Pendidikan SMP No Komponen Standar SBI Khusus di SMP A Output sekolah 1. Keberhasilan lulusan yang melanjutkan ke sekolah internasional dalam negeri maupun luar negeri dengan berkepribadian bangsa Indonesia. 2. Tingkat DO nol . 3. Menguasai dan terampil menggunakan TIK. 4. Mampu debat dengan menggunakan Bahasa Inggris. 5. Terdapat juara internasional dalam bidang: olah raga, kesenian, kesehatan, budaya, dll. 6. Mampu menyelesaikan tugas-tugas dan mengumpulkan portofolio dengan baik. 7. Mampu menyampaikanmendemonstrasikan tugas- tugas dari gurusekolah. 8. Mampu melaksanakan eksperimen dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan. 9. Mampu menemukanmembuktikan pengalaman belajarnya dengan berbagai karya. 10. Mampu menulis dan mengarang dengan bahasa asing atau dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 11. Memperoleh kejuaraan olimpiade internasional dalam bidang: Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, dan atau lainnya ditunjukkan dengan sertifikat internasional. 12. Nilai Ujian Akhir Nasional rata-rata tinggi 8,0. 13. Memiliki kemampuan penguasaan teknologi dasar. 14. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik secara individual, kelompokkolektif lokal, nasional, regional, dan global dengan bukti ada piagam kerjasama atau MOU yang dilakukan oleh lulusan. 15. Memiliki dokumen lulusan tentang karya tulis, persuratan, administrasi sekolah, penelitian, dll dalam bahasa asing atau dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 16. Memiliki dokumen dan pelaksanaan pengelolaan kegiatan belajar secara baik ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan evaluasi dari lulusan. 17. Menguasai budaya bangsa lain. 18. Memiliki dokumen karya tulis, nilai, dll tentang pemahaman budaya bangsa lain dari lulusan. 19. Memiliki pemahaman terhadap kepedulian dengan lingkungan sekitar sekolah, baik lingkungan sosial, fisik maupun budaya. 20. Memiliki berbagai karya-karya lain dari lulusan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, bangsa, dll. 21. Terdapat usaha-usaha dan atau karya yang mencerminkan jiwa kewirausahaan lulusan. B Proses 1. Proses belajar mengajar 1 Memiliki program-program yang menumbuhkan krestivitas siswa, guru, dll. 2 Menerapkan beberapa strategi PBM: student centered, reflective learning, active learning, enjoyable dan joyful learning, cooperative learning, quantum learning, learning evolution, dan contextual learning. 2. Manajemen 3 Memiliki RPS: renstra rencana strategis jangka panjang. 4 Memiliki RPS: renop rencana operasional satu tahunan. 5 Memiliki kemitraan dan dukungan komite sekolah dalam hal: bantuan dana. 6 Memiliki kemitraan dan dukungan komite sekolah dalam hal: bantuan barangbenda. 7 Terdapat kemitraan dan dukungan komite sekolah dalam hal: bantuan lainnya. 8 Menerapkan MBS: terdapat dokumen pelaporan program dan keuangan yang mencerminkan transparansi dan akuntabel. 9 Melaksanakan manajemen sekolah menurut aspek dan fungsinya yang mengarah pada ISO 9000:2001. 3. Kepemimpinan 10 Memiliki publikasi rumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah. 11 Memiliki suasanabudaya sekolah yang menjamin terjadinya PBM yang kondusif. 12 Memiliki penerapan demokratis di sekolah. 13 Memiliki pembagian tugas, pemberian pekerjaan dan tanggung jawab yang jelas kepada warga sekolah. 14 Memiliki usaha-usaha sekolah yang mengarah kepada keuntungan ekonomi untuk membantu penyelenggaraan sekolah. C Input 1. Kurikulum 1 Memiliki dokumen kurikulum sekolah KTSP lengkap silabus, RPP, dan Bahan ajar sesuai SNP dan juga terdapat dokumen kurikulum yang mencerminkan kurikulum SBI. 2 Memiliki pemetaan SK dan KD yang jelas dan menunjukkan keterkaitan antara masing- masing berdasarkan tujuan SBI yang akan dicapai. 3 Memiliki tim pengembang kurikulum nasional dan internasional di sekolah. 2. Guru dan Guru BK 4 Jumlah guru terpenuhi sesuai tipe sekolah. 5 Kualifikasi guru 100 minimal S1. 6 Terpenuhi semua tingkat kewenangan dan kesesuaian guru. 7 Terpenuhi semua guru memiliki sertifikat kompetensiprofesi guru. 8 Semua guru mampu menggunakan ICT pada PBM. 9 Sebagian besar guru memiliki kemampuan Bahasa Inggris dengan TOEFL500. 3. Kepala Sekolah 10 Kualifikasi guru 100 minimal S1. 11 Memiliki sertifikat kompetensiprofesi guru dan kepala sekolah. 12 Mampu menggunakan ICT. 13 Memiliki kemampuan Bahasa Inggris dengan TOEFL 500. 14 Pengalaman kerja sebagai kepala sekolah minimal 5 tahun. 4. Tenaga pendukung: a. Pustakawan 15 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal D3. 16 Bidang pendidikan: diutamakan kepustakaan. 17 Memiliki sertifikat pustakawan. 18 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 450. 19 Pengalaman kerja sebagai pustakawan minimal 5 tahun. b. Laboran 20 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal SMASMK. 21 Bidang pendidikan: IPATeknik. 22 Memiliki sertifikat laboran. 23 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 450. 24 Pengalaman kerja sebagai laboran minimal 5 tahun. 25 Memiliki sertifikat komputer. c. Teknisi Komputer 26 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal D3. 27 Bidang pendidikan: komputerTI. 28 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 450. 29 Pengalaman kerja sebagai teknisi minimal 5 tahun. 30 Memiliki sertifikat komputer. d. Kepala TU 31 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal S1. 32 Bidang pendidikan: administrasi pendidikan. 33 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 450. 34 Pengalaman kerja sebagai tenaga adm minimal 5 tahun. 35 Memiliki sertifikat komputer. e. Tenaga administrasi Keuangan dan akuntansi 36 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal D3. 37 Bidang pendidikan: akuntansi. 38 Memiliki sertifikat sebagai akuntan. 39 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 400. 40 Pengalaman kerja sebagai tenaga adm keuangan minimal 5 tahun. 41 Memiliki sertifikat komputer. f. Tenaga administrasi Kepegawai-an 42 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal D3. 43 Bidang pendidikan: manajemen SDM. 44 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 400. 45 Pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi minimal 5 tahun. 46 Memiliki sertifikat komputer. g. Tenaga administrasi Akademik 47 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal SMA. 48 Bidang pendidikan: administrasi pendidikan. 49 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 400. 50 Pengalaman kerja sebagai tenaga adm pendidikan minimal 5 tahun. 51 Memiliki sertifikat komputer. h. Tenaga administrasi sarana prasarana 52 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal SMA. 53 Bidang pendidikan: administrasi sarana prasarana. 54 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 400. 55 Pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sarana prasarana minimal 5 tahun. 56 Memiliki sertifikat komputer. i. Tenaga administrasi kesekretariatan 57 Kualifikasi tingkat pendidikan minimal SMKSMA. 58 Bidang pendidikan: kesekretariatan. 59 Kemampuan Bahasa Inggris TOEFL 400. 60 Pengalaman kerja sebagai tenaga adm kesekretariatan minimal 5 tahun. 61 Memiliki sertifikat komputer. 5. Organisasi dan Administrasi 1 Memiliki visi, misi dan tujuan sekolah. 2 Memiliki tupoksi yang jelas. 3 Memiliki sistem administrasi lengkap. 4 Memiliki SIM yang mutakhir. 6. Sarana dan Prasarana a. Umum 1 Luas tanah 15.000 m2. 2 Luas ruang kelas 63 m2. 3 Jumlah siswa per rombongan belajar: 24 anak. 4 Memiliki fasilitas ICT per kelas per tingkat. b. Perpustakaan 5 O,2 m2siswa dan menampung 5 seluruh siswa untuk membaca dan studi. 6 Mandiri. 7 Memiliki buku teks dalam bentuk cetak atau digital untuk setiap mata pelajaran 1:1 1 buku : 1 siswa; buku referensi 1:3 1 buku: 3 siswa. 8 Berlangganan jurnal, majalah, bulletin, surat kabar, dsb. 9 Memiliki komputer untuk perpustakaan, termasuk untuk multimedia 5 buah. 10 Memiliki ruang baca yang memadai. 11 Tersedia akses internet yang terhubung dengan jaringan. c. Laboratori-um Fisika, Kimia, Bahasa, IPS 12 Memiliki satu Laboratorium fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, dan IPS. 13 Setiap Laboratorium memiliki peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan spec. 14 Luas laboratorium minimal sesuai dengan SPM dalam SNP dan ber AC untuk kapasitas maksimum 24 siswa per rombel. d. Laboratorium Komputer 15 Memiliki ruangan dengan ukuran yang memadai dan ber AC. 16 Memiliki jumlah komputer sesuai dengan rata-rata jumlah siswa maksimal 24 siswa per rombel. 17 Memiliki software yang selalu update. 18 Memiliki teknisi komputer dengan jumlah yang memadai untuk membantu pelaksanaan pembelajaran dan perawatan computer. 19 Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam Laboratorium Komputer. e. Kantin 20 Memiliki satu kantin yang dapat menampung pejajan secara memadai. 21 Memiliki mebeler yang memadai sesuai dengan jumlah pejajan. 22 Memiliki lingkungan kantin yang sehat dan bersih. 23 Menyediakan makanan bergisi, fresh dan terjangkau bagi warga sekolah. f. Auditorium 24 Memiliki ruangan dengan ukuran yang memadai dan ber AC. 25 Memiliki mebeler dan peralatan yang memadai untuk pertemuan dan untuk kegiatan siswa misalnya: pertemuan orang tua, dll. 26 Memiliki sistem penjaminan keselamatan yang memadai bagi pengguna. g. Sarana olah raga 27 Memiliki prasarana olah raga dengan ukuran yang memadai dan dapat digunakan untuk berbagai jenis kegiatan olah raga. 28 Memiliki sarana olah raga yang memadai untuk berbagai jenis kegiatan olah raga. 29 Memiliki teknisi dengan jumlah yang memadai untuk membantu pelaksanaan kegiatan dan perawatan olah raga. 30 Memiliki sistem penjaminan keselamatan yang memadai bagi pengguna sarana dan prasarana olah raga. h. Pusat belajar dan riset guru 31 Memiliki ruangan untuk sumber belajar dan riset guru dengan luas yang memadai dan yang dilengkapi dengan komputer, jaringan internet untuk guru dengan rasio 1:5 dan dilengkapi media pembelajaran. 32 Memiliki buku referensi baik cetak maupun digital bagi guru sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya. 33 Memiliki mebeler bagi guru untuk menyimpan referensi, hasil kerja, dsb. Termasuk kelompok diskusi. 34 Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam ruang administrasi. i. Penunjang administrasi sekolah 35 Memiliki ruangan dengan ukuran yang memadai. 36 Memiliki mebeler yang memadai untuk berbagi jenis administrasi. 37 Memiliki server minimum 2 buah. 38 Memiliki komputer dengan jumlah yang memadai untuk berbagai kegiatan administrasi. 39 Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam ruang administrasi. j. Unit kesehatan 40 Memiliki ruangan dengan ukuran yang memadai dan ber AC. 41 Memiliki bahan-bahan dan peralatan dasar untuk P3K. 42 Memiliki tenaga profesional yang dapat menangani pelaksanaan P3K. 43 Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam unit kesehatan. k. Toilet 44 Memiliki ruangan yang terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan ukuran yang memadai dan sesuai dengan jumlah warga sekolah. 45 Memiliki sistem sanitasi yang baik dan memadai untuk menjamin kebersihan dan kesehatan. 46 Memiliki jumlah air yang memadai untuk mendukung sistem sanitasi. 47 Memiliki teknisi dengan jumlah yang memadai untuk membantu perawatan toilet. l. Tempat bermain, kreasi dan rekreasi 48 Memiliki tempat bermain yang memadai. 49 Memiliki tempat berekreasi yang menjamin kreativitas siswa. 50 Memiliki tempat untuk rekreasi yang memadai, misalnya tanaman dan pepohonan yang rindang. m. Tempat ibadah Memiliki tempat ibadah yang memadai dan sesuai dengan agama masing-masing warga sekolah. 7. Kesiswaan 1 Penerimaan siswa baru didasarkan atas kriteria yang jelas, tegas dan dipublikasikan. 2 Memiliki program yang jelas tentang pembinaan, pengembangan, dan pembimbingan siswa. 3 Melakukan evaluasi belajar dengan cara-cara yang memenuhi persyaratan evaluasi dengan standar internasional. 8. Pembiayaan 1 Menyediakan dana pendidikan yang cukup dan berkelanjutan untuk menyelenggarakan pendidikan sekolah. 2 Menghimpunmenggalang dana dari potensi sumber dana yang bervariasi. 3 Mengelola dana pendidikan secara transparan, efisien, dan akuntabel sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. 9. Regulasi Sekolah 1 Memiliki dan menerapkan regulasi sekolah, baik yang bersifat yuridis maupun yang bersifat moral. 2 Menegaskan regulasi sekolah diterapkan secara adil dan teratur terhadap semua warga sekolah. 10. Hubungan masyarakat 3 Memiliki hubungan antara SBI-masyarakat, baik yang menyangkut substansi maupun strategi pelaksanaannya, ditulis dan dipublikasikan secara eksplisit dan jelas. 4 Melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam pendidikan di sekolah melalui strategi-strategi: 1 memberdayakan melalui berbagai media komunikasi media tertulis, pertemuan, kontak secara langsung secara individual, dsb; 2 menciptakan dan melakukan visi, misi, tujuan, kebijakan, rencana, program, dan pengambilan keputusan bersama; 3 mengupayakan jaminan komitmen sekolah-masyarakat melalui kontrak sosial; dan 4 mengembangkan model-model partisipasi masyarakat sesuai tingkat kemajuan masyarakat. 11. Kultur sekolah 1 Menumbuhkan dan mengembangkan budayakultur yang kondusif bagi peningkatan efektivitas sekolah pada umumnya dan efektivitas pembelajaran pada khususnya, yang dibuktikan oleh: berpusat pada pengembangan peserta didik lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran, profesionalisme, harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu warga sekolah; keadilan, kepastian, budaya korporasi atau kebiasaan bekerja secara kolaboratifkolektif, kebiasaan menjadi masyarakat belajar, wawasan masa s\depan yang sama, perencanaan bersama, kolegialitas, tenaga kependidikan sebagai pebelajar, budaya masyarakat belajar, pemberdayaan bersama, dan kepemimpinan transformatif dan partisipatif. 2 Memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menciptakan rasa aman, nyaman, menyenangkan, dan membangkitkan komitmen tinggi bagi warga sekolah. 3 Memiliki regulasi sekolah yang mampu menciptakan rasa keadilan dan mengacu semangat kerja ataupun berprestasi. 4 Memberikan kesempatan, hak, dan ras tanggung jawab warga sekolah sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah. 5 Menciptakan hubungan harmonis, kekeluargaan, dan sekaligus profesional dalam upaya menumbuhkan semangat kerja etos kerja yang tinggi. Sumber : Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional

F. Jenis Kelamin Siswa

Jenis kelamin yang dimaksud adalah laki-laki dan perempuan. Kartono menyebutkan 1977: 317 bahwa manusia diciptakan dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Secara psikologis laki-laki dan perempuan mengalami perkembangan yang berbeda. Sejak lahir, anak laki-laki dan perempuan dibiasakan untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan masyarakat yang semestinya dilakukan oleh laki-laki dan yang seharusnya dilakukan oleh perempuan. Seorang laki-laki mempunyai sifat yang maskulin, keras dan perkasa, sedangkan perempuan memiliki sifat yang feminim, lemah lembut dan keibuan. Menurut W.Eaton dan Enns Ormrod, 2009: 176 anak laki-laki secara tempramental cenderung lebih aktif dibandingkan dengan anak perempuan. Oleh karenanya, anak laki-laki lebih sulit duduk tenang untuk waktu lama, kurang suka membaca dan cenderung membuat ulah dikelas. Namun hal tersebut tidak berlaku secara mutlak karena pada jaman sekarang ini banyak juga laki-laki atau perempuan yang mempunyai sifat seperti lawan jenisnya. Perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan ini dapat menimbulkan perbedaan persepsi siswa antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berfikir, dan perasaan Gilarso, 1993:5.

G. Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarganya, dimana pekerjaan tersebut tidak ada yang mengatur dan dia bebas karena tidak ada etika yang mengatur 09 September 2011. Berdasarkan tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dapat digolongkan menjadi sembilan golongan Spillane, 1982:14 yaitu sebagai berikut: 1. Golongan A terdiri dari mandor, pedagang, pegawai kantor, pegawai sipil ABRI, pemilik perusahaantookpabrikperikanan, pemilik buscolt, penggarap tanahpengawas keamanan, petani pemilik tanah, peternak, tuan tanah. 2. Golongan B terdiri dari buruh nelayan, petani kecil, penebang pohon. 3. Golongan C terdiri dari ABRI Tamtama s.d Bintara, Guru SD, kepala bagian, kepala kantor pos cabang, manager perusahaan kecil, pamong praja pegawai badan hokum, pegawai negeri golongan Ia s.d Id, supervisorpengawas. 4. Golongan D terdiri dari pensiunan, tak mempunyai pekerjaan tetap, meninggal dunia. 5. Golongan E terdiri dari Guru SMP s.d SMA, juru rawat, pekerja sosial, kepala sekolah, kontraktor kecil, pegawai negeri golongan IIa s.d d, perwira ABRI Letnan II, Letnan I dan Kapten, wartawan. 6. Golongan F terdiri dari buruh tidak tetap, petani penyewa, tukangpenarik becak. 7. Golongan G terdiri dari ahli hokum, ahli ilmu tanahahli ukur tanah, apoteker, arsitek, dokter, dosenguru besar, gubernur, insinyur, kepala kantor pos pusat, kontraktor besar, manager perusahaan, menteri, pegawai negeri golongan IIa ke atas, pengarang, peneliti, penerbang, perwira ABRI mayor s.d jenderal, walikotabupati. 8. Golongan H terdiri dari pembantu, pedagang keliling, tukang cuci. 9. Golongan I terdiri dari artisseniman, buruh tetap, montir, pandai besiemasperak, penajhit, penjaga, sopir buscolt, tukang kayu, tukang listrik, tukang mesin.

H. Pendidikan Orang Tua

Ada tiga pengelompokkan pendidikan menurut Philip H Coombs Muri, 1982: 61 yaitu: 1. Pendidikan Formal Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur yang berjenjang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. 2. Pendidikan Nonformal Pendidikan Nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya dalam bentuk kursus-kursus. 3. Pendidikan Informal Pendidikan Informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel 1986: 160, pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.

I. Kerangaka Berpikir

Dalam kehidupan bermasyarakat, perempuan dan laki-laki dituntut untuk dapat berperilaku yang semestinya dilakukan oleh masing-masing individu. Dalam perilaku di sekolah siswa laki-laki cenderung lebih suka ribut di kelas, tidak memperhatikan guru saat mengajar. Sedangkan siswa perempuan lebih tenang dan mau memperhatikan guru yang sedang mengajar dan perempuan cenderung lebih peka terhadap gejala-gejala sosial. Ini dikarenakan perempuan memiliki sensitifitas dan perhatian yang tinggi daripada laki-laki. Perbedaan sifat laki-laki dan perempuan inilah yang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap pelaksanaan proses pembelajaran RSBI dalam hal pandangan, cara berpikir, perasaan dan perhatian Gilarso, 1993:5. Setiap orang tua siswa mempunyai jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini pekerjaan orang tua dibedakan menjadi PolriTNI, PNS dan wiraswasta. Orang tua yang menjadi pembuat keputusan akan menjadi panutan bagi anak-anaknya. Secara tidak langsung pekerjaan orang tua akan mempengaruhi cara mendidik anaknya. Sebagai contoh misalnya saja seorang TNIPolri akan mendidik anaknya dengan disiplin yang sangat tinggi. Berbeda dengan orang yang bekerja wiraswasta, akan mendidik anaknya dengan tingkat kedisiplinan yang relatif lebih ringan bahkan orang tua lebih santai dalam membimbing anaknya. Perbedaan inilah yang diduga dapat memberikan persepsi yang berbeda. Setiap siswa pasti mempunyai orang tua yang tingkat pendidikannya berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Tugas orang tua antara lain adalah menentukan pendidikan yang baik bagi anaknya, sekaligus mendidik anaknya agar tumbuh menjadi anak yang dapat dibanggakan. Kemampuan orang tua dalam mendidik anak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap cara pandang siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Cara pandang orang tua itu akan ditiru oleh anaknya sehingga cara pandang siswa dalam menentukan persepsinya terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua.

J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitan dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan persepsi siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di SMP berstatus RSBI ditinjau dari jenis kelamin. 2. Ada perbedaan persepsi siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di SMP berstatus RSBI ditinjau dari pekerjaan orang tua. 3. Ada perbedaan persepsi siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di SMP berstatus RSBI ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Dokumen yang terkait

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 10

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MIPA BILINGUALBAGI SISWA DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Pembelajaran MIPA Bilingual bagi siswa di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Situs di SMP Negeri 2 Purwokerto).

0 1 19

ANALISIS KESALAHAN SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SMP NEGERI 1 BOYOLALI Analisis Kesalahan Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Boyolali dalam Menyelesaikan Soal Geometri.

0 0 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta.

0 0 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta.

0 2 15

METODE PENELITIAN Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta.

0 2 17

DAFTAR PUSTAKA Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta.

0 2 4

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di Smp Negeri 5 Yogyakarta.

0 0 16

EFEKTIVITAS KINERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA YOGYAKARTA.

2 16 300

Persepsi siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Rintisan sekolah bertaraf internasional : studi kasus siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta Jl.Wardani No.1 Yogyakarta - USD Repository

0 0 127